Terjebak Api Saat Bakar Sampah Kebun Jati, Kakek di Gunungkidul Tewas Terbakar

Terjebak Api Saat Bakar Sampah Kebun Jati, Kakek di Gunungkidul Tewas Terbakar

Pradito Rido Pertana - detikJogja
Senin, 07 Okt 2024 20:38 WIB
Ilustrasi: pembunuhan, mayat, bunuh diri, garis polisi, police line
Ilustrasi penemuan mayat. Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Gunungkidul -

Seorang kakek di Panjatan, Pengkok, Patuk, Gunungkidul ditemukan tewas terbakar di kebun jati. Kakek tersebut diduga tewas terbakar setelah sampah yang dibakarnya berkobar tak terkendali.

Kasi Humas Polsek Patuk, Aiptu Purwanto, menjelaskan kejadian bermula saat korban yang bernama Wagiyo (76) beraktivitas di ladang sekitar pukul 09.00 WIB. Selanjutnya Wagiyo membakar daun kering sebagai pupuk alami di kebunnya.

"Sekitar pukul 10.00 WIB warga melihat api sudah berkobar dengan dengan besar dan tidak ada terlihat korban sedang menjaga nyala api," katanya kepada wartawan, Senin (7/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat hal tersebut, warga sekitar langsung berupaya memadamkan api dengan peralatan seadanya. Hal itu dilakukan agar api tidak merambat ke permukiman warga.

Setelah api mulai padam, warga berupaya untuk mencari keberadaan Wagiyo. Upaya pencarian itu memakan waktu hingga berjam-jam.

ADVERTISEMENT

"Hingga akhirnya sekitar pukul 16.00 WIB ada warga yang lihat seseorang dengan posisi telungkup di ladang. Orang sudah dalam kondisi meninggal dunia," ucapnya.

Warga kemudian berusaha mengidentifikasi orang tersebut dan ternyata adalah Wagiyo. Hal tersebut karena wajah Wagiyo masih bisa dikenali serta postur tubuhnya identik.

Lebih lanjut, warga kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Patuk. Mendapat laporan itu, petugas medis dan polisi langsung mendatangi lokasi kejadian.

"Dari hasil pemeriksaan medis, korban meninggal sekitar empat jam sebelum ditemukan. Untuk penyebab meninggalnya karena luka bakar pada tubuh dengan persentase sekitar 90 persen," ujarnya.

Selain itu, berdasarkan penyelidikan polisi, Wagiyo kemungkinan tidak bisa melarikan diri saat api membesar. Mengingat dari keterangan warga saat itu angin berhembus kencang.

"Sehingga api cepat membesar dan lokasi kejadian berbentuk terasering. Kemungkinan itu yang membuat gerak korban terbatas dalam menjauhi kobaran api maupun asap," katanya.




(ahr/apl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads