Gerakan Pemuda (GP) Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta bakal menggelar apel soal miras di pondok pesantren di Minggir, Sleman, akhir pekan ini. Lokasi apel itu digelar di ponpes Gus Muwafiq.
Aksi itu bertajuk 'Apel Akbar 10.000 Banser Daerah Istimewa Yogyakarta, Satu Komando Jaga Keistimewaan dari Miras dan Kriminalitas'. Santri sekaligus pengurus Ponpes Minggir Faturahman menyebut pihaknya berpartisipasi dengan meminjamkan lapangan sebagai lokasi apel, sedangkan penanggung jawab acara sepenuhnya dari GP Ansor dan Banser DIY.
"Benar ada acara itu (apel akbar). Masih nyambung yang kemarin terkait miras. Kemungkinan dihadiri sekitar 10.000 Banser dan mulainya mungkin jam 08.00 WIB," jelasnya saat ditemui di Ponpes Minggir Gus Muwafiq, Sendangrejo, Minggir, Sleman, Jumat (1/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faturahman menyebut apel ini bertujuan untuk memberantas peredaran minuman beralkohol di wilayah Jogja. Terlebih saat ini penjualannya berlangsung secara terang-terangan.
Dia menyebut peredaran miras berdampak negatif, seperti meningkatnya angka kriminalitas. Mulai dari kejahatan jalanan, klitih hingga aksi premanisme.
"Maunya selesailah, karena ada beberapa kali problem kejadian seperti itu terulang dan tidak selesai. Tindak lanjut di kepolisian dan pengadilan sampai titik akhir kita kawal terus," katanya.
Munculnya penganiayaan kasus santri Ponpes Krapyak menimbulkan gelombang protes dari para santri. Terlebih para pelaku terbukti mengonsumsi minuman beralkohol sebelum melakukan penganiayaan.
Hal itu memantik keresahan para peserta aksi, baik yang sempat mengikuti aksi damai di Mapolda DIY maupun Banser DIY. Mereka menuntut peredaran minuman beralkohol ditekan.
"Tidak hanya terkait jualan mirasnya saja, tapi efeknya lari ke kriminalitas. Ada palak, lalu kejadian santri Krapyak itu yang katanya salah sasaran dan tidak kenal," ujarnya.
Faturahman menilai peredaran minuman beralkohol di area Jogja sudah terlalu vulgar. Baik penjual maupun pembeli tak lagi sembunyi-sembunyi saat bertransaksi.
"Sekarang itu terlalu liar dan vulgar, karena anak bawah umur juga sudah bisa beli karena ada sistem antar, dan ini tidak pakai umur yang penting bayar. Dulu jualan beli sembunyi-sembunyi, sekarang terbuka dan seakan wajar," katanya.
Dengan keresahan ini ponpes Minggir yang diasuh Gus Muwafiq memfasilitasi Apel Akbar 10.000 Banser DIY. Terkait susunan acara, Faturahman mengaku tak mengetahui detailnya, dia menyebut sempat ada rencana pawai namun belum sepenuhnya teragendakan.
"Sementara apel saja ,mungkin nanti kalau ada kegiatan lain tapi masih polemik boleh pawia atau tidak, karena keramaian dan kebetulan pilkada juga," ujarnya.
(ams/sip)
Komentar Terbanyak
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Catut Nama Bupati Gunungkidul untuk Tipu-tipu, Intel Gadungan Jadi Tersangka