Polisi masih mendalami kasus penganiayaan dan penusukan yang menimpa dua santri asal Krapyak, Bantul, di perempatan Jalan Parangtritis, Prawirotaman, Kota Jogja, Rabu (23/10) lalu. Kini, polisi memburu dua orang lainnya.
Seperti diketahui, sebanyak tujuh tersangka terkait kasus tersebut sudah diamankan Polresta Jogja. Kasat Reskrim Polresta Jogja, Kompol Probo Satrio, mengatakan nama dua orang yang diburu itu muncul dari pemeriksaan para tersangka.
"Masih, masih kita cari pelaku yang lain," jelas Probo saat dihubungi wartawan, Kamis (31/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pemeriksaannya kan dia (salah seorang tersangka) nyebut kurang lebih itu ada dua, tapi perannya yang dua itu kita belum tahu, tapi tetep kita cari," sambungnya.
Probo melanjutkan, pihaknya belum akan menempatkan dua orang tersebut ke daftar pencarian orang (DPO).
"Nanti kalau sudah mentok, baru nanti kita tetapkan DPO," terangnya.
Adapun terkait pelaku yang berperan menusuk santri, menurut Probo, masih belum diketahui lantaran dari tersangka yang sudah ditahan belum ada yang mengakuinya.
"Itu kan mereka belum mau ngaku, cuma kita dalami teruslah," ungkapnya.
"Barang bukti pisau belum kita temukan," ujar Probo menambahkan.
Lebih lanjut, Probo memastikan para tersangka nekat melakukan tindakan penganiayaan hingga penusukan lantaran dalam pengaruh minuman keras (miras).
"Pasti, pasti karena memang minum-minum di situ dan yang nyuruh minum-minum di situ saudara C itu, untuk bikin keributan," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, penganiayaan itu terjadi pada Rabu (23/10) malam di perempatan Jalan Parangtritis-Prawirotaman, Brontokusuman, Kota Jogja. Segerombolan orang tiba-tiba mengeroyok dua orang santri Krapyak hingga salah satunya mengalami luka tusuk. Saat itu dua korban usai membeli sate di sekitar lokasi kejadian.
Ketujuh pelaku yang dibekuk masing-masing berinisial VL (41), NH (29) alias E, F alias I (27), J (26), Y (23), T (25), serta R alias C (43). Para pelaku diamankan secara terpisah.
(apu/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan