Tempat Konservasi Penyu Abadi di Kawasan Pantai Trisik, Galur, Kulon Progo rusak imbas abrasi dan gelombang tinggi. Akibatnya fasilitas penunjang hingga ratusan telur penyu hilang.
Kabar rusaknya tempat Konservasi Penyu Abadi Trisik pertama kali dibagikan oleh Satlinmas Rescue Istimewa (SRI) wilayah V Kulon Progo lewat akun Instagram @sarglagah pada Senin (21/10). Akun ini mengunggah video yang menunjukkan bangunan konservasi sudah miring hingga nyaris roboh.
"Semakin mengkhawatirkan abrasi di Pantai Trisik. Bangunan Konservasi Penyu Abadi nampak sudah terkikis abrasi. Sementara tukik sudah diamankan di rumah sebelah utara bangunan," tulis akun tersebut seperti dilihat detikJogja, Selasa (22/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
detikJogja mendatangi lokasi secara langsung, memang benar bahwa bangunan konservasi tersebut telah rusak parah. Kolam pembesaran tukik nampak hancur akibat tergerus air laut. Abrasi juga menyebabkan pohon pelindung ambruk dan menimpa atap kolam penangkaran.
Pengelola Konservasi Penyu Abadi Trisik, Dwi Setya Putra, mengatakan peristiwa rusaknya tempat konservasi ini terjadi setelah gelombang tinggi menerjang wilayah Pantai Trisik sejak tiga hari belakangan. Selain merusak bangunan, peristiwa ini juga menyebabkan empat sarang telur penyu yang siap menetas berisi 400 butir telur hilang bersama beberapa peralatan pompa air.
"Abrasi di konservasi penyu ini terjadi sudah sejak dua atau tiga hari lalu, terutama pada malam hari di mana ombak sampai ketinggian 3-7 meter. Dampak gelombang tinggi itu tempat konservasi penyu sudah ambrol gak bisa dipakai lagi, juga ada sekitar 400 butir telur beserta sarang hilang, kolam pembesaran sudah tidak bisa dipakai bersama satu tempat penetasan," terangnya saat ditemui wartawan di lokasi siang ini.
"Sementara itu tukik yang selamat telah dipindahkan ke rumah warga yang lebih aman," imbuhnya.
Dwi mengatakan pihaknya telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kulon Progo. Dia berharap pemerintah bisa segera menindaklanjuti hal ini demi kelestarian penyu di Pantai Trisik.
"Setelah kejadian kemarin langsung kami laporkan ke DKP untuk tindak lanjutnya," ucapnya.
Sementara itu, Wakhid Purwosubiyantara, selaku Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Kulon Progo mengatakan telah mendata kerusakan yang menimpa Konservasi Penyu Abadi Trisik. Hasilnya abrasi parah telah merusak kolam penetasan dan pembesaran sehingga tidak bisa dipakai lagi.
"Iya, abrasi ini merusak kolam penetasan juga kolam pembesaran dan tidak bisa di pakai lagi. Kami minta pengelola untuk mengamankan di aquarium, namun itu tidak berlangsung lama," ujarnya.
Agar tukik tidak banyak yang mati, DKP Kulon Progo langsung melepaskan sebagian tukik yang sudah siap dilepasliarkan demi menekan kerugian yang lebih besar lagi. DKP Kulon Progo juga akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemda DIY untuk mengatasi persoalan ini.
"Ya tahun ini paling banyak ditemukan sarang di wilayah pantai trisik bisa sampai puluhan, sehingga dengan kejadian ini harus ada tindakan cepat dari pemerintah baik provinsi maupun kabupaten," ucapnya.
Ancaman kerusakan Konservasi Penyu Abadi Trisik sendiri sudah mengemuka sejak beberapa tahun terakhir. Pemicunya, abrasi parah di Pantai Trisik, yang menyebabkan garis pantai menyusut dari sebelumnya bisa 100 meter kini kurang dari 10 meter. Menyikapi hal itu, pemerintah setempat pernah mewacanakan relokasi tapi belum terealisasi hingga saat ini.
(afn/apl)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Pernyataan Ridwan Kamil Usai Tes DNA Anak Lisa Mariana
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar