Wanita Difabel Diduga Jadi Korban Begal Payudara di Jogja, Ini Faktanya

Wanita Difabel Diduga Jadi Korban Begal Payudara di Jogja, Ini Faktanya

Adji G Rinepta - detikJogja
Jumat, 27 Des 2024 14:55 WIB
Pelecehan Seksual
Ilustrasi begal payudara. Foto: iStock
Jogja -

Sebuah video bernarasi seorang pengamen diduga melakukan tindakan pelecehan seksual berupa begal payudara terhadap seorang wanita difabel di Jogja ramai di media sosial. Polisi pun membeberkan fakta di balik peristiwa dalam video tersebut.

Video yang diunggah akun Facebook Merapi Uncover tersebut terlihat pengamen berambut panjang seperti tengah menunggu di pinggir jalan. Begitu korban datang, pengamen mencoba mendekat dan terlihat memegang bagian tubuh wanita tersebut. Dalam video tersebut disertakan narasi yang menyebut adanya begal payudara.

"info min hati-hati, pengamen begal payudara disabilitas tuna wicara di daerah Gembira Loka Zoo kejadian barusan +- jam 16.07, ciri pria rambut sebahu semir merah/coklat celana pendek dengan kentrung (gitar) berwarna ungu," tulis keterangan dalam unggahan tersebut dilihat detikJogja, Jumat (27/12/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Konfirmasi Polisi


Saat dimintai konfirmasi, Kasi Humas Polresta Jogja AKP Sujarwo mengatakan kejadian tersebut terjadi Kamis (26/12) di Jalan Nogobondo, Rejowinangun, Kotagede, Kota Jogja.

"Itu sebetulnya tidak sengeri seperti dalam viralnya medsos," jelas Sujarwo saat dihubungi wartawan, Jumat (27/12).

ADVERTISEMENT

Sujarwo menjelaskan, pemuda tersebut berinisial YS (28) yang bekerja sebagai pengamen. Sedangkan yang diduga menjadi korban begal payudara yakni wanita berinisial TU (48) yang sehari-harinya mengemis di sekitar kebun binatang Gembira Loka Zoo.

"Menurut keterangan saksi TU menderita bisu tuli dan keterbelakangan mental sejak lahir dan sehari-hari mengemis di sekitar bonbin, TU tinggal seorang diri dan terkadang dibantu rawat oleh tetangga," papar Sujarwo.

Saat kejadian itu, kata Sujarwo, TU tengah berjalan kaki melewati Jalan Nogobondo ke arah barat. Kemudian bertemu dengan YS yang melihat TU membawa nasi bungkus pemberiannya dengan diapit di ketiaknya.

"Karena tidak dimakan, YS ingin memintanya kembali, lalu YS mendekati TU dan melakukan gerakan seperti merangkul dengan tangan kanan dengan tujuan meminta nasi bungkus tersebut," ungkapnya.

"Namun TU tidak mau memberikan dan mengabaikan kemudian menjatuhkan uang Rp 1.000, dan menyuruh YS pergi dengan isyarat tangan, kemudian kejadian tersebut terekam CCTV warga dan dikira pelecehan," lanjut Sujarwo.

Lebih lanjut, Sujarwo mengatakan, kejadian ini tidak proses hukum lantaran dari pihak TU dan warga tidak melakukan tuntutan.

"Bahwa dari warga dan keluarga TU tidak menuntut apa pun dari terduga pelaku karena barang-barang milik TU tidak ada yang hilang dan tidak menderita luka-luka," pungkasnya.




(apl/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads