Seorang santri ditemukan tewas tergantung di kolong rumah panggung dalam pesantren di Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Korban mulanya dikira sedang melakukan prank oleh teman-temannya.
"Berawal itu temannya yang menemukan, inisial DP. Dia sangkanya itu main prank karena di sana main prank-prank katanya anak-anak santri," ujar Kasat Reskrim Polres Bantaeng AKP Akhmad Marzuki kepada detikSulsel, Senin (25/11/2024).
Insiden ini terjadi di salah satu pesantren yang berlokasi di Dusun Tanetea, Desa Nipa-Nipa, Kecamatan Pajukukang, Bantaeng pada Sabtu (23/11) sekitar pukul 20.00 Wita. DP mengungkapkan ia sempat berbicara dengan korban sebelum kejadian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setelah Isya dia (DP) lihat di situ (ditemukan tergantung). Sebelumnya itu sempat berbicara sama korban ini saksi," katanya.
Marzuki melanjutkan korban yang berusia 15 tahun langsung dilarikan ke klinik terdekat, sebelum dirujuk ke RSUD Anwar Makkatutu. Sayangnya, pihak rumah sakit menyatakan korban meninggal dunia.
"Dibawa ke klinik. Di klinik mengatakan sudah meninggal. Lebih jelasnya dibawa ke RSUD Anwar Makkatutu. Dipastikan bahwa sudah meninggal. Kemudian dibawa pulang sama keluarga," bebernya.
Jenazah korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Makassar sebelum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. Marzuki menerangkan pihaknya masih menunggu hasil autopsi rumah sakit untuk mengungkap penyebab kematian korban.
"Berangkat ke Makassar untuk dilakukan autopsi di RS Bhayangkara. Setelah diautopsi kurang lebih 5 jam, langsung dibawa pulang. Sudah dikuburkan," terangnya.
Dia menambahkan pihaknya tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut dengan memeriksa saksi yakni teman korban, pengasuh dan pembina pesantren. Polisi juga mendalami rumor bahwa korban mengalami tindakan kekerasan atau bullying.
"Pada intinya semua yang mengetahui atau berada di lokasi itu, kita lakukan pemeriksaan. Sekarang ini enam orang kita lakukan pemeriksaan, di antaranya itu dari pihak pengasuh atau pembina ponpes. Termasuk pembina asrama kita ambil keterangannya. Termasuk teman-teman santrinya," jelasnya.
"(Bully terhadap korban) itu tidak ada. Karena kita juga mempertanyakan kepada saksi-saksi yang ada terkait bully. Tidak ada. Di sana itu terbatas waktunya," lanjut Marzuki.
(apu/apu)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi