Menguap saat mengantuk adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh semua orang. Namun, pernahkah detikers bertanya-tanya pada diri sendiri, mengapa? Simak penjelasan ilmiahnya berikut ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring, menguap adalah mengangakan mulut dengan mengeluarkan napas karena mengantuk. Sementara itu, Merriam-Webster Dictionary mengartikannya sebagai membuka mulut lebar-lebar dan mengambil napas dalam-dalam sebagai reaksi tak sadar terhadap rasa lelah atau bosan.
Lebih lanjut, dikutip dari Cleveland Clinic, menguap merupakan gerakan otot kompleks. Singkat kata, saat menguap, terjadi proses penarikan napas panjang menggunakan hidung lalu mulut. Kemudian, otot-otot mulut dan tenggorokan meregang. Selanjutnya, napas dihembuskan dengan cepat menggunakan mulut sembari melepaskan ketegangan otot.
Sebagian ilmuwan menganggap perilaku ini sebagai refleks saja. Benarkah demikian? Begini pembahasan lengkapnya.
Alasan Ilmiah Seseorang Menguap
Disadur dari Medical University of South Carolina, terdapat sejumlah teori tentang alasan seseorang menguap. Sayangnya, hanya ada sedikit penelitian berkualitas mengenai topik ini. Kendati begitu, beberapa teori tampak masuk akal.
Berdasar informasi dari Healthline, teori paling ilmiah tentang menguap adalah karena pengaturan suhu otak. Sebuah studi pada 2014 yang terbit dalam Jurnal Physiology & Behavior menemukan bahwasanya perilaku ini lebih sering terjadi selama musim dingin.
Pasalnya, ketika suhu otak berada jauh di luar batas normal, menghirup udara bisa membantu untuk mendinginkannya. Oleh karena itu, ketika seseorang lelah, kinerja otaknya melambat dan pada gilirannya menyebabkan suhu turun.
Hal yang sama juga terjadi ketika seseorang merasa bosan. Dalam kondisi tersebut, otak tidak terstimulasi dan mulai bekerja secara lebih lambat. Akibatnya, terjadilah penurunan suhu. Selain itu, masih ada juga teori lain tentang penyebab menguap.
Menguap sering diasosiasikan dengan rasa kantuk dan bosan. Padahal, ia bukanlah tanda kantuk atau bosan, melainkan refleks yang dipicu otak untuk membangunkan tubuh. Saat menguap, beberapa hormon dilepaskan sehingga menyebabkan detak jantung dan kewaspadaan meningkat sesaat.
Agaknya masih belum cukup, teori ketiga tentang menguap adalah untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah atau membuang karbon dioksida. Biarpun terkesan logis dan masuk akal, teori ini belum terbukti.
Memang benar, bahwasanya saat menguap, oksigen lebih banyak dihasilkan dengan cara menarik napas dalam. Di samping itu, ketika menghembuskan napas saat menguap, jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan lebih banyak dibanding biasanya.
Mengapa Menguap Menular?
Salah satu pertanyaan tentang menguap yang sering kali dibahas adalah: Mengapa menguap menular? Dirujuk dari laman PBS News, menguap menular mungkin berkaitan dengan pencerminan sosial, sebuah tindakan meniru tindakan orang lain.
Hal ini pun tidak terbatas pada menguap saja, melainkan juga perilaku lain, seperti menggaruk, tertawa, dan menyilangkan kaki. James Giordano, ahli neurotika dan ilmuwan saraf Universitas Georgetown, menyebut bahwa perilaku ini bisa berkaitan dengan neuron cermin di otak.
"Neuron-neuron ini berperan mencocokkan apa yang kita rasakan dengan cara bergerak. Jadi, jika seseorang melihatku menggaruk wajah, mereka akan tahu seperti apa rasanya. Kamu mungkin juga terdorong untuk melakukannya," jelasnya dikutip pada Minggu (8/9/2024).
Lebih lanjut, Thomas Scammel, ahli saraf di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa seseorang ikut-ikutan menguap sebagai bentuk penguatan ikatan sosial.
"Jika seseorang menunjukkan senyum ramah kepadamu, tanpa berpikir panjang, kamu kemungkinan besar akan membalasnya. Itu adalah bentuk komunikasi sosial, dan tampaknya orang yang lebih berempati cenderung melakukan pencerminan sosial ini," pungkasnya.
Penyebab Menguap Berlebihan
Dilansir WebMD, bila seseorang menguap berlebihan, di antara hal-hal yang mungkin menjadi penyebabnya adalah:
- Usai bepergian larut malam.
- Stres yang menyebabkan gangguan tidur.
- Insomnia (kondisi seseorang kesulitan untuk tidur).
- Sleep apnea (kondisi terganggunya pernapasan seseorang saat tidur).
- Narkolepsi (kondisi yang menyebabkan seseorang begitu mengantuk pada siang hari).
- Berlebihan mengonsumsi suatu obat yang menyebabkan rasa lelah.
Selain itu, menguap berlebihan juga bisa saja terjadi akibat masalah medis serius seperti serangan jantung, stroke, pendarahan di sekitar jantung, dan tumor otak. Namun, tenang, menguap bisa jadi hanya disebabkan alasan sepele saja.
Misalnya, seseorang yang melakukan hal repetitif dan tidak menarik, besar kemungkinan tidak bisa berhenti menguap. Kegiatan-kegiatan tersebut di antaranya adalah menonton televisi, mendengarkan pidato, belajar, atau mengemudi.
Demikian penjelasan ilmiah mengenai alasan seseorang menguap saat mengantuk. Semoga menambah pengetahuan detikers, ya!
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM