Motif Billy Dalangi Siram Mahasiswi Jogja Pakai Air Keras: Tak Terima Diputus

Motif Billy Dalangi Siram Mahasiswi Jogja Pakai Air Keras: Tak Terima Diputus

Adji G Rinepta - detikJogja
Kamis, 26 Des 2024 18:09 WIB
Tampang pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi berinisial NH di Jogja, Kamis (26/12/2024).
Tampang pelaku penyiraman air keras ke mahasiswi berinisial NH di Jogja. (Foto: Adji G Rinepta/detikJogja)
Jogja -

Dalang penyiraman air keras terhadap mahasiswi di Jogja berinisial NH ternyata mantan pacar korban bernama Billy alias B. Ia tega melakukan tindakan keji itu lantaran sakit hari diputus oleh korban.

Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio, menjelaskan korban dan Billy sama-sama berasal dari Kalimantan Barat. Mereka menjalin hubungan sejak 2021, dan korban memutuskan hubungan pada Agustus 2024.

Diketahui pula, Billy adalah seorang mahasiswa S2 di salah satu perguruan tinggi swasta di Jogja. Ia tak terima diputus cintanya oleh korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pelaku merasa tidak terima pacarnya memutuskan hubungan, kemudian singkat cerita, pelaku berusaha sejak Agustus 2024 dia berusaha datang ke kosnya korban supaya balikan lagi," jelas Probo kepada wartawan di Mapolresta Jogja, Gondomanan, Jogja, Kamis (25/12/2024).

"Namun korban tetap tidak mau. Akhirnya ada ancaman dari pelaku intinya kalau mereka tidak bisa bersatu kalau sakit ya sakit semua, sama-sama merasakan, kalau hancur ya hancur semua," sambungnya.

ADVERTISEMENT

Korban yang kukuh emoh balikan itu memicu Billy membuat pengumuman di akun Facebook pribadinya pada 12 Desember 2024. Postingan itu berisi membutuhkan orang yang mau bekerja apa saja.

Selang beberapa jam usai postingan tersebut diunggah, Satim yang juga pelaku eksekutor merespons. Satim menanggapi dengan menanyakan jenis pekerjaannya dan keduanya lalu berkomunikasi via WhatsApp.

"Kemudian dijelaskan, si B ini dia membuat cerita bahwa seolah-olah dia perempuan bernama Senlung yang dikhianati suaminya, oleh seorang pelakor," papar Probo.

"Akhirnya, dalam komunikasi mereka sejak 12 Desember itu disepakati untuk melukai pelakor itu, pelakor ini ada korban yang dimaksud. Si B membuat cerita seperti itu," lanjutnya.

Satim pun meminta bayaran Rp 7 juta dan disanggupi Billy dengan catatan pembayaran penuh setelah eksekusi. Namun Satim meminta uang operasional, karena Billy emoh identitasnya terbongkar, ia mengirim uang dengan dibungkus plastik dan ditaruh di tempat yang disepakati.

Uang tersebut dikirim sebanyak 6 kali dengan total kurang lebih jumlahnya Rp 1,6 juta. Uang tersebut oleh Satim lalu dibelikan air keras, hingga pembelian jaket ojek online.

"Sebanyak 6 kali juga S datang ke kos korban, kos korban juga diberitahukan oleh B, untuk survei ke-3, 4, 5 sebetulnya sudah mau dieksekusi, tapi ternyata korban tidak ada di kos. Kemudian pada tanggal 24 (Desember) jam 15.00 WIB, si B menghubungi S bahwa korban ada di kos persiapan ke gereja," ujarnya.

Satim lalu datang ke kos korban dan menyiramkan air keras ke wajah korban. Korban pun sontak berteriak kencang, sedangkan Satim langsung kabur dengan mengenakan jaket ojol dan masker.

Sedangkan barang bukti berupa gelas plastik untuk menyiram korban, dibuang Satim di jembatan jalan Dr Sardjito.

"Beli 1 liter, kemudian dia menggunakan gelas boba jumbo plastik itu, tapi dobel. Waktu dia nyiram itu kena tetesan juga, makannya sininya, di jari jari pelaku itu melepuh," terang Probo.

"1 liter itu 1 kaleng 1 literan, ditaruh di gelas plastik itu masih sisa, kemudian ditutup lagi. Dibuang di jembatan UGM ke arah jalan AM Sangaji itu," pungkasnya.




(ams/ams)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads