Jejak hewan yang diduga macan menghebohkan warga di sekitar Alas Glempeng, Paliyan, Gunungkidul. Bahkan ada warga yang mengaku melihat langsung hewan tersebut.
Meski demikian, masih ada pihak yang meragukan bahwa jejak itu berasal dari macan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) termasuk yang meragukannya.
Penemuan jejak misterius itu menjadi salah satu artikel yang banyak diakses pembaca detikJogja dalam sepekan terakhir ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat Viral di Medsos
Postingan berupa munculnya jejak menyerupai macan di alas Glempeng, Senedi, Grogol, Paliyan, Gunungkidul ramai di media sosial (Medsos). Pemerintah Kalurahan Grogol mengaku telah berkoordinasi dengan Polsek Paliyan untuk melakukan pemantauan terkait kebenaran kabar tersebut.
"Muncul heboh hewan mirip macan muncul di Grogol, Paliyan," kata akun Instagram @ceritagunungkidul seperti dilihat detikJogja hari ini, Senin (6/1/2025).
Lurah Grogol, Latip Wahyudi, mengaku telah mengetahui kabar tersebut dari laporan warga yang mengaku melihat penampakan macan di alas Glempeng. Di mana saat itu warga melihat satu ekor macan berukuran sebesar kambing dewasa.
"Jadi kejadiannya itu dua pekan lalu, saat itu ada warga (Pedukuhan) Gerjo yang lihat (macan) di alas Glempeng lalu lapor sama Dukuhnya," katanya saat dihubungi wartawan, Senin (6/1/2024).
Di sisi lain, Latip mengaku telah berkoordinasi dengan instansi terkait, khususnya pihak kepolisian. Semua itu untuk melakukan pemantauan dan mengimbau kepada masyarakat agar waspada saat beraktivitas di alas Glempeng.
"Dan kami mengimbau bagi para petani untuk waspada saat beraktivitas. Selain itu kami juga sudah melakukan pemantauan di lokasi kemunculan diduga macan," ucapnya.
Warga Klaim Pernah Bertemu Macan Loreng
Salah seorang warga, Noveny Anang Anjasmara, mengaku pernah melihat macan di alas tersebut secara langsung.
Anang mengaku melihat macan itu sekitar tiga minggu lalu. Dia mengaku kaget saat melihat dua ekor macan ketika tengah berladang.
"Sudah tiga minggu yang lalu, kalau tanggalnya saya lupa. Tapi saya ingat harinya, itu hari Minggu," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (7/1/2025).
Anang melanjutkan, saat itu dirinya tengah berada di ladang kawasan alas Glempeng. Ketika sibuk berladang tiba-tiba Anang melihat macan.
"Saat itu saya di ladang (alas Glempeng). Jadi saat itu sama-sama kagetnya, lalu (macan) nggereng (mengaum) dan berjalan ke arah barat," ucapnya.
Macan tersebut, kata Anang, berjumlah dua ekor. Satu ekor disebut berukuran besar seperti kambing dan satu ekor lainnya berukuran kecil seperti kucing.
"Yang saya tahu itu dua ekor, warna cokelat sapi dan lorengnya hitam. Terus satu ekor ukurannya seperti kambing tapi lebih gemuk dan satu ekor lagi seperti kucing berukuran besar," ujarnya.
Anang menambahkan, beruntung saat itu kedua ekor macan berjalan meninggalkannya. Begitu pula Anang, dirinya juga langsung memilih pergi dari lokasi tersebut tanpa terburu-buru.
"Hanya berjalan biasa (macannya), dan saya balik karena takut juga saat itu," katanya.
BKSDA Masih Ragu
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta meragukan jejak tersebut adalah jejak macan.
"Berdasarkan hasil analisis dari Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) BKSDA Yogyakarta, masih diragukan jika jejak yang ditemukan tersebut sebagai jejak macan," kata Kepala BKSDA Yogyakarta Lukita Awang Listyantara, saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (8/1/2025).
Lukita bilang, ada beberapa hal yang mendasari masih diragukannya jejak itu sebagai jejak macan. Salah satunya, jejak kaki macan tidak akan meninggalkan bekas kuku. Hal itu berdasarkan hasil identifikasi foto jejak kaki yang didokumentasikan warga.
"Hal tersebut didasarkan hasil identifikasi dokumentasi warga, jika jejak macan maka bekas kuku tidak tercetak atau terlipat sempurna. Hal senada juga disampaikan oleh salah satu warga yang ikut cek di lokasi yang menduga jejak tersebut sebagai jejak kucing hutan," katanya.
BKSDA, lanjut Lukita, pada dasarnya telah melakukan pengecekan ke lokasi temuan jejak kaki bersama warga. Hanya saja, jejak kaki tersebut sudah tidak terlihat jelas.
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan