Sejarah Sinterklas atau Santa Claus dan Kaitannya dengan Hari Raya Natal

Sejarah Sinterklas atau Santa Claus dan Kaitannya dengan Hari Raya Natal

Najma Alya Jasmine - detikJogja
Selasa, 24 Des 2024 15:06 WIB
Santa Claus dan rusa. (Freepik)
Ilustrasi Santa Claus. Foto: Santa Claus dan rusa. (Freepik)
Jogja -

Sinterklas atau Santa Claus adalah salah satu ikon yang identik dengan Natal. Tokoh fiksi Santa Claus biasanya diceritakan dalam dongeng atau divisualisasikan melalui gambar dan film.

Biasanya, menjelang perayaan hari kelahiran Yesus ini, kita akan menemukan patung atau bahkan orang berkostum Santa Claus di sejumlah public space dengan penampilannya begitu khas.

Rupanya, kemunculan Santa Claus terinspirasi dari figur nyata. Karakternya yang baik menjadi inspirasi banyak cerita rakyat tentangnya. Bahkan cerita dan penggambarannya terus berkembang di Eropa, Amerika, hingga seluruh dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, bagaimana sejarah Sinterklas atau Santa Claus itu? Mengapa tokoh ini begitu lekat dengan tradisi Natal? Berikut perjalanan panjang Santa Claus yang telah detikJogja rangkum untukmu. Simak selengkapnya, ya!

Sejarah Sinterklas atau Santa Claus

Dikutip dari laman Museum of Arts & Sciences, Santa Claus disebut digambarkan dari citra baik seorang suci bernama Santo Nicholas. Ia berasal dari daerah Myra (sekarang Turki) dan hidup pada abad ke-4. Ia identik dengan jubah uskup berwarna merah.

ADVERTISEMENT

Santo Nicholas dikenal suka menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan. Selain itu, ia gemar memberikan hadiah secara rahasia, salah satunya dengan menaruh koin di sepatu anak-anak. Lambat laun, Santo Nicholas dikenal dengan nama Belandanya yaitu Santa Claus.

Tokoh Santa Claus mulai dikenal di Amerika pada awal 1800-an. Ini berkat orang-orang Belanda yang membawa tradisi ke negara tersebut. Santa Nicholas digambarkan sebagai pelindung masyarakat.

Santa Claus kemudian menjadi inspirasi bagi kisah-kisah dunia. Misalnya penulis Washington Irving yang menceritakan sang Santa sebagai sosok yang ceria. Selain itu, dalam puisi penyair Clement Moore Santa Claus digambarkan gemar mengendarai kereta salju.

Seiring berjalannya waktu, Sinterklas memiliki visualisasi seorang pria gemuk dengan janggut putih. Ia mengenakan setelan merah, ikat pinggang hitam, serta hiasan bulu warna putih. Lengkap pula dengan sepatu bot hitam dan topi merah lembut dengan juga berhias bulu putih.

Salah satu pencetus gambaran figur ini adalah iklan Coca-Cola pada 1920-an. Sundblom, ilustratornya, terinspirasi deskripsi perut buncit dan ceria yang ada dalam puisi Moore.

Santa Claus dan Hari Natal

Setelah mengetahui sejarah kemunculan Santa Claus, muncul pertanyaan baru, yaitu mengapa tokoh ini khas dengan perayaan Natal?

Dikutip dari laman History dan Britannica, hal ini karena Santa Claus dikisahkan muncul pada malam Natal.

Santa Claus bertempat tinggal di Kutub Utara bersama Nyonya Claus, istrinya. Sang Santa selalu menghabiskan satu tahun waktunya untuk membuat mainan. Ia tidak sendiri, melainkan dibantu oleh para peri. Di saat-saat itulah Santa mendapat surat dari anak-anak yang meminta hadiah Natal.

Baru pada Malam Natal Santa Claus pergi mengantarkan hadiah-hadiah Natal ke penjuru dunia. Ia mengendarai kereta luncur yang ditarik delapan rusa kutub. Masing-masing bernama Dasher, Dancer, Prancer, Vixen, Comet, Cupid, Donner, Blitzen, dan Rudolph.

Santa lalu berhenti di rumah setiap anak. Kemudian ia meluncur menuruni cerobong asap dan meninggalkan hadiah. Mainan itu diletakkan dalam kaus kaki kosong yang telah disiapkan anak-anak. Biasanya, pemilik rumah sudah menyediakan berbagai kue dan susu sebagai tanda terima kasih kepada Santa. Hingga kini, kaus kaki menjadi salah satu aksesoris khas perayaan ini sebagai simbol harapan kedatangan Santa Claus di malam Natal.


Demikian sejarah kemunculan Sinterklas atau Santa Claus yang ikonik hingga kini. Semoga bermanfaat ya! Kira-kira, apakah Santa Claus akan datang ke rumahmu di malam Natal nanti, detikers?

Artikel ini ditulis oleh Najma Alya Jasmine, peserta Program Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(par/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads