Melacak Jejak Perampok Bercelurit Misterius Satroni Mako Damkar Sleman

Melacak Jejak Perampok Bercelurit Misterius Satroni Mako Damkar Sleman

Tim detikJogja - detikJogja
Senin, 16 Sep 2024 07:01 WIB
ilustrasi kejahatan kriminal perampokan pembunuhan pemerkosaan pencopetan
Ilustrasi perampok bercelurit misterius satroni di Mako Damkar Sleman (Foto: andi saputra)
Jogja -

Jejak enam perampok bercelurit menyatroni markas pemadam kebakaran (damkar) Kabupaten Sleman masih dilacak. Polisi masih mencari rekaman CCTV untuk melacak para terduga pelaku.

Insiden itu terjadi pada Jumat, 13 September 2024. Peristiwa berawal saat tim Damkar mendapat panggilan untuk mengevakuasi ular. Belakangan diketahui, laporan itu palsu.

Namun, saat tiga petugas meluncur ke lokasi, korban yang berjaga seorang diri didatangi perampok membawa celurit. Polisi pun masih mencari jejak para perampok yang melukai Kepala Regu Damkar, Triyono (45).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sementara belum (mengantongi identitas terduga pelaku," kata Ardi saat dihubungi detikJogja, Minggu (15/9/2024).

Diketahui, korban sempat diancam menggunakan senjata tajam jenis celurit. Para perampok itu juga meminta tas kerja korban yang berisi dompet dan HP.

ADVERTISEMENT

Akibatnya, korban mengalami kerugian Rp 1,1 juta dan luka-luka akibat dianiaya. Polisi pun masih mencari rekaman CCTV yang merekam jejak pelaku.

"Keterangan korban (terduga pelaku) 6 orang. Masih nyari CCTV. Posisinya Mas Tri komandan regu," tutur Panit Reskrim Polsek Godean Ipda Sumantri, Jumat (13/9).

Sumantri menjelaskan korban mengaku sempat dipukuli. Korban juga ditemukan berkalung lakban.

"Luka benjol di kepala sama merah di tubuh bekas mungkin dihantam. Pengakuan korban sempat dipukuli, sempat terjadi penganiayaan," jelas dia.

"Waktu kita datang memang (lakban) yang gantung di leher, keterangan korban waktu kejadian memang dilakban mulutnya," sambung Sumantri.

Korban Alami Pembengkakan Otak

Sementara itu, akibat kasus ini Triyono disebut mengalami pembengkakan otak. Dia masih istirahat di rumah.

"Informasi lanjut dari dokter mengharuskan rawat inap karena ada pembengkakkan di otak. karena disebabkan unsur kekerasan penanganan tidak bisa tercover BPJS," ujar Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Sleman, Shavitri Nurmala Dewi, kepada detikJogja, Minggu (15/9).

Korban pun dilaporkan mengalami trauma. "Ya (mengalami trauma). Saat ini masih istirahat di rumah," jelas Shavitri.




(ams/ams)

Hide Ads