Apa Itu Subliminal? Ini Pengertian, Sejarah, dan Efeknya bagi Manusia

Apa Itu Subliminal? Ini Pengertian, Sejarah, dan Efeknya bagi Manusia

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Minggu, 22 Des 2024 14:48 WIB
E-commerce, Online Shopping, Internet, Mobile Phone, Retail
Ilustrasi iklan dengam subliminal. Foto: Getty Images/MUDESIGN
Jogja -

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terpapar oleh berbagai pesan dan rangsangan yang secara langsung maupun tidak langsung memengaruhi cara kita berpikir dan bertindak. Namun, ada jenis pesan tertentu yang bekerja dengan cara lebih halus. Ini dikenal sebagai pesan subliminal. Apa itu subliminal sebenarnya?

Tanpa disadari, pesan-pesan ini menyusup ke dalam pikiran kita melalui media seperti iklan, musik, atau bahkan film. Fenomena subliminal ini menarik perhatian karena kemampuannya untuk memengaruhi manusia secara tidak langsung. Apakah pesan subliminal benar-benar efektif dalam mengubah keputusan seseorang, ataukah ini sekadar mitos yang diperbesar oleh daya tarik media?

Penasaran dengan apa itu subliminal? Mari simak informasi yang dihimpun detikJogja dari laman University of Michigan serta artikel ilmiah berjudul 'Subliminal Messaging: How Effective Is It?' karya Sophia Frazier berikut ini!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu Subliminal?

Subliminal adalah istilah yang merujuk pada pesan atau rangsangan yang disampaikan di bawah ambang kesadaran seseorang. Pesan ini diterima oleh otak tanpa disadari oleh individu secara sadar, sehingga pengaruhnya bekerja secara tidak langsung. Pesan subliminal sering kali disisipkan dalam bentuk visual atau auditori, seperti gambar yang muncul sangat cepat atau suara yang tersembunyi dalam latar belakang musik.

Pesan subliminal bekerja dengan memanfaatkan proses bawah sadar manusia, di mana informasi diproses tanpa perhatian aktif. Dalam konteks ini, otak tetap menerima rangsangan meskipun individu tidak menyadari kehadirannya. Sebagai contoh, dalam sebuah iklan, simbol atau kata-kata tertentu dapat dimasukkan secara halus untuk memengaruhi emosi atau preferensi tanpa disadari oleh penonton.

ADVERTISEMENT

Konsep ini sering kali digunakan dalam periklanan, politik, atau media untuk memengaruhi perilaku atau keputusan orang. Meski efektivitasnya masih diperdebatkan, banyak penelitian menunjukkan bahwa pesan subliminal dapat memberikan dampak kecil jika sesuai dengan kebutuhan atau keinginan individu saat itu. Namun, sifatnya yang tersembunyi juga menimbulkan banyak kontroversi terkait etika dan privasi.

Sejarah Subliminal

Konsep subliminal telah ada sejak masa Yunani Kuno. Pada abad ke-5 SM, para filsuf dan orator Yunani memanfaatkan retorika untuk memengaruhi pendapat dan emosi masyarakat. Teknik ini menjadi dasar bagi penggunaan subliminal dalam memengaruhi persepsi manusia, meskipun belum secara langsung menyebut istilah subliminal.

Pada abad ke-20, praktik subliminal mulai menarik perhatian luas. Di tahun 1920-an, BBC menggunakan teknik subliminal dalam siaran radionya. Mereka menyisipkan pesan tersembunyi dalam jingle untuk mengubah pandangan masyarakat yang awalnya menganggap radio sebagai sesuatu yang menyeramkan. Salah satu contoh adalah frasa yang terdengar biasa tetapi memiliki pesan tersembunyi saat dimainkan secara terbalik.

Fenomena subliminal semakin populer pada tahun 1950-an melalui klaim James Vicary. Ia mengaku berhasil meningkatkan penjualan Coca-Cola dan popcorn dengan menampilkan frasa seperti 'Drink Coca-Cola' dan 'Eat popcorn' selama sepersekian detik dalam film. Klaim ini memicu kekhawatiran besar tentang manipulasi massa, meskipun akhirnya Vicary mengakui bahwa eksperimennya palsu.

Eksperimen-eksperimen psikologis pada dekade-dekade berikutnya, seperti penelitian oleh Anthony Marcel pada 1970-an, semakin menggali bagaimana pesan subliminal memengaruhi otak manusia. Marcel menunjukkan bahwa rangsangan subliminal dapat memengaruhi keputusan individu, meskipun pengaruhnya sangat kecil dan sulit disadari.

Di era modern, subliminal terus menjadi bahan perdebatan, baik dalam konteks iklan maupun politik. Misalnya, pada kampanye presiden AS tahun 2000, terdapat tuduhan penggunaan pesan subliminal dalam iklan politik untuk memengaruhi opini publik.

Efek Subliminal

Efek subliminal sering menjadi subjek penelitian karena relevansinya dengan perilaku manusia. Berikut adalah beberapa dampak yang ditemukan berdasarkan penelitian.

1. Efek pada Perilaku Konsumen

Pesan subliminal sering digunakan dalam iklan untuk memengaruhi pilihan konsumen. Penelitian menunjukkan bahwa pesan subliminal dapat bekerja jika sesuai dengan kebutuhan atau keinginan individu saat itu. Misalnya, seseorang yang sedang haus lebih mungkin merespons kata-kata terkait minuman yang ditampilkan secara subliminal.

Selain itu, iklan yang menyisipkan gambar atau kata-kata subliminal sering dirancang untuk menciptakan daya tarik emosional. Dengan menanamkan rasa lapar, haus, atau kebutuhan akan produk tertentu, iklan subliminal dapat mendorong konsumen untuk membeli sesuatu tanpa mereka sadari. Namun, efektivitasnya masih diperdebatkan karena pengaruhnya yang sering kali bersifat sementara.

2. Pengaruh pada Persepsi dan Keputusan

Subliminal juga dapat memengaruhi cara seseorang memproses informasi. Studi Anthony Marcel menunjukkan bahwa kata atau gambar yang disajikan secara subliminal dapat 'mempersiapkan' seseorang untuk mengambil keputusan tertentu. Misalnya, melihat kata 'bahagia' secara subliminal sebelum melihat sebuah gambar dapat membuat individu lebih mungkin memberikan respons positif terhadap gambar tersebut.

Namun, efek ini cenderung hanya berlaku dalam situasi tertentu. Subliminal lebih efektif jika rangsangannya relevan dengan konteks atau memiliki keterkaitan semantik yang kuat. Dalam kondisi di mana pesan subliminal tidak relevan, efeknya hampir tidak terlihat.

3. Pengaruh pada Psikologi Sosial

Penelitian juga menunjukkan bahwa subliminal dapat digunakan untuk memengaruhi emosi atau sikap seseorang terhadap subjek tertentu. Rangsangan emosional seperti gambar atau kata-kata positif dan negatif dapat memengaruhi persepsi seseorang terhadap produk atau individu tanpa mereka sadari.

Selain itu, eksperimen telah menunjukkan bahwa subliminal dapat meningkatkan atau mengurangi afeksi terhadap suatu objek. Misalnya, sebuah produk yang disertai dengan gambar positif secara subliminal lebih mungkin diterima oleh konsumen. Namun, efek ini biasanya memudar dalam jangka waktu pendek jika tidak diperkuat.

4. Kontroversi dan Etika

Karena dianggap melanggar privasi mental, teknik ini menjadi kontroversial. Banyak pihak, termasuk lembaga pemerintah seperti FCC di AS, telah mengeluarkan regulasi untuk membatasi penggunaan pesan subliminal dalam iklan dan media.

Sebagian besar kritik terhadap subliminal berfokus pada sifatnya yang manipulatif. Teknik ini dirancang untuk memengaruhi individu tanpa persetujuan mereka, yang menimbulkan masalah etika serius. Selain itu, bukti ilmiah yang terbatas mengenai efektivitas subliminal juga menjadi alasan mengapa teknik ini sering dipandang skeptis.

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai apa itu subliminal, termasuk pengertian, sejarah, serta efeknya bagi manusia. Semoga bermanfaat!




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads