Disdikpora DIY Beberkan Hasil Pemeriksaan Guru SLB Gunungkidul Aniaya Murid

Disdikpora DIY Beberkan Hasil Pemeriksaan Guru SLB Gunungkidul Aniaya Murid

Pradito Rido Pertana - detikJogja
Kamis, 10 Okt 2024 18:39 WIB
Ilustrasi Kekerasan pada Anak
Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Foto: iStock
Gunungkidul -

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut telah memanggil guru SLB di Gunungkidul yang diduga menganiaya muridnya. Dari keterangan yang diperoleh, guru tersebut mengaku khilaf karena kesal dengan muridnya itu.

"Sedah, kemarin yang bersangkutan sudah kita mintai keterangan. Tapi kan perlu kita dalami terus," kata Kepala Disdikpora DIY, Didik Wardaya saat dihubungi wartawan, Kamis (10/10/2024).

Didik mengungkapkan, bahwa guru tersebut mengakui semua perbuatannya. Namun, guru tersebut mengungkapkan alasan melakukan tindakan tidak terpuji itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasilnya beliau mengakui melakukan, alasannya pertama karena khilaf dan keduanya dari penumpukan masalah-masalah sebelumnya yang dilakukan murid tersebut," ujarnya.

Di dalam pemeriksaan, guru itu berdalih korban sering mengganggu teman-temannya. Namun pihak dinas tidak percaya begitu saja dengan alasan tersebut dan akan melakukan pendalaman.

ADVERTISEMENT

Didik menyebut dalih guru itu tidak bisa menjadi pembenar untuk melakukan kekerasan. Mengingat guru adalah sosok yang seharusnya mendidik dan bukannya menganiaya murid.

"Tapi apapun mendidik anak berkebutuhan khusus dengan cara seperti itu tidak benar. Makanya apapun alasannya kan menjadi tidak pas, seharusnya guru itu mendidik bukan menghardik, seharusnya mengajar bukan malah menghajar," ucapnya.

Menyoal sanksi terhadap guru itu, Didik mengaku belum bisa memutuskannya. Bukan tanpa alasan, semua itu menurutnya membutuhkan konfirmasi ke banyak pihak.

"Ya sanksinya kita lihat dari hasil pendalaman itu, artinya yang disampaikan saat mengkonfirmasi yang lain apakah anak tersebut atau teman-teman yang jadi korban penjelasannya seperti apa kita lihat nanti. Kalau sanksi seperti apa bisa ringan, sedang hingga berat," katanya.

Terlepas dari hal tersebut, Didik mengaku telah melakukan berbagai upaya salah satunya membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan (TPPK). Bahkan, tim tersebut sejatinya telah terbentuk jauh-jauh hari sebelum kejadian di Gunungkidul terjadi.

"Jadi dengan kejadian seperti itu kemudian TPPK bergerak mencari fakta terkait kejadian yang sebenarnya dan apa penyebabnya. Selanjutnya kita juga mengimbau sekolah itu, artinya kita harus ramah anak apalagi kepada anak berkebutuhan khusus, sebenarnya sudah kita dorong ke sana," ujarnya.

Namun, Didik mengaku kejadian itu sebagai koreksi bagi Disdikpora DIY. Sehingga kejadian serupa tidak akan terjadi kedelai.

"Tapi terkadang di luar prediksi kami, masih ada guru yang memiliki pemahaman dan kurang kontrol dalam mengendalikan emosinya, sekaligus koreksi bagi kami untuk melakukan perbaikan," katanya.

Diberitakan sebelumnya, dugaan aksi kekerasan tersebut terjadi pada Senin (7/10). Seorang guru SLB menganiaya muridnya hingga mengalami lebam dan trauma.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads