Lapangan Pondok Pesantren (Ponpes) Minggir Gus Muwafiq akan menjadi titik kumpul 10.000 Banser Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (3/11). Giat ini dalam rangka Apel Akbar 10.000 Banser Daerah Istimewa Yogyakarta, Satu Komando Jaga Keistimewaan dari Miras dan Kriminalitas.
Pengurus Ponpes Minggir Gus Muwafiq, Faturahman, mengungkapkan kondisi peredaran miras saat ini sudah terlalu liar. Peredaran miras tidak lagi mengenal batas usia.
"Sekarang itu terlalu liar dan vulgar, karena anak bawah umur juga sudah bisa beli karena ada sistem antar, dan ini tidak pakai umur yang penting bayar," ungkap Faturahman saat ditemui di Ponpes Minggir Gus Muwafiq, Jumat (1/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia kemudian membandingkan sebelum era saat ini. Di mana transaksi jual beli minuman beralkohol kerap dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Tak hanya penjualnya, tapi juga pembeli saat bertransaksi.
Berbeda dengan era saat ini, transaksi berlangsung secara terang-terangan. Bahkan iklan-iklan minuman beralkohol juga terpampang bebas di media sosial. Masih ditambah adanya layanan antar jemput dengan kurir khusus.
"Dulu jualan beli sembunyi-sembunyi, sekarang terbuka dan seakan wajar bahkan ada kurirnya sendiri," katanya.
Atas keresahan yang sama inilah Ponpes Minggir Gus Muwafiq memfasilitasi Apel Akbar 10.000 Banser. Rencananya akan dihadiri oleh Banser wilayah Jogja. Selain itu tak menutup kemungkinan dari wilayah Jawa Tengah yang berbatasan dengan DIY.
Faturahman menuturkan apel ini masih memiliki tujuan yang sama. Berupa upaya pemberantasan peredaran minuman beralkohol di wilayah Jogja. Terlebih saat ini penjualannya berlangsung secara terang-terangan.
"Maunya selesai lah, karena ada beberapa kali problem kejadian seperti itu terulang dan tidak selesai. Tindak lanjut di kepolisian dan pengadilan sampai titik akhir kita kawal terus," ujarnya.
Terkait susunan acara, Faturahman mengaku tak mengetahui detailnya. Ini karena pihak Ponpes Minggir hanya sebagai fasilitator. Khususnya penggunaan lapangan sebagai lokasi Apel Akbar.
Walau begitu, dia menyebutkan ada wacana pawai. Hanya saja rencana ini belum disetujui sepenuhnya. Selain mengundang massa yang banyak, juga bertepatan dengan musim Pilkada 2024.
"Sementara apel saja ,mungkin nanti kalau ada kegiatan lain tapi masih polemik boleh pawai atau tidak, karena keramaian dan kebetulan pilkada juga," katanya.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas