Perhiasan emas 40 gram senilai puluhan juta rupiah milik Wakil Kepala (Waka) SMK Negeri (SMKN) 1 Bantul raib dimaling saat disimpan sementara di ruang kantornya. Ternyata ini alasan Wakasek itu menaruh perhiasan emasnya di sekolah.
Waka Bidang Humas SMKN 1 Bantul, Wakhid Bashori mengatakan perhiasan emas itu milik pribadi. Korban menyimpan sementara di kantor karena rumahnya kerap kemalingan.
"Itu emas milik pribadi. Jadi yang punya emas itu kan di rumah sering kehilangan," kata Wakhid saat ditemui detikJogja di ruang kerjanya, Kamis (30/1/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakhid melanjutkan, karena itu suami korban menyarankan untuk sementara menyimpan perhiasan di tempat yang aman. Alhasil, SMKN 1 menjadi pilihan karena jarang terjadi pencurian di sekolah tersebut.
"Terus sama suaminya itu disuruh menaruh di sini (ruang waka), karena di sini jarang terjadi pencurian. Karena belum lama di rumahnya juga jadi sasaran pencurian," ujarnya.
Namun, belum sempat memindahkan perhiasan itu dari SMKN 1, malah raib dicuri. Wakhid pun menegaskan jika SMKN 1 bukan menjadi tempat penyimpanan perhiasan secara permanen.
"Jadi untuk sementara, dan belum sempat dipindah malah keduluan (dicuri). Jadi bukan menyimpan permanen di sekolah, tapi untuk menunggu terus dimasukkan ke bank, atau transit istilahnya," ucapnya.
Selain perhiasan, korban juga mengalami kehilangan uang tunai yang disimpan di ruangan tersebut. Wakhid menyebut, uang tunai itu juga sebetulnya hendak disetorkan namun karena libur panjang sementara masih tersimpan di ruang waka.
"Uang tunai itu juga uang pribadi, karena yang bersangkutan memiliki kos-kosan dan ada yang menyetor cash lalu disimpan di sini. Jadi uang puluhan juta itu milik pribadi dan bank mini sekolah," katanya.
Diberitakan sebelumnya, SMKN 1 Bantul dibobol maling dengan cara mencongkel pintu. Akibatnya, uang tunai Rp 21 juta dan perhiasan emas 40 gram yang disimpan di ruang wakil kepala sekolah raib.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, mengatakan peristiwa itu diketahui petugas kebersihan sekolah, Riyanto (40), pada Rabu (29/1) pukul 07.30 WIB. Saat hendak bersih-bersih, Riyanto mendapati beberapa pintu ruang kantor sudah dalam kondisi terbuka.
"Selain itu kondisi pintu rusak dengan bekas congkelan, khususnya di pintu kantor guru," kata Jeffry saat dihubungi detikJogja, Kamis (30/1) pagi.
Riyanto lalu menghubungi rekan kerjanya. Mereka kemudian memeriksa ruangan lain.
"Hasilnya, pintu ruangan TU (Tata Usaha) dan ruangan bank mini telah terbuka," ujar Jeffry.
Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata uang tunai dan beberapa perhiasan emas sudah tidak ada di tempat semula. Selanjutnya, pihak sekolah melapor ke Polsek Bantul.
"Untuk yang dicuri itu uang tunai sekitar Rp 21 juta. Selain itu ada perhiasan emas dengan berat 40 gram yang tersimpan di ruang Wakasek dengan nilai Rp 40 juta," ungkap Jeffry.
Jeffry menambahkan, saat ini polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Salah satunya dengan memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.
"Saat ini masih dalam penyelidikan, jika ada perkembangan kami sampaikan," pungkas dia.
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
Kanal YouTube Masjid Jogokariyan Diblokir Usai Bahas Konflik Palestina
Israel Ternyata Luncurkan Serangan dari Dalam Wilayah Iran
BPN soal Kemungkinan Tanah Mbah Tupon Kembali: Tunggu Putusan Pengadilan