Presiden Korsel Cabut Perintah Darurat Militer Usai 6 Jam Diterapkan

Internasional

Presiden Korsel Cabut Perintah Darurat Militer Usai 6 Jam Diterapkan

Zunita Putri - detikJogja
Rabu, 04 Des 2024 13:10 WIB
People gather to demand South Korean President Yoon Suk Yeol step down in front of the National Assembly in Seoul, South Korea, Wednesday, Dec. 4, 2024. (Kim Do-hoon/Yonhap via AP)
Korsel dilanda kerusuhan politik seusai Presiden Yoon Suk Yeol mengumumkan darurat militer. Foto: (Kim Do-hoon/Yonhap via AP)
Jogja -

Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, mengumumkan pencabutan dekrit darurat militer. Pencabutan terjadi setelah Majelis Nasional Korsel menolak pengumuman itu.

Kantor berita Korsel Yonhap dikutip detikNews memberitakan Rabu (4/12/2024), Yoon menyetujui keputusan parlemen untuk mengakhiri darurat militer pada pukul 04.30 WIB, sekitar enam jam setelah dideklarasikan.

Begitu dekritnya dicabut, Kepala Staf Gabungan Korsel juga menarik pasukan yang awalnya dikerahkan untuk mendukung darurat militer. Kini, pasukan itu sudah dikembalikan ke pangkalan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada pukul 11 malam tadi, saya mengumumkan darurat militer dengan tekad kuat saya untuk menyelamatkan bangsa dari kekuatan anti-negara yang berupaya melumpuhkan fungsi penting negara dan tatanan konstitusional demokrasi bebas," katanya.

"Tetapi ada permintaan dari Majelis Nasional untuk pencabutan darurat militer, (Saya) menarik pasukan yang dikerahkan untuk melaksanakan urusan darurat militer," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Dalam pidatonya usai membatalkan darurat militer, Yoon meminta Majelis Nasional Korea Selatan untuk menghentikan kegiatan yang dianggapnya 'keterlaluan'. Dia mengklaim bagaimana 'kegiatan' tersebut bisa melumpuhkan fungsi negara, salah satunya upaya pemakzulan terhadap pejabatnya.

Sebelumnya, Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan dekrit darurat militer dia umumkan untuk melindungi Negeri Ginseng dari 'kekuatan komunis'. Yoon membawa-bawa tetangga sekaligus musuh abadi mereka, Korea Utara (Korut).

Terakhir kali Korsel mengumumkan darurat militer adalah pada 1979 silam. Saat itu, diktator Park Chung-hee dibunuh dalam upaya kudeta.

Setelah status darurat militer diumumkan, warga Korsel berdemo di gedung parlemen. Ratusan orang berkumpul di parlemen Korea Selatan pada Rabu (4/3) dini hari untuk memprotes penerapan darurat militer, menurut rekaman langsung.




(apu/afn)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads