Seorang murid SMA di Kota Pasuruan, Jawa Timur, inisial N harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) karena mengalami perundungan (bullying). Korban disebut dibully oleh 15 orang sejak SMP.
Dilansir detikJatim, ia kini menjalani perawatan di RSJ dr Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang, karena depresi berat.
Kakak korban, F (23) mengungkapkan adiknya sampai lepas kontrol saking depresinya. Keluarga yang tidak terima melaporkannya ke Polres Pasuruan Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sampai sekarang belum pulang dan kemungkinan untuk perawatan lebih lanjut, 10 sampai 15 hari ke depan. Keterangan rumah sakit adik saya alami depresi berat, untuk makan masih sedikit. Ditanya apapun belum nyambung, malam hari sering marah-marah," kata F, Senin (26/8/2024).
Warga Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, ini meminta keadilan. F berharap terduga pelaku yang sudah merundung adiknya mendapatkan hukuman.
"Para pelaku harus mempertanggungjawabkan di depan hukum karena adik saya hal fatal," tegasnya.
Dirundung Sejak SMP
F berkata korban terungkap sudah dibully sejak SMP. Dia menuturkan adiknya dipermalukan teman-temannya sejak duduk di SMP dan berlanjut di bangku SMA.
"Sejak SMP berlanjut ke SMA puncaknya tanggal 17 Agustus kemarin. Sebagian terduga pelaku teman adik saya sejak SMP, masuk SMA sama dan dilanjutkan (mem-bully)," katanya.
F menerangkan jenis bullying yang dilakukan terduga pelaku terhadap adiknya bermacam-macam, mulai dari mengolok-olok, memukul, hingga mencakar. Bahkan, korban juga sering diperas.
"Misal adik saya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan temannya, difoto mau dilaporkan dengan bukti foto. Kalau nggak kasih uang langsung dihajar. Sering diperas Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu," jelas Fariz.
Puncak perundungan yang dialami korban terjadi pada 17 Agustus 2024 sekitar pukul 11.00 WIB usai upacara HUT Ke-79 RI di sekolah. Korban diadang di depan gerbang oleh para pelaku. Korban yang dikepung dan diancam kemudian kabur.
"Setelah sampai di rumah wajahnya pucat, nafasnya terengah-engah kayak orang ketakutan," jelasnya.
Beberapa hari pascainsiden tersebut, korban dihantui rasa takut dan cemas. F berujar adiknya sering mengamuk hingga memukuli tembok karena depresi berat.
Parahnya lagi, terduga pelaku hingga belasan anak. "Adik saya dibully sejak SMP. Terduga pelaku 8-15 orang," kata F.
F menegaskan, para terduga pelaku harus bertanggung jawab agar di depan hukum. Mereka harus dihukum sesuai tindakannya. "Adik saya mengalami hal fatal," tegasnya.
Respons Polisi
Dimintai konfirmasi terpisah, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Davis Busin Siswara menyatakan akan menindaklanjuti laporan keluarga korban. Pihaknya akan memanggil sejumlah nama terkait.
"Kita akan panggil pihak-pihak yang disebut dalam laporan untuk dimintai keterangan," kata Davis.
Kasus perempuan dan anak, lanjut Davis, menjadi atensi Polres Pasuruan Kota. "Kita akan kembangkan. Kasus perempuan dan anak ini jadi atensi kita," kata Davis.
(apu/rih)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar