Korban Mesum Bu Guru Grobogan Terungkap Sempat Dikoskan 5 Bulan

Regional

Korban Mesum Bu Guru Grobogan Terungkap Sempat Dikoskan 5 Bulan

Angling Adhitya Purbaya - detikJogja
Jumat, 17 Jan 2025 16:08 WIB
Tanda wanita sudah mencapai orgasme
Ilustrasi guru di Grobogan ajak muridnya berbuat mesum. Foto: Getty Images/iStockphoto/Denisfilm
Jogja -

Keluarga remaja yang diajak bu guru berbuat mesum di Grobogan, Jawa Tengah, resmi melapor ke polisi. Saat membuat laporan, terungkap korban sempat tak bisa dihubungi lima bulan dan dikoskan pelaku.

Dilansir detikJateng, korban datang ke Polres Grobogan bersama kakek dan nenek yang selama ini tinggal bersamanya. Mereka kemudian diarahkan ke ruang unit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak).

Kakek korban, inisial N (56), mengungkapkan selama ini korban tinggal bersama dia dan istrinya. Dia lantas menceritakan momen ketika putus asa mencari cucunya selama berbulan-bulan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diketahui, pada tahun 2023, korban dan gurunya, berinisial ST (35) pernah digerebek warga karena ketahuan ke kamar mandi bersama. Setelah digelar audiensi di mana keduanya berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

Namun sekitar April 2024, korban tidak pulang ke rumah kakeknya.

ADVERTISEMENT

"Tidak bisa dihubungi kurang lebih lima bulan," kata N di Polres Grobogan, Senin (13/1/2024).

Pihak keluarga terus mencari dan menerima informasi jika korban ternyata dibawa oleh ST. Terungkap juga korban dikoskan di kawasan Gubug, Grobogan.

"Ya sudah cari, tapi saya sempat putus asa. Kemudian tahu yang bawa itu (ST), pasrah. Kami salat tahajud. Insyallah penting putu (cucu) sehat, mulih (pulang) sehat," ujar N.

Kegiatan Korban Selama Dikoskan

Saat ditanya, korban memberi tahu kegiatannya selama di kos. Setiap hari, dia hanya bermain ponsel menggunakan nomor lain. ST terkadang mengajak korban jalan-jalan sebelum memulangkannya lagi ke kos.

"Kalau dari ceritanya dia ya hanya main hape. Kalau pas diajak keluar ya keluar," jelas N.

Pada September 2024, korban sempat keluar kos dan menuju rumah kakek neneknya yang lain. Namun, ST mengetahuinya dan menjemputnya.

"Sempat pulang ke besan saya. Terus dijemput lagi. Ketemu di suatu tempat gitu. Hingga akhirnya digerebek itu," ucap N.

Kemudian saat ST pergi, korban berada di rumah ST sendiri. Saat itulah ayah ST yang tinggal tidak jauh dari rumah ST mengetahui ada korban di dalam rumah ST dan dikira maling.

Polres GroboganPolres Grobogan Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikJateng

Naik Jadi Penyidikan

Terpisah, Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono, menuturkan pihaknya menaikkan penanganan kasus tersebut.

"Perkaranya kemarin lidik, sekarang sudah naik ke penyidikan," ungkap Joko saat dihubungi, Rabu (15/1).

Joko menerangkan guru berinisial ST itu sudah diperiksa polisi pada Selasa (14/1). Statusnya juga masih terlapor.

"Guru sudah diperiksa. Masih dalam pendalaman. Diperiksa kemarin. Statusnya masih terlapor," kata dia.

Joko melanjutkan hingga saat ini, pihaknya sudah memeriksa 11 saksi. Termasuk di dalamnya korban dan si guru.

"11 orang saksi, pelapor, korban, saksi warga setempat, terlapor," kata Agung.

Kini, murid tersebut menjalani terapi psikologi di sebuah pondok pesantren, sementara keluarganya melaporkan ST atas perbuatan tidak senonoh itu. Pihak Ponpes menyebut korban baru bisa terbuka dan bercerita setelah ponselnya disita. Korban sebelumnya disebut tertekan.

"Penyidik juga telah melakukan visum et repertum dan visum psikiatrikum. Melaksanakan permohonan asesmen dan pendampingan korban dari P2TP2A Swatantra, DP3AKB, permohonan penelitian sosial dari Peksos Kemensos, berkoordinasi dengan ahli," ujar Agung.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads