Kronologi Tawuran Maut Pelajar di Seyegan Sleman

Kronologi Tawuran Maut Pelajar di Seyegan Sleman

Dwi Agus - detikJogja
Minggu, 08 Sep 2024 18:20 WIB
A blurred police car in the background behind yellow crime scene tape.
Ilustrasi tawuran di Sleman. Foto: Getty Images/iStockphoto/aijohn784
Sleman -

Tawuran maut geng pelajar terjadi di Sleman, Minggu (8/9) dini hari. Dalam peristiwa ini satu orang tewas.

Korban inisial ALF (15). Ia tewas karena kecelakaan lalu lintas saat terlibat aksi kejar-kejaran naik sepeda motor. Berikut kronologi tawuran berujung maut tersebut.

Minggu 8 September 2024

Pukul 02.00 WIB

Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi mengatakan peristiwa itu terjadi Minggu (8/9) dini hari. Tawuran awalnya pecah di Tegalweru, Kapanewon Seyegan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dari catatan kami berawal dari tawuran di utara Tegalweru Seyegan sekitar pukul 02.00 WIB, Minggu dini hari tadi yang berujung kejar-kejaran dan akhirnya kecelakaan," kata Ardi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (8/9/2024).

Ardi menjelaskan, berawal dari tawuran antarpelajar kemudian berujung saling kejar antarkedua kelompok. Saat saling kejar inilah terjadi peristiwa kecelakaan lalu lintas. Korban ALF terjatuh dari motonya hingga menyebabkan pelajar tersebut mengalami luka kritis.

ADVERTISEMENT

Kepolisian masih mendalami keterangan para saksi. Terutama untuk detail kecelakaan yang menyebabkan ALF jatuh dari motor. Untuk saat ini penyidikan dilakukan oleh Polsek Seyegan dan dibackup Polresta Sleman.

"Tidak ada unsur spontanitas. Peristiwa ini antarkelompok pelajar. Mereka saling kejar-kejaran dan akhirnya kecelakaan lalu lintas," ujarnya.

Sempat Dikabarkan Klitih

Kabar peristiwa itu sebelumnya beredar di media sosial dengan narasi seorang pelajar menjadi korban aksi kejahatan jalanan atau klitih hingga akhirnya meninggal dunia. Postingan yang tak disertai lokasi dan waktu kejadian tersebut kini telah dihapus.

Kapolresta Sleman Kombes Yuswanto Ardi menegaskan peristiwa itu bukanlah klitih.

"Iya, betul. Saya koreksi bukan klitih tetapi perkelahian antarpelajar," jelas Ardi.




(rih/rih)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads