BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Jogja Panas Terik

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Jogja Panas Terik

Suci Risanti Rahmadania - detikJogja
Senin, 14 Okt 2024 14:03 WIB
Cuaca di sekitar kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Jogja, Rabu (7/8/2024)
Ilustrasi. Cuaca di sekitar kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Jogja, Rabu (7/8/2024). Foto: dok. Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Cuaca di Jogja belakangan ini panas. Kondisi itu dikeluhkan oleh netizen. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani mengatakan kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia saat ini, khususnya di Jawa hingga Nusa Tenggara, didominasi oleh kondisi cuaca cerah yang minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari.

Kondisi ini menyebabkan penyinaran matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer, sehingga suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti diketahui, bahwa saat ini sebagian besar wilayah Indonesia di selatan ekuator masih mengalami musim kemarau dan sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini, sehingga kondisi cuaca cerah masih mendominasi pada siang hari," kata Andri saat dihubungi detikcom, Senin (14/10/2024), dilansir detikHealth.

"Salah satu ciri khas masa peralihan ini adalah terjadinya hujan pada sore hingga malam hari, yang diawali dengan cuaca panas dan terik pada pagi hingga siang. Hujan selama periode peralihan musim ini biasanya tidak merata atau sporadis, dan durasi yang singkat," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Selain itu, gerak semu matahari pada periode Oktober ini berada pada posisi sekitar 5 derajat Lintang Selatan. Karenanya, wilayah atau daratan yang berada di sekitar lintang tersebut, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, mendapat intensitas penyinaran matahari yang maksimum.

"Meskipun intensitas sinar matahari akan maksimum, akan tetapi intensitas ini tidak serta merta memengaruhi kenaikan suhu signifikan di permukaan bumi terutama di wilayah yang mengalami hari tanpa bayangan," jelasnya.

"Hal tersebut disebabkan karena naiknya suhu tidak hanya dipengaruhi oleh sudut penyinaran tetapi juga dipengaruhi oleh tutupan awan, kelembapan, dan jumlah potensi awan hujan," imbuhnya.

Untuk diketahui, dilansir detikHealth, belakangan netizen di media sosial X mengeluhkan cuaca panas yang melanda sejumlah wilayah, termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau Jogja.

Bahkan ada netizen yang mengaku menggunakan AC dan kipas angin pun tak mempan di tengah cuaca panas.

"Jogja panas banget coy, AC aja nggak mempan. Pake kipas angin, anginnya jadi panas," ucap warganet @gamjaxxxxxxxx.

"Jogja masih panas membara," kata akun @urbaxxxxxx.




(rih/dil)

Hide Ads