Banjir merendam lahan persawahan seluas 360 hektare di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Hal ini terjadi akibat sungai yang menjadi irigasi setempat meluap efek diguyur hujan semalam suntuk.
Banjir menggenangi lahan persawahan di tiga kalurahan wilayah Kapanewon Sentolo, meliputi Kalurahan Srikayangan, Tuksono dan Sukoreno. Pantauan detikJogja di lokasi, Kamis (2/1/2025) sore ini, tampak air masih menggenang lokasi tersebut hingga membuat lahan persawahan berubah jadi seperti lautan.
Salah satu petani, Marwoto (67) yang juga warga sekitar, mengatakan banjir yang menerjang lahan persawahan miliknya terjadi sejak Rabu (1/1) malam. Saat itu hujan mengguyur wilayah Sentolo cukup lama, mengakibatkan saluran irigasi dari Kali Rowo Jembangan meluap.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Luapan kali kemudian membanjiri seluruh lahan pertanian seluas hampir 360 hektare di sini," ungkap Marwoto saat ditemui di lokasi, sore ini.
Di hari yang sama, Komisi III DPRD Kulon Progo melakukan tinjauan ke lokasi. Hasil dari peninjauan tersebut ditemukan adanya sedimentasi pada saluran kali Rowo Jembangan yang berakibat kali tersebut meluap.
Oleh karena itu Komisi III DPRD Kulon Progo meminta pihak berwenang dalam hal ini Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) untuk bisa menormalisasi sungai.
"Terendamnya sawah ini disebabkan Kali Rowo Jembangan sudah tidak mampu menampung air, sehingga air meluap ke sawah. Untuk itu, perlu adanya normalisasi sejak Jembatan Ngancar sampai muara Sungai Progo," ujar Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Kartono.
Merespons hal itu, staff Sumber Daya Alam, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kulon Progo, Teguh Widoarso menyatakan bakal segera melaporkan hal ini kepada BBWSSO.
"Terkait dengan normalisasi ini, kami akan segera usulkan ke BBWSSO," ujar Teguh.
Teguh menyebut upaya penanggulangan banjir di lahan pertanian wilayah Sentolo akan coba dipercepat. Sebab, lahan ini merupakan area pertanian padi yang terbesar di Kulon Progo.
"Dengan meluapnya air ini menyebabkan sawah yang ditanami padi seluas 300 hektare di Bulak Srikayangan, dan Bulak Gendingan (Sukoreno) seluas 60 hektare, belum termasuk Bulak Tuksono seluas 60 hektare terendam air. Jadi kami berupaya mengatasi masalah ini. Semoga BBWSSO dapat mempercepat normalisasi dari Rowo Jembangan sampai muara Sungai Progo," harapnya.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu