Pukat UGM soal Sayembara Rp 8 M Tangkap Harun Masiku: Hak Warga Negara

Pukat UGM soal Sayembara Rp 8 M Tangkap Harun Masiku: Hak Warga Negara

Jauh Hari Wawan S - detikJogja
Jumat, 29 Nov 2024 12:42 WIB
Aktivis anti korupsi yang tergabung dalam Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal untuk memperingati 4 tahun buron Harun Masiku, di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024). 4 orang bertopeng pimpinan KPK dan satu orang bertopeng Harun Masiku meniup lilin pada kue tart sebagai simbol hilangnya Harun Masiku. Aksi berlangsung tertib.
Aktivis anti korupsi yang tergabung dalam Indonesia Corruption Watch (ICW) melakukan aksi teatrikal untuk memperingati 4 tahun buron Harun Masiku, di depan Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024). (Foto: Ari Saputra)
Sleman -

Politikus Partai Gerindra Maruarar Sirait membuka sayembara senilai Rp 8 miliar bagi siapa saja yang bisa menangkap buron kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR RI, Harun Masiku. Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM angkat bicara terkait sayembara itu.

Peneliti Pukat UGM Zaenur Rohman menyambut adanya sayembara itu. Menurutnya sah-sah saja seorang warga negara membuat sayembara dan itu merupakan hak setiap warga.

"Jadi ya silakan saja kalau ada orang membuat sayembara, kemudian mengajak masyarakat mencari, memberi informasi, ya silakan saja karena itu memang hak dari setiap warga negara," kata Zaenur saat dihubungi wartawan, Jumat (29/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Zaenur pun kembali mengingatkan kewajiban KPK untuk menangkap Harun Masiku. Sebab, kasus ini menjadi PR bagi KPK yang sudah bertahun-tahun gagal untuk menangkap politikus PDIP itu.

"Yang paling penting menurut saya yaitu kewajiban hukum bagi KPK untuk melakukan pengejaran, penangkapan. Karena ini menjadi PR dan menjadi salah satu ukuran KPK juga kalau KPK sampai sekarang masih belum bisa menangkap Harun Masiku," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, dengan tidak masuknya PDIP dalam koalisi pemerintahan saat ini seharusnya membuat KPK bisa leluasa. Namun, nyatanya KPK juga belum mampu menangkap Harun Masiku dan mengungkap kasusnya.

"Harusnya dengan PDIP sudah tidak dalam koalisi pemerintah, KPK bisa lebih mudah tapi sampai sekarang KPK juga belum bisa menangkap Harun Masiku, ada apa?," ucapnya.

Oleh karena itu, adanya sayembara ini juga bisa jadi sindiran terhadap KPK. Atau bahkan kepada PDIP yang membiarkan Harun Masiku tidak tertangkap.

"Apakah itu sindiran kepada KPK ataukah itu sindiran kepada PDIP atau kepada siapakah? Itu menurut saya itu silakan, masing-masing untuk menilai sendiri-sendiri," pungkas dia.

Melansir detikNews, sayembara itu beredar viral di media sosial X, seperti dilihat detikcom, Kamis (28/11). Tampak dalam video itu, Maruarar Sirait awalnya menanti buku berjudul 'Politik Itu Suci' yang sempat dijanjikan akan diberikan oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

Maruarar kemudian mengungkit soal kasus di Indonesia yang melibatkan orang-orang besar. Dia menyebut kasus Harun Masiku.

Dia pun menjanjikan Rp 8 miliar bagi siapa pun yang bisa menangkap Harun Masiku. Maruarar mengaku heran lantaran Harun Masiku sampai saat ini masih jadi buron.

"Ya, saya akan kasih bonus bagi yang bisa tangkap Harun Masiku Rp 8 miliar uang pribadi saya, supaya semangat, supaya tidak ada di negara ini yang kebal hukum ya. Saya gunakan berkat dari Tuhan itu untuk memberantas korupsi di Indonesia. Yuk, Mas Hasto, kita cari Harun Masiku sama-sama ya, supaya jelas terang benderang ya," ujar dia.

"Kenapa sih Harun Masiku bisa menghilang? Siapa yang menghilangkan? Kasus apa yang di belakang dia? Apa yang dia urus? Gitu ya, Mas Hasto. Politik itu suci, membela yang benar, membantu yang lemah, dan membongkar kasus-kasus besar yang selama ini tertutup," sambungnya.




(aku/afn)

Hide Ads