ABG atau remaja bernama Rendy Surya Irawan (16) ditemukan tewas di tempat penggergajian kayu di wilayah Parangtritis, Kapanewon Kretek, Bantul, Minggu (13/10). Begini cerita keluarga korban.
Kakak korban, Novian Ramadhan (21), menjelaskan bahwa Rendy sebelumnya dijemput dua teman sekolahnya, Sabtu (12/10) sekitar pukul 21.00 WIB. Saat itu Rendy berpamitan untuk mengerjakan tugas di sekolahnya.
"Sekitar pukul 21.00 WIB A dan B datang, lalu Rendy keluar rumah pamitan sama orang tua mau mengerjakan tugas kirab. Keluarnya mereka boncengan tiga, lalu ke tempat pengerjaan tugas kirab di Kretek, sekolahannya," kata Novian saat ditemui wartawan di rumahnya, Nambangan, Kapanewon Pundong, Bantul, Selasa (15/10/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novian melanjutkan, berdasarkan informasi dari teman-temannya, Rendy dan dua rekannya hanya sebentar di lokasi pengerjaan tugas kirab. Lebih lanjut ketiganya menuju ke tempat usaha orang tua salah satu rekannya di Kretek yakni tempat penggergajian kayu.
"Nah, di tempat Oci mereka bertiga mengobrol di tempat penggergajian kayu. Setelah itu Rendy dan Oci keluar untuk cari rokok," ujarnya.
Salah satu rekan Rendy yang menunggu keduanya merasa ada hal yang janggal. Mengingat dua rekannya tak kunjung kembali.
"Ternyata Rendy dan Oci kecelakaan di dekat jembatan Soko, Seloharjo Pundong. Terus di situ Oci kepalanya sobek dan Rendy hanya lecet di bagian tangan dan mukanya masih bersih," ujarnya.
Selanjutnya, Rendy dan Oci kembali ke tempat penggergajian dengan posisi Oci memboncengkan Rendy. Namun, saat itu kondisi Oci pusing akibat luka pada bagian kepala.
"Terus sampai situ Rendy ngobrol sama temannya untuk menemani merawat Oci karena lukanya agak parah dan jika perlu tidak akan pulang sampai hari Senin," katanya.
Namun, pukul 23.00 WIB salah satu rekan Rendy pulang ke rumah. Selanjutnya Rendy, Oci, dan ibunya yang mendapat informasi itu, kemudian ke rumah sakit Santa Elisabeth, Bambanglipuro, Bantul untuk memeriksakan kondisi Oci.
"Saat di rumah sakit saudara kembar Oci mendatangi Rendy dan terlibat cekcok. Saudara Oci menuduh Rendy memberi obat-obatan ke Oci hingga akhirnya kecelakaan dan tidak terima motornya dipakai jatuh," ucapnya.
Saudara kembar Oci menelepon rekannya dan datang ke rumah sakit tersebut dengan menggunakan mobil. Saat itu datang tiga orang yang merupakan rekan dari saudara kembar Oci.
"Mereka pakai mobil datang ke Elisabeth, dan di depan IGD memukuli Rendy. Setelah pemukulan pertama Rendy diminta ikut mereka, karena ingin bertanggung jawab Rendy masuk ke dalam mobil dan ke penggergajian dan ke rumah salah satu pelaku," katanya.
Di rumah salah satu pelaku berinisial B, Rendy kembali menjadi korban pengeroyokan. Bahkan, hal serupa terjadi lagi saat tiba di penggergajian kayu lagi.
"Di rumah B terjadi pemukulan lagi, setelah itu ke penggergajian lagi dan dipukuli lagi dan terakhir itu di jalan tembus Pundong-Parangtritis. Jadi ada empat tempat yang jadi lokasi pemukulan adik saya," ujarnya.
Novian bercerita, bahwa dari keterangan B menyebut jika Rendy sebetulnya masih hidup usai dikeroyok di jalan tembus Pundong-Parangtritis. Namun, saat itu ditinggal oleh para pelaku.
"Keterangan B itu, setelah pemukulan di jalan tembus Rendy masih hidup dan bisa jalan sampai penggergajian. Terus ditanya masih bisa menjawab dan sempat dikasih minum B," ucapnya.
Saat itu di tempat penggergajian kayu ada sekitar 8 orang dan akhirnya meninggalkan Rendy. Selanjutnya, Minggu (14/10) pagi ayah dari Oci yakni Salamun menemukan Rendy terbaring di dalam kamar yang merupakan tempat istirahat.
"Pagi ditemukan sama Pak Salamun, saat itu ada motornya saudara kembar Oci yang rusak sama Rendy terbaring dengan kondisi matanya merah, lebam, luka memar dan itu bukan luka kecelakaan," ujarnya.
Sekitar pukul 08.00 WIB, orang tuanya mendapat informasi terkait kematian Rendy. Selanjutnya, mayat Rendy menjalani pemeriksaan forensik oleh petugas medis.
"Hasil autopsi Rendy tidak mengonsumsi alkohol maupun obat-obatan terlarang," ucapnya.
Terkait apakah Rendy mengenal pelaku pengeroyokan, Novian menyebut jika Rendy hanya mengenal dua orang yang menjemput adiknya.
"Adik saya hanya kenal dengan yang menjemput saja, dua orang itu," ujarnya.
Sementara itu, ayah Rendy, Mugiyat (54) sangat terpukul dengan meninggalnya Rendy. Mugiyat berharap polisi mengusut tuntas kasus tersebut.
"Sebagai orang tua kami mau kasus ini diproses secara hukum dengan hukuman setimpal sesuai apa yang dilakukan kepada anak saya," ucapnya.
"Kami minta diusut secara tuntas dan secara transparan agar anak saya tenang menghadap yang maha kuasa," lanjut Mugiyat sembari menangis.
Polisi Selidiki
Sebelumnya, Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry, mengatakan, hasil penyelidikan sementara diketahui korban meninggal akibat pukulan benda tumpul.
"Dari penyelidikan sementara meninggalnya korban akibat pukulan benda tumpul," kata Jeffry kepada wartawan, Senin (14/10).
Saat ini polisi telah memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap kasus tersebut.
"Ada 11 orang yang sudah dimintai keterangan, rinciannya 7 orang sudah cukup umur dan sisanya masih di bawah umur," ujar Jeffry.
"Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan, jika ada perkembangan nanti disampaikan," imbuhnya.
Sementara itu Kapolsek Kretek, AKP Sutrisno, mengatakan lokasi penemuan korban itu merupakan tempat penggergajian milik orang tua salah satu teman korban.
"Jadi pemilik penggergajian itu tidak ada di rumah, dan saat datang sudah mendapati remaja meninggal dunia di dalam kamar. Karena di penggergajian kayu itu ada kamar untuk tempat istirahat," ujar Sutrisno.
Menurut Sutrisno, dari pemeriksaan sementara ada beberapa tempat kejadian perkara (TKP) terkait lokasi pengeroyokan terhadap korban. Sehingga tempat penggergajian kayu itu bukanlah lokasi satu-satunya tempat pengeroyokan korban.
"Dari pemeriksaan awal ada beberapa TKP (pengeroyokan korban) dan saat ini masih didalami," pungkas dia.
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa