Polisi masih terus memburu dua orang terkait kasus penganiayaan dan penusukan santri Krapyak di perempatan jalan Parangtritis-Prawirotaman, Kota Jogja, pada Rabu (23/10) lalu. Peran keduanya pun masih belum diketahui.
Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio mengatakan, kedua orang tersebut hanya menunggu di tempat kejadian perkara (TKP) kafe di jalan Parangtritis saat pelaku lain melakukan penganiayaan.
"Dua masih kita cari, perannya dari keterangan tersangka yang lain, peran dua yang kita cari ini kan, karena mereka ikut kumpul di (nama salah satu) kafe," papar Probo saat ditemui wartawan di Mapolresta Jogja, Senin (11/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Identitas kedua terduga pelaku lain muncul usai Polresta Jogja melakukan pemeriksaan intensif terhadap tujuh tersangka yang lebih dahulu diamankan.
"Jadi gini, orang yang kumpul di (nama salah satu kafe) kafe ini kan ada 14-16 orang. Tidak semuanya lari ke barat melakukan penganiayaan, kan itu TKP kejadian penusukan di seberang jalan," urai Probo.
"Jadi kalau semuanya masuk ya, kan di video CCTV juga bisa dilihat kan itu. Kurang lebih antara 7-8 orang lah yang itu," sambung Probo.
Pisau Tukang Sate Masih Dicari
Probo juga menjelaskan terkait sebilah pisau milik penjual sate di TKP yang dipakai menusuk salah satu korban. Pihaknya mengaku masih belum menemukannya. Padahal, mereka sudah menyisir lokasi pembuangan pisau sesuai keterangan pelaku.
"Pisau itu dibuang antara Pojok Beteng timur sampai ke jalan ke timur, karena larinya dia ke sana, tapi kita sisir itu kanan kiri, buangnya di kiri. Kita sisir nggak kita temukan, tapi kita sudah buatkan DPB, daftar pencarian barang bukti," tuturnya.
Diketahui, penusuk santri Krapyak di Prawirotaman tersebut berinisial J, yang merupakan salah satu dari tujuh pelaku yang lebih dulu ditangkap. Pengakuan J muncul setelah polisi memeriksanya secara intensif.
(apu/afn)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan