2 Badai Siklon Muncul di Samudera Hindia, Waspada Cuaca Ekstrem di Jogja

2 Badai Siklon Muncul di Samudera Hindia, Waspada Cuaca Ekstrem di Jogja

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 02 Feb 2025 21:13 WIB
Suasana kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Jogja pascahujan. Foto diunggah Minggu (2/2/2025).
Suasana kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Jogja pascahujan. Foto diunggah Minggu (2/2/2025). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Dua badai siklon terpantau citra satelit BMKG terbentuk di kawasan Samudera Hindia. Badai Siklon 99s dan Siklon 60s itu berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di wilayah Jogja.

Peringatan dini telah dikeluarkan oleh BMKG ke setiap instansi berwenang di daerah, salah satunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Peringatan itu berupa pemetaan dampak primer dan sekunder atas kemunculan dua siklon tropis ini.

"Benar, kami telah mendapatkan peringatan dini dari BMKG atas kemunculan dua siklon tropis. Di antaranya adalah Siklon 99s dan Siklon 60s di wilayah perairan Samudera Hindia atau selatan pulau Jawa," jelas Kepala Pelaksana BPBD DIY Noviar Rahmad saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (2/2/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam peringatan dini tersebut, disebutkan dampaknya berupa curah hujan tinggi. Selanjutnya dampak sekundernya adalah potensi tanah longsor, banjir dan hingga pohon tumbang.

Kemunculan siklon ini juga berdampak pada ketinggian air laut, berupa potensi peningkatan hingga 5 meter. Kondisi berbahaya bagi para nelayan maupun wisatawan di wilayah pesisir pantai.

ADVERTISEMENT

"Utamanya itu hujan deras dan bisa menyebabkan banjir, longsor dan pohon tumbang. Untuk laut ada potensi tinggi gelombang air laut antara 3 hingga 5 meter wilayah pantai," katanya.

Beberapa wilayah yang terpantau potensi longsor berada di kawasan perbukitan, di antaranya perbukitan Menoreh Kulon Progo dan kawasan perbukitan Prambanan, Sleman. Kedua wilayah tersebut pernah terdampak badai siklon.

Peringatan cuaca ekstrem ini terjadi selama sepekan ke depan. Sementara untuk puncak curah hujan tinggi terjadi pada 5 Februari 2025. Terjadi hampir merata di seluruh wilayah Jogja.

"Peringatan dini sejak 1 Februari hingga sepekan ke depan. Untuk perkiraan puncaknya 5 Februari 2025, tapi ini masih potensi berubah karena dinamika badai siklon masih terus dipantau," ujarnya.

Noviar juga memaparkan adanya pembatasan kegiatan wisata, terutama di wilayah rawan longsor perbukitan dan pantai. Terlebih jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dalam waktu yang lama.

Meski begitu, dia memastikan tak akan menutup sepenuhnya kawasan pariwisata. Namun, jika ada perubahan cuaca signifikan maka aktivitas mulai dibatasi.

"Wisata tetap buka tapi tetap lihat kondisi. Kalau ada peningkatan gelombang, maka dilarang berenang. Kondisi normal pun sebenarnya sudah kami larang, termasuk perbukitan karena rawan longsor," imbaunya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads