Terungkap! Ada Bakteri-Jamur dalam Kasus Keracunan Makanan di Patalan Bantul

Terungkap! Ada Bakteri-Jamur dalam Kasus Keracunan Makanan di Patalan Bantul

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Rabu, 25 Sep 2024 16:02 WIB
Ilustrasi bakteri Salmonella
Ilustrasi bakteri Salmonella. Foto: Getty Images/iStockphoto/ClaudioVentrella
Bantul -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul menyebut hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang diduga menyebabkan keracunan di acara rintisan desa budaya Patalan dan SD Unggulan Aisyiyah sudah keluar. Dinkes bilang ada cemaran bakteri pada makanan tersebut.

"Yang Patalan hasilnya sudah keluar, ada cemaran, cemaran ini sesuatu yang menyebabkan barang tersebut tercemar," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Samsu Aryanto saat dihubungi wartawan, Rabu (25/9/2024).

Samsu mengatakan, cemaran itu meliputi bakteri hingga jamur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada Staphylococcus, Bacillus Cereus, ada Salmonella, Klebsiella, dan ada jamurnya juga," ungkapnya.

Dijelaskan bahwa Staphylococcus ialah genus dari bakteri gram positif dan dapat ditemukan di hidung dan kulit manusia. Adapun Bacillus cereus merupakan bakteri gram positif, berbentuk batang, aerobik, anaerob fakultatif, motil, serta beta hemolitik. Bakteri ini biasa ditemukan di tanah dan makanan.

ADVERTISEMENT

Sedangkan Salmonella adalah sekelompok bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri. Terinfeksi Salmonella dapat menimbulkan gejala berupa sakit perut, demam, diare sampai kram pada perut.

Selanjutnya, Klebsiella ialah bakteri yang telah lama dikenal. Spesies yang terkenal dari genus ini adalah Klebsiella pneumonia, bakteri yang menyebabkan penyakit pada paru-paru.

Saat ditanya soal temuan bakteri itu dari makanan jenis apa, Samsu mengatakan tidak ada penyebutan spesifik dalam hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan tersebut.

"Kita tidak terima hasil secara spesifik, seperti dari sumber yang mana, makanan yang mana, itu tidak ada detailnya dari lab," ujar dia.
Mengenai hasil uji laboratorium sampel makanan SD Unggulan Aisyiyah Bantul, Samsu menyebut hampir sama dengan kasus di Patalan.

"Sama, di situ juga ada Staphylococcus, Bacillus Cereus dan Salmonella tanpa Klebsiella. kalau Klebsiella itu ada di Patalan," terangnya.

Samsu juga telah memberitahukan hasil tersebut ke SD Unggulan Aisyiyah Bantul dan pihak penyedia jasa makanan

"Sudah, ke sekolah sudah dan yang di Patalan juga sudah. Yang kita sasar adalah penjamah makanan kemudian penyedia jasa," ucap di.

Langkah selanjutnya, Samsu menyebut Dinkes akan lebih gencar mengedukasi masyarakat untuk lebih berhati-hati dan cermat dalam mengelola makanan.

"Dan dari sisi penyimpanan bahan mentah itu sudah kita edukasi, kita motivasi untuk menggunakan alat-alat yang memenuhi syarat kesehatan dan menghindarkan dari potensi-potensi pencemaran," kata Samsu.

Dia juga mengingatkan agar makanan yang telah diolah itu disimpan di tempat yang memenuhi syarat kesehatan dan jangan terlalu lama disimpan.

"Contoh, di awal ya kalau memang bahan itu disimpan di suhu kulkas, ya disimpan di kulkas jangan di suhu ruang. Kalau memang di suhu ruang ya perhatikan masa tahannya makanan tersebut, kemudian pengolahannya juga yang tepat, menggunakan alat yang tepat, menggunakan sumber air bersih yang tidak tercemar," pungkas Samsu.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kalurahan Patalan menyebut satu korban dugaan keracunan makanan yang menjalani rawat inap (Ranap) di rumah sakit Permata Husada, Pleret sudah diperbolehkan pulang. Dengan demikian, sudah tidak ada korban keracunan yang menjalani perawatan di rumah sakit.

"Yang satu rawat inap dari Pleret sudah pulang hari Kamis (19/9/2024) pagi," kata Lurah Patalan, Sayudi Anom Jayadi kepada detikJogja, Sabtu (21/9) lalu.




(dil/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads