Suntik Payudara di Salon Bridal Sleman Berujung ASN Tewas

Kilas Balik Jogja 2024

Suntik Payudara di Salon Bridal Sleman Berujung ASN Tewas

Tim detikJogja - detikJogja
Sabtu, 28 Des 2024 11:38 WIB
jarum suntik dan ampul obat
Ilustrasi malpraktik suntik payudara. Foto: Thinkstock
Jogja -

Seorang wanita berinisial PK (27) warga Jogja tewas usai suntik payudara di salah satu salon kawasan Tambakbayan, Kapanewon Depok, Sleman. Polisi turun tangan dan menetapkan dua orang yakni pemilik salon dan karyawannya sebagai tersangka.

Berita ini menarik perhatian pembaca detikJogja tahun ini. Berikut rangkumannya.

Peristiwa ini terjadi pada 25 April 2024 lalu. Kapolsek Depok Barat, Kompol Tri Haryanto mengatakan korban tewas setelah melakukan suntik payudara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi pada Sabtu (25/4) pukul 17.30 WIB telah terjadi dugaan malpraktik yang mengakibatkan korban meninggal dunia," kata Tri Haryanto kepada wartawan, Senin (28/5/2024).

Kronologi

Tri mengatakan kasus ini berawal ketika korban mendatangi salon tersebut pada Sabtu (25/5) siang. Sehari sebelumnya, korban telah membuat janji dengan pemilik salon untuk melakukan perawatan payudara.

ADVERTISEMENT

Setibanya di salon tersebut, korban ditangani oleh salah satu karyawan dengan menyuntikkan cairan filler ke payudara.

"Selanjutnya dilakukan tindakan praktik oleh karyawan dengan cara disuntik dengan cairan filler pada payudara korban," ujarnya.

Lebih lanjut, sekitar pukul 14.30 WIB korban mengeluh pusing dan merasa asam lambung, badan gemetar, dan muntah-muntah. Kemudian pukul 17.00 WIB oleh istri pemilik salon, korban sempat dibawa ke RSKIA Sadewa. Namun korban dinyatakan tewas.

Polisi mengungkap korban berstatus aparatur sipil negara (ASN). Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian. Namun, Adrian tidak membeberkan lebih jauh terkait profesi korban, apakah ASN di Kota Jogja atau di luar Kota Jogja.

"(Profesi korban?) ASN," kata Adrian menjawab pertanyaan wartawan, Rabu (29/5).

2 Orang Jadi Tersangka

Dalam peristiwa ini polisi menetapkan dua tersangka yakni pria inisial SMT (40) yang merupakan pemilik salon dan wanita inisial EK (36) yang merupakan karyawan salon.

"Tersangka SMT merupakan pemilik salon, sementara EK merupakan karyawan salon," kata Kapolsek Depok Barat, Kompol Tri Haryanto.

Sementara itu, salon yang belakangan diketahui bernama Richardo Salon & Bridal itu ditutup pihak kepolisian dan dipasangi police line.

Suasana salon filler payudara yang ditutup polisi usai ada korban meninggal di Tambakbayan, Depok, Sleman, Rabu (29/5/2024).Suasana salon filler payudara yang ditutup polisi usai ada korban meninggal di Tambakbayan, Depok, Sleman, Rabu (29/5/2024). Foto: Jauh Hari Wawan S/detikJogja

Terpisah, Kasat Reskrim Polresta Sleman, AKP Riski Adrian mengatakan dari hasil pemeriksaan tersangka EK mengaku sempat menjadi perawat. Namun, sejak kontraknya tidak diperpanjang, EK kemudian bekerja di salon tersebut.

"Kalau hasil pemeriksaan dia ngaku mantan karyawan. Tapi sudah dua tahun resign dari rumah sakit karena kan perawat itu dia per kontrak ya. Jadi dia nggak lanjut kontrak abis itu dia kerja di salon-salon itu," kata Adrian kepada wartawan, Rabu (29/5).

"Ya tapi kan kita sudah tanya-tanya juga sama ahli, terkait masalah perawat itu kan perawat pun tidak bisa langsung nyuntik, dia harus ada pendampingan dokter, kalau perawat ya," ujarnya.

Bahan Ilegal

Sementara itu, Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi menyebut praktik dan bahan yang digunakan dalam suntik payudara di salon itu ilegal.

"Saya perjelas lagi bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk praktik medis ilegal ini juga akan kita telusuri dari mana dan sebagainya," kata Ardi kepada wartawan, Rabu (29/5).

Dalam kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti. Seperti alat suntik dan lain-lainnya telah dibawa ke labfor.

"Banyak. Termasuk si korban juga sudah diautopsi, ada beberapa organ juga kita bawa ke lab Semarang dan alat suntik kita bawa ke lab Semarang," ujarnya.

Lebih lanjut, praktik filler yang dilakukan salon itu baru berjalan beberapa waktu terakhir. Akan tetapi, awalnya hanya melayani filler hidung dan dagu.

"Menurut pengakuan itu baru-baru saja dan ini pun untuk yang sifatnya payudara baru sekali ini, sebelumnya hidung," ujarnya.

Berdasarkan pemeriksaan polisi, terungkap tarif filler payudara di salon tersebut.

Tarif

Kasat Reskrim Polresta Sleman AKP Riski Adrian mengatakan pelaku mematok tarif Rp 2 juta untuk penyuntikan per 100 cc cairan silikon. Dalam peristiwa ini, korban dan pelaku telah menyepakati untuk menyuntikkan cairan filler sebanyak 500 cc.

"Jadi untuk tarif sekitar Rp 2,5 juta per 100 cc. Berarti kalau 500 cc sekitar Rp 12,5 juta," kata Adrian saat ditemui wartawan, Rabu (29/5).

Saat tindakan penyuntikan, lanjut Adrian, baru dilakukan dua kali dengan takaran 100 cc. Namun, saat disuntik kedua kalinya korban kemudian kejang-kejang.

"Jadi waktu pelaksanaan di tanggal 25-nya baru berjalan 200 cc Si Korban sudah kejang-kejang. Meninggal di lokasi," ujarnya.

Pengakuan Pemilik Salon

Pemilik salon yang sudah ditetapkan tersangka, SMT mengaku baru setahun ini mulai membuka layanan filler. Sebelumnya, dia hanya membuka layanan salon seperti pada umumnya.

"Baru setahun (melakukan layanan filler). (Layanannya) Salon," kata SMT saat ditemui wartawan di Polsek Depok Barat, Rabu (29/5).

SMT mengatakan, layanan filler payudara itu berawal dari permintaan pelanggan salon. Sebelum kejadian yang menewaskan PK, SMT mengaku sudah pernah melayani 4 kali filler payudara dan tidak terjadi masalah.

"Ya karena permintaan customer. (Sudah) Lima kali. (Empat kali sebelumnya) Nggak (ada masalah)," ujar dia.

SMT berujar dirinya hanya selaku pemilik usaha salon. Adapun tindakan penyuntikan cairan silikon itu dilakukan oleh rekannya.

"Bukan saya yang nyuntik, saya cuma pemilik usaha, yang nyuntikin teman saya yang perawat. (Tarif) Rp 2 juta sampai Rp 2,5 juta per 100 cc, (disuntik) biar menambah volume," kata dia.




(rih/ahr)

Hide Ads