Bacaan Doa Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali Saat Masuk Bulan Rajab

Bacaan Doa Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali Saat Masuk Bulan Rajab

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Selasa, 31 Des 2024 14:20 WIB
ilustrasi berdoa
Ilustrasi berdoa bulan Rajab. Foto: Getty Images/wombatzaa
Jogja -

Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, umat Islam sebaiknya mengikuti apa yang dikerjakan Rasulullah, termasuk dalam hal ibadah dan berdoa. Selain itu, sahabat Rasulullah juga dapat kita jadikan sebagai acuan karena mereka melihat Rasulullah semasa hidup. Oleh karena itu, kita juga perlu mencontoh bacaan doa Rasulullah dan Sayyidina Ali saat masuk bulan Rajab.

Sesuai dengan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang diterbitkan oleh Bimas Islam Kemenag, awal bulan Rajab 1446 H bertepatan dengan 1 Januari 2025. Bulan Rajab ini akan berlangsung selama 30 hari dan berakhir pada 30 Januari 2025. Setelahnya, kita akan masuk bulan Syaban, kemudian Ramadhan.

Mari kita cari tahu bagaimana bacaan doa Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali saat masuk bulan Rajab dengan menyimak penjelasan lengkap berikut!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bacaan Doa Rasulullah SAW Saat Masuk Bulan Rajab

Dikutip dari buku 24 Jam Hidup dengan Doa dan Amal Harian Rasulullah karya Abu Bakar bin As-Sina, Ibnu Mani memberitahukan kepada kami, 'Abdullah bin 'Amr Al-Qawariri menceritakan kepada kami, Za'idah bin Abi Az-Zanad menceritakan kepada kami, dia berkata: Ziyad An-Namiri menceritakan kepada kami dari Anas bin Malik Ra dia berkata:

Apabila Rasulullah SAW. memasuki bulan Rajab, maka beliau berdoa:

ADVERTISEMENT

اللهُمَّ بَارِك لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ

Allahumma barik lana fi Rajab wa Shaaban wa ballighna shahr Ramadan.

Artinya:
"Ya Allah berkatilah kami pada bulan Rajab dan Syaban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan."

Dalam buku lain, yaitu Hikmah Bulan Rajab dan Sya'ban tulisan Dimitri Mahayana yang mengutip kitab Miftah Al-Jinan, doa yang dibacakan Rasulullah ketika melihat hilal atau bulan sabit penanda tibanya bulan Rajab lebih panjang, yaitu:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Allahumma baarik lana fi Rajaba wa Sya'bana wa ballighna syahra Ramadhana wa a'inna 'ala ash-shiyami wal-qiyami wa hifzhil-lisani wa ghadhdhil-bashari wa laa taj'al hazhzhana minhu al-ju'a wal-'athasya.

Artinya: "Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus."

Dirangkum dari buku 12 Bulan Mulia - Amalan Sepanjang Tahun karya Abdurrahman Ahmad, doa memasuki bulan Rajab mengandung makna permohonan agar Allah memanjangkan usia hingga bulan Ramadhan, bulan penuh kemuliaan, serta memberikan keberkahan pada bulan Rajab dan Syaban.

Bacaan Doa Sayyidina Ali Saat Masuk Bulan Rajab

Dalam kitab Al-Ghunyah, Syekh Abdul Qadir Al-Jilani meriwayatkan, Sayyidina Ali memfokuskan beribadah pada empat malam dalam setahun.

كَانَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ يُفَرِّغُ نَفْسَهُ لِلْعِبَادَةِ فِيْ أَرْبَعِ لَيَالٍ فِي السَّنَةِ، وَهِيَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَةُ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ. وَكَانَ مِنْ دُعَائِهِ فِيْهَا:

Artinya: "Sayyidina Ali radhiyallaahu anhu memfokuskan dirinya untuk beribadah dalam empat malam dalam satu tahun, yaitu malam pertama bulan Rajab, malam Idul Fitri, malam Idul Adha, dan malam Nishfu Sya'ban."

Pada malam-malam tersebut, termasuk pada malam pertama Rajab, Ali Ra berdoa seperti ini:

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَاٰلِهِ مَصَابِيْحِ الْحِكْمَةِ، وَمَوَالِي النِّعْمَةِ، وَمَعَادِنِ الْعِصْمَةِ، وَاعْصِمْنِيْ بِهِمْ مِنْ كُلِّ سُوْءٍ، وَلَا تَأْخُذْنِيْ عَلَى غِرَّةٍ، وَلَا عَلَى غَفْلَةٍ، وَلَا تَجْعَلْ عَوَاقِبَ أَمْرِيْ حَسْرَةً وَنَدَامَةً، وَارْضَ عَنِّيْ؛ فَإِنَّ مَغْفِرَتَكَ لِلظَّالِمِيْنَ، وَأَنَا مِنَ الظَّالِمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا لَا يَضُرُّكَ، وَأَعْطِنِيْ مَا لَا يَنْفَعُكَ، فَإِنَّكَ الْوَاسِعَةُ رَحْمَتُهُ، الْبَدِيْعَةُ حِكْمَتُهُ، فَأَعْطِنِي السَّعَةَ وَالدَّعَةَ، وَالْأَمْنَ وَالصِّحَّةَ، وَالشُّكْرَ وَالْمُعَافَاةَ وَالتَّقْوَى، وَأَفْرِغِ الصَّبْرَ وَالصِّدْقَ عَلَيَّ وَعَلَى أَوْلِيَائِكَ، وَأَعْطِنِي الْيُسْرَ، وَلَا تَجْعَلْ مَعَهُ الْعُسْرَ، وَاعْمُمْ بِذٰلِكَ أَهْلِيْ وَوَلَدِيْ وَإِخْوَانِيْ فِيْكَ، وَمَنْ وَلَدَنِيْ، مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

Allâhumma shalli 'alâ Muhammadin wa âlihi mashâbîḥil ḥikmah, wa mawâlin ni'mah, wa ma'âdinil 'iṣmah, wa'ṣimnî bihim min kulli sû', wa lâ ta'khużnî 'alâ ghirrah, wa lâ 'alâ ghaflah, wa lâ taj'al 'awâqiba amrî ḥasratan wa nadâmah, wa arḍa 'annî; fa inna maghfirataka liẓ-ẓâlimîn, wa anâ minaẓ-ẓâlimîn. Allâhumma ighfir lî mâ lâ yaḍurruka, wa a'ṭinî mâ lâ yanfa'uka, fa innaka al-wâsi'a raḥmatuhu, al-badî'a ḥikmatuhu, fa a'ṭinî as-sa'ata wa ad-da'ata, wa al-amna wa aṣ-ṣiḥḥata, wa asy-syukra wa al-mu'âfâta wa at-taqwâ, wa afriġ aṣ-ṣabra wa aṣ-ṣidqa 'alayya wa 'alâ awliyâ'ika, wa a'ṭinî al-yusra, wa lâ taj'al ma'ahu al-'usra, wa a'mmum biżâlika ahli wa waladî wa ikhwanî fîka, wa man waladanî, mina al-muslimîna wa al-muslimâti wa al-mu'minîna wa al-mu'minât.

Artinya: "Ya Allah, limpahkan rahmat ta'dzim kepada Muhammad dan keluarganya yang menjadi pelita-pelita hikmah, pemilik kenikmatan, sumber perlindungan. Jagalah kami-sebab (keberkahan) mereka-dari keburukan. Dan jangan engkau ambil kami dalam kondisi tertipu, tidak pula dalam keadaan lupa. Jangan jadikan akhir urusan kami sebagai penyesalan. Ridhailah kami. Sesungguhnya ampunan-Mu bagi orang-orang yang dzalim, dan aku bagian orang yang dzalim itu.

Ya Allah, ampunilah aku atas dosa yang tidak pernah bisa membahayakan-Mu, berilah aku sesuatu yang memang tak ada manfaatnya sama sekali untuk-Mu. Sesungguhnya Engkau itu maha luas rahmat-Nya. Hikmahnya yang sangat indah. Berikan kami kelapangan dan ketenteraman, keamanan dan kesehatan, serta rasa syukur, selamat sentosa dan ketakwaan. Berikan kesabaran dan kejujuran kepada kami dan orang-orang yang Engkau cintai. Berikan kami pula kemudahan yang tidak ada kesulitannya sama sekali. Semoga itu semua juga Engkau berikan bagi keluarga kami, anak kami, saudara-saudara kami seagama. Dan Engkau berikan kepada orang tua yang telah melahirkan kami, dari muslimin muslimat, mukminin mukminat." (Syekh Abdul Qadir bin Shalih al-Jilani, Al-Ghunyah, Dārul Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, 1997, juz 1, halaman: 328-329).

Keutamaan Bulan Rajab

Terdapat beberapa keutamaan bulan Rajab yang disampaikan di dalam buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa karya Syaikh Ash-Shafuri. Bulan Rajab merupakan salah satu bulan yang dimuliakan dalam Islam dan memiliki berbagai keutamaan. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan bulan Rajab, di antara bulan-bulan yang lain, itu seperti keutamaan Al-Quran di antara perkataan selainnya." Artinya, bulan Rajab memiliki kedudukan istimewa sebagai bulan yang dipenuhi peluang untuk meraih keberkahan dan ampunan Allah.

Salah satu keutamaan bulan Rajab adalah pahala yang besar bagi siapa saja yang melaksanakan puasa di dalamnya. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa satu hari di bulan Rajab, maka seakan-akan dia berpuasa 40 tahun. Dalam riwayat lain, beliau SAW bersabda, Barangsiapa berpuasa sepuluh hari di bulan Rajab, Allah akan membuatkan dua sayap yang diselempangkan dengan mutiara dan yakut. Dia akan terbang menggunakan dua sayap itu seperti kilat yang bersinar di atas jembatan."

Selain itu, ibadah di bulan Rajab juga dipercaya dapat meringankan siksa kubur. Dari Tsauban RA, diriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW melewati sebuah kuburan lalu menangis. Beliau bersabda, "Wahai Tsauban, mereka disiksa dalam kuburnya. Lalu aku berdoa kepada Allah agar meringankan siksaan mereka. Wahai Tsauban, seandainya mereka berpuasa satu hari di bulan Rajab dan bangun malam, sungguh mereka tidak akan disiksa."

Tsauban bertanya, "Wahai Rasulullah, dengan berpuasa satu hari dan bangun satu malam, apa itu bisa mencegah siksa kubur?" Rasulullah SAW menjawab, "Iya. Demi Tuhan yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, setiap muslim laki-laki dan perempuan yang berpuasa satu hari di bulan Rajab dan bangun satu malam di bulan Rajab, maka Allah menulis ibadah satu tahun, siangnya berpuasa dan malamnya mengerjakan shalat, untuknya semata."

Beliau menambahkan, "Malaikat memanggil dari sisi Allah, 'Wahai orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab, masuklah ke dalam surga menjadi tetangga Allah.'"

Demikianlah penjelasan mengenai bacaan doa Rasulullah SAW dan Sayyidina Ali saat masuk bulan Rajab. Semoga bermanfaat bagi kita semua.




(par/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads