Disdikpora DIY Minta Guru SLB Penganiaya Murid di Gunungkidul Dicopot Sementara

Disdikpora DIY Minta Guru SLB Penganiaya Murid di Gunungkidul Dicopot Sementara

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 11 Okt 2024 08:57 WIB
Ilustrasi Stop Bullying
Ilustrasi setop kekerasan pada anak. (Foto: Dok. Shutterstock)
Gunungkidul -

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih mendalami kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan guru SLB di Gunungkidul terhadap muridnya. Selama masa penyelidikan itu, Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya meminta agar guru itu dicopot sementara.

Didik mengatakan, pencopotan sementara guru tersebut bertujuan agar proses kegiatan belajar mengajar (KBM) tak terganggu. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk sementara membebastugaskan guru itu.

"Makanya kami minta kepala sekolah untuk sementara waktu membebastugaskan yang bersangkutan, jadi tidak mengajar, agar tidak menimbulkan traumatik terhadap murid," ujar Didik saat dihubungi wartawan, Kamis (10/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain itu supaya ketika guru itu dimintai penjelasan baik di dinas maupun di tempat lain tidak mengganggu proses KBM di sekolah," lanjut Didik.

Didik menyebut pemeriksaan terkait kasus itu masih berlangsung. Guru yang diduga melakukan penganiayaan itu juga sudah mengakui perbuatannya.

ADVERTISEMENT

"Hasilnya beliau mengakui melakukan, alasannya pertama karena khilaf dan (alasan) keduanya dari penumpukan masalah-masalah sebelumnya yang dilakukan murid tersebut," ujarnya.

Namun, dia menyatakan masih harus melakukan pendalaman sebelum memutuskan sanksi yang akan dijatuhkan.

"Ya sanksinya kita lihat dari hasil pendalaman itu, artinya yang disampaikan saat mengkonfirmasi yang lain apakah anak tersebut atau teman-teman yang jadi korban penjelasannya seperti apa kita lihat nanti. Kalau sanksi seperti apa bisa ringan, sedang hingga berat," kata Didik.

Sebelumnya, Didik mengatakan Disdikpora telah mendapat laporan terkait dugaan penganiayaan yang dilakukan guru terhadap muridnya. Peristiwa penganiayaan itu terjadi di SLB tersebut pada hari Senin (7/10). Akibat penganiayaan itu, korban mengalami luka lebam dan trauma.

Saudara korban, Endang Suwartinah mengatakan korban merupakan penyandang disabilitas intelektual. Dia menyebut korban saat ini mengalami trauma.

"Luka pada kepala hingga pundak mengalami lebam, begitupun bagian perut. Karena itu sampai saat ini anak itu mengalami trauma dan tidak ingin sekolah," kata Endang saat dihubungi lewat telepon, kemarin.




(afn/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads