Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis dan Hukum Mengerjakannya

Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis dan Hukum Mengerjakannya

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Minggu, 21 Des 2025 15:15 WIB
Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis dan Hukum Mengerjakannya
Ilustrasi puasa rajab sekaligus senin kamis. Foto: Getty Images/varniccha kajai
Jogja -

Puasa sunnah di bulan Rajab sering bertepatan dengan hari Senin atau Kamis. Situasi ini kerap memunculkan pertanyaan di kalangan umat Islam, apakah niat puasa bisa digabung atau harus dipisahkan?

Di sisi lain, puasa Rajab dan puasa Senin Kamis sama-sama memiliki dasar amalan dalam ajaran Islam. Keduanya juga sering diamalkan sebagai latihan spiritual menjelang Ramadhan, sehingga wajar jika banyak orang ingin mengerjakannya secara bersamaan.

Agar ibadah berjalan mantap tanpa keraguan, penting bagi kita untuk memahami bagaimana niat yang benar dan bagaimana hukum penggabungan dua puasa sunnah ini menurut fikih. Jadi, mari kita simak pembahasan selengkapnya berikut ini, detikers!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Niat puasa sunnah pada dasarnya cukup dihadirkan dalam hati, lafadz bersifat membantu memantapkan.
  • Puasa Rajab dan puasa Senin Kamis sama-sama termasuk ibadah sunnah yang dianjurkan.
  • Menggabungkan niat puasa Rajab dan Senin Kamis diperbolehkan dan keutamaannya tetap diperoleh.

ADVERTISEMENT

Niat Puasa Rajab Sekaligus Puasa Senin Kamis

Dalam buku Bekal Ramadhan, Ahmad Zarkasih menjelaskan bahwa tidak ada dalil khusus, baik ayat Al-Quran maupun hadits, yang secara tegas mengatur lafadz niat puasa. Meski demikian, niat tetap menjadi dasar utama dalam setiap ibadah. Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa nilai amal sangat ditentukan oleh niat yang menyertainya.

إِنَّمَا ٱلْأَعْمَالُ بِٱلنِّيَّاتِ
Artinya: "Sesungguhnya amalan-amalan itu harus disertai dengan niat." (HR Bukhari Muslim)

Di Indonesia, umat Islam umumnya mengenal bacaan niat puasa dengan redaksi bahasa Arab tertentu, seperti yang diawali lafadz "nawaitu shauma ghadin". Redaksi ini dipahami sebagai bentuk penegasan niat di dalam hati, sekaligus membantu menjaga kesadaran saat menjalankan ibadah puasa sunnah.

Merujuk pada buku Inilah Alasan Rasulullah SAW Menganjurkan Puasa Sunah karya H Amirulloh Syarbini dan Hj Iis Nur'aeni Afgandi, terdapat beberapa bacaan niat puasa sunnah yang biasa diamalkan, baik untuk puasa Senin, Kamis, maupun puasa Rajab. Berikut ini detailnya.

Niat Puasa Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الاثْنَيْنِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumi al-itsnaini sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa hari Senin, sunnah karena Allah Taala."

Niat Puasa Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumi al-khamisi sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa hari Kamis, sunnah karena Allah Taala."

Niat Puasa Rajab

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرٍ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala."

Apabila puasa sunnah Rajab dilaksanakan bertepatan dengan hari Senin atau Kamis, kita bisa melaksanakan dua puasa sunnah sekaligus. Niatnya pun tidak perlu dibaca secara terpisah. Kedua niat tersebut dapat digabung dalam satu redaksi. Praktik ini dicontohkan pada laman resmi Kementerian Agama Bali dan banyak diamalkan oleh umat Islam di Indonesia.

Niat Puasa Rajab sekaligus Hari Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ وَشَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil istnaini wa syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Senin dan puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala."

Niat Puasa Rajab sekaligus Hari Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الْخَمِيسِ وَشَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma yaumil khamisi wa syahri rajaba sunnatan lillaahi ta'aala
Artinya: "Saya niat puasa pada hari Kamis dan puasa bulan Rajab, sunnah karena Allah Taala."

Dengan memahami hal ini, puasa sunnah dapat dijalankan dengan lebih tenang dan mantap. Yang terpenting, niat benar-benar hadir di dalam hati sebagai bentuk keikhlasan dalam beribadah kepada Allah Taala.

Hukum Mengerjakan Puasa Rajab Sekaligus Senin Kamis

Puasa sunnah merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam. Selain bernilai pahala, puasa sunnah juga menjadi sarana melatih keikhlasan dan kedisiplinan diri. Dua jenis puasa sunnah yang cukup sering diamalkan oleh umat Islam adalah puasa Rajab dan puasa Senin Kamis. Keduanya memiliki dasar dan keutamaan masing-masing dalam ajaran Islam.

1. Hukum Puasa Rajab

Menurut penjelasan Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam buku Buku Harian Orang Islam, pada dasarnya tidak ada larangan untuk berpuasa di bulan Rajab. Rajab termasuk salah satu dari empat bulan haram yang dimuliakan dalam Islam. Karena itu, ibadah puasa yang dilakukan di bulan ini dihukumi sama seperti puasa sunnah di bulan lainnya.

Hal ini sejalan dengan keterangan dari Ibnu Abbas yang menggambarkan kebiasaan Rasulullah SAW dalam berpuasa di bulan Rajab. Ibnu Abbas berkata:

"Nabi berpuasa (di bulan Rajab) sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau akan berpuasa (di bulan Rajab) seluruhnya.' Lalu, beliau tidak berpuasa sampai kami berkata, 'Tampaknya beliau tidak akan berpuasa (di bulan Rajab) seluruhnya.'"

Riwayat ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW tidak melarang puasa Rajab. Namun, beliau juga tidak mengkhususkannya dengan puasa penuh selama satu bulan. Dari sini dapat dipahami bahwa puasa Rajab boleh dilakukan secara fleksibel, sebagaimana puasa sunnah lainnya, seperti puasa Senin Kamis, puasa Ayyamul Bidh, atau puasa Dawud.

Di sisi lain, terdapat pula riwayat yang menyebut keutamaan puasa di awal bulan Rajab. Dalam riwayat yang dinisbatkan kepada Ibnu Abbas disebutkan:

"Puasa di awal bulan Rajab dapat menghapus dosa (kafarat) selama 3 tahun, di hari kedua menjadi kafarat selama 2 tahun, di hari ketiga menjadi kafarat selama 1 tahun, kemudian di setiap hari sesudah itu menjadi kafarat selama 1 bulan." (HR Abu Muhammad al-Khalali)

Riwayat ini sering dijadikan landasan oleh sebagian umat Islam untuk memperbanyak puasa di awal Rajab sebagai bentuk ikhtiar mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Hukum Puasa Senin Kamis

Puasa sunnah di hari Senin dan Kamis termasuk ibadah yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW dikenal rutin menjalankan puasa pada dua hari tersebut. Anjuran ini berkaitan dengan waktu diangkat dan diperiksanya amal perbuatan manusia.

Dikutip dari kitab Riyadush Shalihin dalam buku Tata Cara dan Tuntunan Segala Jenis Puasa karya Nur Solikhin, Rasulullah SAW bersabda:

"Amal perbuatan itu diperiksa setiap hari Senin dan Kamis, maka aku suka diperiksa amalku ketika sedang berpuasa." (HR Tirmidzi)

Hadits ini menjadi dasar kuat bagi umat Islam untuk menghidupkan puasa Senin Kamis sebagai amalan rutin. Membaca niat puasa Senin Kamis juga dianjurkan untuk memantapkan hati dan kesungguhan dalam menjalankan ibadah sunnah tersebut.

3. Hukum Menggabungkan Niat Puasa Rajab dan Senin Kamis

Dalam kajian fikih, penggabungan dua ibadah sunnah dalam satu niat pada dasarnya diperbolehkan. Hal ini dijelaskan dalam buku Kaidah Fikih Asasi (Dasar) karya Eka Wahyu Hestya Budianto. Eka menjelaskan, mencampurkan dua ibadah sunnah atau nafilatain dalam satu niat umumnya sah dan keutamaan keduanya tetap diperoleh.

Kebolehan ini didasarkan pada sifat ibadah sunnah yang tidak seketat ibadah wajib. Selama tidak ada pertentangan dalam syarat dan rukunnya, dua ibadah sunnah dapat digabungkan dalam satu amalan. Contohnya adalah mandi sunnah Jumat yang dilakukan sekaligus dengan niat mandi hari raya. Karena bentuk fisiknya sama, yaitu menyiramkan air ke seluruh tubuh, maka kedua niat tersebut dianggap tercapai.

Prinsip yang sama berlaku dalam puasa sunnah. Jika seseorang berpuasa pada hari Senin atau Kamis yang bertepatan dengan bulan Rajab, lalu ia berniat menjalankan puasa Rajab sekaligus puasa Senin Kamis, maka kedua keutamaan puasa tersebut dapat diperoleh. Tindakan fisiknya tetap satu, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari.

Dengan pemahaman yang tepat, puasa sunnah bisa dijalankan dengan lebih tenang dan terarah. Rajab pun menjadi momen latihan keikhlasan sebelum memasuki fase ibadah yang lebih berat di bulan berikutnya, yaitu Syaban dan Ramadhan. Semoga bermanfaat, detikers!




(par/par)


Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads