Viral Siswa SMPN 1 Saptosari Gunungkidul Ogah Sekolah gegara Ditampar Kepsek

Viral Siswa SMPN 1 Saptosari Gunungkidul Ogah Sekolah gegara Ditampar Kepsek

Muhammad Iqbal Al Fardi - detikJogja
Rabu, 04 Sep 2024 16:22 WIB
Suasana SMPN 1 Saptosari, Gunungkidul, Rabu (4/9/2024).
Suasana SMPN 1 Saptosari, Gunungkidul, Rabu (4/9/2024). Foto: Muhammad Iqbal Al Fardi/detikJogja
Gunungkidul -

Kabar adanya seorang siswa SMPN 1 Saptosari, Gunungkidul, yang putus sekolah setelah ditampar Kepala Sekolah (Kepsek) viral di media sosial. Sekolah pun menepis kabar tersebut.

Video viral itu diunggah melalui akun TikTok @rizna_77 pada Minggu (1/9). Di video tersebut dituliskan seorang siswa di SMPN 1 Saptosari putus sekolah lantaran ditampar oleh kepseknya.

Seorang pria di akun tersebut mengungkapkan dirinya bertemu dengan Y, ibu dari siswa yang putus sekolah tersebut. Dia mempertanyakan mengapa anaknya enggan pergi ke sekolah lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Y menjawab anaknya saat hendak pulang sekolah dicegat oleh kepala sekolah terkait dan ditampar. Sementara menurut siswa tersebut, penamparan itu terjadi saat dirinya hendak pulang usai latihan ujian.

"Itu pas latihan ujian sudah selesai. Mau pulang daripada di kelas mengganggu yang masih mengerjakan keluar lalu dicegat sama Bu Kepala. Ditanya, saya jawab apa adanya lalu ditampar," kata anak tersebut pada video yang diunggah seperti dilihat detikJogja, Rabu (4/9/2024).

ADVERTISEMENT

Anak tersebut mengaku ditampar satu kali oleh kepsek tersebut. Kemudian lelaki di video itu menanyakan apakah anak tersebut tidak lagi pergi ke sekolah usai ditampar. Anak tersebut membenarkannya.

Anak laki-laki tersebut mengaku takut usai ditampar. Y pun mengharapkan anaknya bisa kembali ke sekolah dan mendapatkan ijazah.

Pria dalam video juga menanyakan perihal pihak sekolah yang meminta Y untuk menandatangani surat pengunduran diri. Y pun membenarkannya. Dirinya mengaku terpaksa menandatangani surat pengunduran itu di rumahnya.

Keterangan Orang Tua Siswa

Dimintai konfirmasi, Y menyebut penamparan itu terjadi pada akhir 2023.

"Katanya anak saya pas pelatihan try out terus mau pulang terus dihadang Bu Kepala. Katanya (kepsek) 'kok sudah mau pulang sudah jam berapa'," ungkap Y kepada wartawan saat ditemui di Wonosari, Rabu (4/9/2024).

Anaknya pun menjawab dirinya sudah selesai mengerjakan soal try out dan hendak pulang ke rumahnya di Saptosari. Y mengatakan anaknya pun ditampar oleh kepsek tersebut di pipi kiri.

"Katanya jawabnya sudah selesai ternyata katanya ditampar satu kali," ucapnya.

Y mengaku anaknya ditampar lantaran hendak pulang. Sejak kejadian itu anaknya pun enggan pergi ke sekolah.

"Terus tidak mau sekolah, lama (sampai sekarang)," katanya.

Setelah kejadian tersebut, Y mengatakan pihak sekolah sempat membujuk anaknya untuk kembali ke sekolah. Namun bujukan tersebut ditolak oleh siswa tersebut.

Y menyebut, kini anaknya sudah berhenti sekolah. Dia ingin anaknya bersekolah lagi.

"Berhenti sekolah. Mau (anaknya) sekolah lagi," ujarnya.

Yuliana mengaku anaknya berhenti sekolah setelah dirinya menandatangani surat pengunduran diri yang disodorkan pihak sekolah.

"(Pihak sekolah datang ke rumahnya) untuk membujuk, sama kalau tidak bisa masuk (diminta) tanda tangan itu (surat pengunduran diri)," klaimnya.

Klarifikasi Sekolah

Dikonfirmasi secara terpisah, Kepsek SMPN 1 Saptosari, Emy Indarti menepis soal pemukulan yang dilakukannya terhadap siswa tersebut. Dia menyebut siswa tersebut mengundurkan diri dari SMPN 1 Saptosari sejak Januari 2024.

"Untuk pemukulan itu kami tidak melakukan. (Siswa yang berangkutan) sudah memundurkan diri," jelas Emy saat ditemui di SMPN 1 Saptosari di Saptosari, Rabu (4/9/2024).

Lebih lanjut, Emy menerangkan siswa tersebut jarang masuk sekolah sejak kelas 2 atau sejak awal 2023. Pihak sekolah sudah melakukan mediasi dengan orang tua tersebut.

"Jadi anak tersebut jarang ke sekolah sejak kelas 2. Di awal tahun (2023) itu juga tidak masuk sehingga pada bulan Agustus (2023) itu kami sudah mediasi dengan orang tua ini bagaimana kok putranya tidak hadir," jelasnya.

Emy mengatakan pihaknya tidak memaksa anak tersebut untuk keluar sekolah. Pihaknya datang ke rumah siswa tersebut untuk menanyakan kesiapannya melanjutkan sekolah.

Dia menyebut anak tersebut mengundurkan diri dari sekolah untuk melanjutkan pendidikan di pondok pesantren. "Karena anak itu sering tidak hadir, rapor saja tidak diambil semester 1 teman kami datang ke sana untuk tanya siap untuk lanjut atau tidak. Jadi sekolah tidak mengeluarkan," terangnya.




(apu/aku)

Hide Ads