Sholat dhuha termasuk amalan sunnah yang dianjurkan untuk dikerjakan umat Islam. Kendati begitu, pertanyaan seputar waktu pengerjaannya masih sering muncul. Jadi, sholat dhuha itu jam berapa?
Salah satu keutamaan ibadah satu ini adalah termasuk wasiat Nabi Muhammad SAW. Dikutip dari buku Fiqh Bersuci dan Sholat Sesuai Tuntunan Nabi karya Abu Utsman Kharisman, dari Abu Dzar RA, ia berkata:
عَنْ أَبِي ذَرِّ قَالَ أَوْصَانِي حَبِيبِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثَةٍ لَا أَدَعُهُنَّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى أَبَدًا أَوْصَانِي بِصَلَاةِ الضُّحَى وَبِالْوَتْرِ قَبْلَ النَّوْمِ وَبِصِيَامٍ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Dari Abu Dzar RA, beliau berkata: 'Orang yang aku cintai (Nabi Muhammad) SAW berwasiat kepadaku 3 hal yang aku insya Allah tidak akan meninggalkannya selama-lamanya. Ia mewasiatkan kepadaku dengan sholat dhuha dan witir sebelum tidur dan puasa 3 hari pada setiap bulan.'" (HR an-Nasa'i, dishahihkan al-Albani)
Sebagai bagian dari umat Nabi Muhammad SAW, sudah sepatutnya kita menunaikan wasiat-wasiat beliau, termasuk sholat dhuha. Sebelum mengamalkannya, detikers tentu sebaiknya mengetahui serba-serbi sholat dhuha terlebih dahulu.
Dalam artikel ini, detikJogja telah menyiapkan pembahasan ringkas seputar sholat dhuha. Pembahasannya mencakup waktu pengerjaan, niat, dan jumlah rakaat. Baca sampai tuntas, ya!
Waktu Sholat Dhuha yang Tepat
Dirujuk dari buku Daqu Method karya Tarmizi as-Shidiq dkk, waktu dhuha adalah ketika Matahari mulai merayap naik meninggalkan tempat terbitnya sampai menjelang tengah hari. Kira-kira, ketika ketinggian Matahari setinggi 1 tombak, sholat dhuha dapat mulai dikerjakan.
Hadits yang bisa dijadikan landasan terkait waktu sholat dhuha adalah:
عَنْ عَلِيّ رضي الله عنه، صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الضُّحَى حِينَ كَانَتِ الشَّمْسُ مِنَ الْمَشْرِقِ فِي مَكَاتِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ صَلَاةَ الْعَصْرِ
Artinya: "Ali bin Abi Thalib berkata: 'Rasulullah SAW melakukan sholat dhuha pada saat (ketinggian) Matahari di sebelah timur sama dengan ketinggiannya pada waktu sholat ashar di sebelah barat.'" (HR Ahmad no 1252).
Berlandaskan ciri-ciri di atas, maka di Indonesia, waktu sholat dhuha diperkirakan mulai pukul 7 pagi sampai sebelum dzuhur. Tentunya, detikers perlu menyesuaikan dengan wilayah masing-masing karena waktu terbitnya Matahari mungkin berbeda.
Adapun waktu paling utamanya, sebagaimana dijelaskan dalam al-Majmu' Syarhul Muhadzdzab lin Nawawiy karya Imam Nawawi, adalah saat anak unta mulai kepanasan. Waktu ini kira-kira bertepatan dengan pertengahan waktu antara terbit Matahari dengan masuk waktu Dzuhur.
Ambillah contoh Matahari terbit jam 6, sedangkan waktu dzuhur adalah jam 12. Maka, bisa diartikan bahwa waktu terbaik sholat dhuha adalah pukul 9 pagi. Wallahu a'lam bish-shawab.
Niat Sholat Dhuha
Dilansir situs Majelis Ulama Indonesia (MUI) Digital, niat sholat dhuha adalah sebagai berikut:
اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى
Arab Latin: Usholli sunnatad dhuha rok'ataini lillaahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat melakukan sholat sunah Dhuha dua rakaat karena Allah ta'ala."
Kendati begitu, memilih tidak melafalkan niat juga tidak mengapa. Sebab niat letaknya dalam hati. Diambil dari buku Shalatlah Sebagaimana Melihatku Shalat! oleh Yulian Purnama, as-Suyuthi, seorang ulama Syafiiyah, pernah menjelaskan:
ومن البدع أيضاً الوسوسة في نية الصلاة، ولم يكن ذلك من فعل النبي صلى الله عليه وسلم - ولا أصحابة، كانوا لا ينطقون بشيء من نية الصلاة بسوى التكبير . وقد قال تعالى: لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة
Artinya: "Termasuk bid'ah, was-was dalam niat sholat. Nabi SAW dan para sahabat beliau tidak pernah begitu. Mereka tidak pernah sedikitpun mengucapkan lafal niat sholat selain takbir. Dan Allah telah berfirman: 'Telah ada pada diri Rasulullah teladan yang baik.' (QS al-Ahzab 21)."
Wallahu a'lam bish-shawab.
Jumlah Rakaat Sholat Dhuha
Para ulama sepakat bahwasanya jumlah rakaat sholat dhuha paling sedikit adalah 2 rakaat. Adapun jumlah maksimalnya, terdapat perbedaan pendapat.
Ulama Malikiyyah memakruhkan sholat dhuha jika dikerjakan lebih dari delapan rakaat. Sementara itu, ulama-ulama Hanafiyyah, sebagian Syafiiyyah, dan Hanabilah menyebut jumlah rakaat paling banyak adalah 12 rakaat. Ada juga ulama yang menyatakan sholat dhuha tidak terbatas jumlah rakaatnya, seperti Ibnu Jarir at-Thabari, Ibnu Baz, dan Ibnu Utsaimin. Wallahu a'lam.
Adapun untuk sholat dhuha dengan 2, 4, 8, dan 12 rakaat, dapat diketahui dari hadits berikut ini:
Dalil Hadits Sholat Dhuha 2 Rakaat
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثِ: «صِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، . وَرَكْعَتَي الضُّحَى، وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَنَامَ» متفق عليه
Artinya: "Abu Hurairah berkata, 'Kekasihku Rasulullah berpesan tiga hal kepadaku, puasa tiga hari setiap bulan, dua rakaat dhuha, dan agar aku melakukan sholat witir sebelum tidur.'" (HR Bukhari no 1981)
Dalil Hadits Sholat Dhuha 4 Rakaat
عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: «كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ
Artinya: "Aisyah RA berkata, 'Rasulullah SAW biasa melakukan sholat dhuha empat rakaat, dan beliau menambahkannya menurut kemampuan, atas kehendak Allah SWT.'" (HR Muslim no 719)
Dalil Hadits Sholat Dhuha 8 Rakaat
عن أم هانئ رضي الله عنها أن النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ بَيْتَهَا يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ، فَاغْتَسَلَ وَصَلَّى ثَمَانِي رَكَعَاتٍ، فَلَمْ أَرَ صَلَاةً قَطُّ أَخَفَّ مِنْهَا ، غَيْرَ أَنَّهُ يُتِمُّ الرَّكُوعَ وَالسُّجُودَ
Artinya: "Dari Ummu Hani RA bahwasanya Rasulullah SAW memasuki rumahnya di hari Fathu Makkah, kemudian beliau mandi dan melakukan sholat 8 rakaat, dan saya tidak melihat sholat apapun yang lebih ringan darinya (sholat dhuha) hanya saja beliau menyempurnakan ruku' dan sujud." (HR Bukhari no 1176)
Dalil Hadits Sholat Dhuha 12 Rakaat
عن أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - يَقُولُ: "مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ
Artinya: "Dari Anas bin Malik berkata, 'Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Barang siapa mengerjakan shalat dhuha sebanyak dua belas rakaat maka Allah SWT. akan membangunkan untuknya istana di surga." (HR Ibnu Majah no 1380. Hadits ini sanadnya lemah karena tidak diketahuinya perawi bernama Musa bin Anas)
Demikian pembahasan lengkap mengenai waktu sholat dhuha, niat, dan jumlah rakaatnya. Semoga bermanfaat!
(par/dil)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang