Kawanan Pengeroyok 4 ABG di Jalan Parangtritis Dibekuk, Polisi Sita Airgun

Kawanan Pengeroyok 4 ABG di Jalan Parangtritis Dibekuk, Polisi Sita Airgun

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Kamis, 12 Des 2024 19:52 WIB
Delapan dari 10 pelaku pengeroyokan empat remaja di Jalan Parangtritis, Gabusan, Sewon, Bantul saat dihadirkan di Polsek Sewon, Kamis (12/12/2024).
Delapan dari 10 pelaku pengeroyokan empat remaja di Jalan Parangtritis, Gabusan, Sewon, Bantul saat dihadirkan di Polsek Sewon, Kamis (12/12/2024). Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja
Bantul -

Polisi akhirnya meringkus gerombolan yang mengeroyok empat remaja di Jalan Parangtritis, Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Pelaku berdalih melakukan aksinya karena mengira rombongan korban adalah pelaku klitih.

"Pelaku pengeroyokan empat remaja di Gabusan sudah diamankan, jumlahnya ada 10 orang dan dua di antaranya masih usia anak," kata Kapolsek Sewon, Kompol Hanung Tri Widayanto kepada wartawan, Kamis (12/12/2024).

Adapun para pelaku masing-masing berinisial BMP (19) alias Dito, DKP (19), ADP (19), BR (19), CS (20), RFK (18), SOA (18) dan KM (48). Sedangkan anak pelaku masing-masing adalah HSM (17) san DK (17).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain mengamankan para pelaku, kami juga menyita barang bukti berupa satu pucuk senjata airgun, dua unit smartphone, dan tujuh unit motor," ujarnya.

Hanung menjelaskan, dari hasil pemeriksaan ternyata Dito menembakkan airgun ke salah satu korban. Adapun korban itu adalah FF (17) yang mengalami luka tembak pada bagian dada bagian bawah, leher bagian depan, selangkang kanan dan kedua kaki.

ADVERTISEMENT

Atas perbuatannya, para pelaku disangkakan Pasal 80 Ayat 2 juncto Pasal 76C Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Perpu No.1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan atau Pasal 170 KUHP.

"Untuk ancaman hukumannya maksimal tujuh tahun penjara," ucapnya.

Pengakuan Pelaku Pengeroyokan

Pelaku penembakan yakni Dito mengaku memang sengaja membawa airgun untuk berjaga-jaga. Terkait alasan menyerang korban, dia mengaku hal itu karena melihat korban membawa sajam hingga mengira korban adalah pelaku klitih.

"Terus saya dan teman lihat sendiri bahwa mereka bawa sajam, karena itu saya tahunya mereka gerombolan klitih," katanya.

Oleh sebab itu, Dito melakukan penembakan terhadap salah satu korban. "Itu (menembak) karena tahunya ada segerombolan klitih dan saya baru pakai sekali itu," ucapnya.

Terkait dari mana mendapatkan airgun itu, Dito mengaku membeli secara online. Selanjutnya, Dito mengambilnya di Kasihan, Bantul.

"Dapat dari Kasihan, beli online. Beli buat jaga-jaga saja," ujarnya.

Sementara itu, pelaku yang berusia paling tua yakni KM mengaku hanya ikut-ikut karena mendengar ada orang yang teriak klitih. Pasalnya saat itu KM mendengar ada gerombolan teriak klitih.

"Saya tidak kenal gerombolan itu, terus pas lewat Gabusan ada yang bilang 'ada klitih ada klitih'. Karena itu saya datangi, mau saya lerai tapi tidak bisa dan saya menendang satu kali," katanya.

Setelah melakukan hal tersebut, KM pergi dari lokasi kejadian. Terlebih, saat itu polisi mulai berdatangan ke TKP.

"Terus ada polisi datang saya pergi," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, empat orang remaja yang baru saja pulang dari Pantai Depok menjadi korban pengeroyokan di Jalan Parangtritis, Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Keempatnya mengalami luka-luka, dan saat ini polisi masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana mengatakan, kejadian bermula saat RTY (16), warga Sonosewu, Kasihan, Bantul; FF (17), warga Argorejo, Sedayu, Bantul; MRA (17), warga Tamantirto, Kasihan, Bantul dan DSM, warga Bangunjiwo, Kasihan, Bantul pergi ke Pantai Depok, Sabtu (9/11) pukul 22.00 WIB. Kemudian pada Minggu (10/11) pukul 02.00 WIB keempatnya pulang.




(afn/aku)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads