"(Pemasok siomai) Sudah (diperiksa). Semua penyelenggara sudah kita periksa, penyedia makanan sudah kita periksa semua, termasuk korban," kata Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setianto Erning Wibowo saat ditemui wartawan, Selasa (11/2/2025).
Dari hasil pemeriksaan sementara, penyedia siomai pada Sabtu (8/2) membuat tiga pesanan di lokasi berbeda. Namun, hingga saat ini kasus keracunan dilaporkan di dua lokasi.
"Menurut penyampaian penyedia, khusus siomai, dia membuat hari itu juga ada tiga pesanan," ucapnya.
Edy bilang, pihaknya sampai saat ini sudah memeriksa 8 saksi. Meliputi penyedia makanan hingga korban.
"Sampai saat ini sudah 8 orang yang diperiksa," ujarnya.
Meski demikian, pihaknya masih menunggu hasil lab untuk menguatkan dugaan tersebut. Sebab, sampel makanan yang dikirim ke lab bukan hanya siomai, tetapi juga ada bakso dan lain sebagainya. Setidaknya beberapa hari ke depan hasil lab baru bisa diketahui.
"Kita tunggu hasil lab dulu," pungkasnya.
Diketahui, ratusan orang di Padukuhan Krasakan, Tempel mengeluh demam hingga diare usai menghadiri hajatan di kampung tersebut. Mereka diduga keracunan makanan yang disantap saat hajatan.
"Data terakhir pukul 09.34 WIB, jumlah korban sementara 151, opname 27," kata Kepala Puskesmas Tempel 1 dr Diana Kusumawati saat ditemui wartawan di Posko Kesehatan Krasakan, Tempel, Sleman, Senin (10/2).
Dari hasil pemeriksaan mayoritas warga mengeluhkan diare. Selain itu ada juga yang demam. Gejala itu sudah dirasakan warga sejak Sabtu (8/2) malam.
Petugas juga mengambil sampel makanan meliputi bakso, satai, siomai, es krim, dan krecek.
Kasus lainnya terjadi di Kapanewon Mlati. Puluhan orang diduga keracunan setelah menyantap hidangan siomay.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Pengendalian Lingkungan Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati, mengatakan kasus tersebut terjadi di Perum Sleman Permai, Sanggrahan, Tlogoadi, Mlati. Warga saat itu sedang mengadakan acara pertemuan.
"Itu kejadian usai pertemuan dasawisma PSP, Sanggrahan, Mlati pada Sabtu (8/2)," kata Yuli kepada wartawan, Senin (10/2/2025).
Dijelaskannya, dalam pertemuan itu warga menyantap sejumlah hidangan dan ada yang dibawa pulang.
"β Snack yang dimakan di tempat arem, puding, kletikan, gorengan. β Snack yang dibawa pulang siomai berisi kubis, kentang, tahu, siomai, telur separo, bumbu kacang," ujarnya.
Siomai tersebut kemudian dikonsumsi warga pada Sabtu (8/2) malam. Sementara gejala keracunan mulai terasa pada Minggu (9/2) dini hari.
Yuli bilang, hingga Senin (10/2) terdapat 36 orang yang dilaporkan mengalami gejala mual, diare, lemas, pusing, nyeri, muntah, hingga sesak napas. Mereka yang bergejala disebut setelah menyantap siomai yang dibawa pulang.
"Yang makan siomai 37 orang, yang bergejala 36 orang karena 1 orang menggoreng siomai sebelum dikonsumsi," ujarnya.
(apu/afn)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa