Nestapa Siswa SMAN di Kota Pasuruan Dibully Teman hingga Masuk RSJ

Round Up

Nestapa Siswa SMAN di Kota Pasuruan Dibully Teman hingga Masuk RSJ

Hilda Rinanda - detikJatim
Selasa, 27 Agu 2024 09:12 WIB
Keluarga siswa SMAN di Pasuruan saat melapor ke polisi
Kakak korban saat melapor ke Polres Pasuruan Kota (Foto: Muhajir Arifin/detikJatim)
Surabaya -

Nasib pilu menimpa siswa SMAN 4 Kota Pasuruan berinisial NS (17). Ia dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dr Radjiman Wediodiningrat, Lawang, Malang karena mengalami depresi berat. NS depresi karena dibully teman-temannya.

Keluarga pun tak terima hingga melaporkan kasus ini ke Polres Pasuruan Kota. Kakak NS, Fariz Rohman Maulana (23) mengatakan, sang adik mengalami depresi berat hingga lepas kontrol.

Untuk itu, keluarga meminta Dinsos mengantarkannya ke RSJ. Saat ini, NS masih dirawat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sampai sekarang belum pulang dan kemungkinan untuk perawatan lebih lanjut, 10 sampai 15 hari ke depan. Keterangan rumah sakit adik saya alami depresi berat, untuk makan masih sedikit. Ditanya apapun belum nyambung, malam hari sering marah-marah," kata Fariz, Senin (26/8/2024).

Pria asal Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Panggungrejo, Kota Pasuruan, ini meminta keadilan. Ia meminta para terduga pelaku bertanggungjawab secara hukum.

ADVERTISEMENT

"Para pelaku harus mempertanggungjawabkan di depan hukum karena adik saya hal fatal," tegasnya.

NS ternyata di-bully bertahun-tahun sejak SMP. Ia menyebut, adiknya dibully sejak masih menjadi siswa di SMPN 2 Pasuruan, kemudian berlanjut hingga adiknya menjadi siswa di SMAN 4 Pasuruan.

"Sejak SMP berlanjut ke SMA puncaknya tanggal 17 Agustus kemarin. Sebagian terduga pelaku teman adik saya sejak SMP, masuk SMA sama dan dilanjutkan (mem-bully)," kata Fariz.

Menurut Fariz, jenis perundungan yang dilakukan oleh teman-temannya kepada NS mulai dari olok-olok, hingga dipukul dan dicakar. Selain itu, sang kakak menyebut adiknya juga sering diperas.

"Misal adik saya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan temannya, difoto mau dilaporkan dengan bukti foto. Kalau nggak kasih uang langsung dihajar. Sering diperas Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu," jelas Fariz.

Puncaknya pada 17 Agustus 2024, sekitar pukul 11.00 WIB usai upacara HUT RI di sekolah SMAN 4 Kota Pasuruan. Pada hari peringatan Kemerdekaan RI itu, korban diadang di depan pintu gerbang sekolah oleh para terduga pelaku. Korban dikepung dan diancam hingga akhirnya kabur.

"Setelah sampai di rumah wajahnya pucat, nafasnya terengah-engah kayak orang ketakutan," jelasnya.

Selang beberapa hari sejak peristiwa tersebut, korban dihantui rasa takut dan cemas. Adiknya mengalami depresi berat, sering mengamuk hingga memukuli tembok.

Parahnya lagi, terduga pelaku hingga 15 anak. "Adik saya dibully sejak SMP. Terduga pelaku 8-15 orang," kata Fariz.

Faiz menegaskan, para terduga pelaku harus bertanggungjawab agar di depan hukum. Mereka harus dihukum sesuai tindakannya. "Adik saya mengalami hal fatal," tegasnya.

Sementara itu, Kapolres Pasuruan Kota AKBP Davis Busin Siswara mengatakan akan menindaklanjuti laporan tersebut. Pihaknya akan memanggil sejumlah nama terkait.

"Kita akan panggil pihak-pihak yang disebut dalam laporan untuk dimintai keterangan," kata Davis.

Kasus perempuan dan anak, lanjut Davis, menjadi atensi Polres Pasuruan Kota. "Kita akan kembangkan. Kasus perempuan dan anak ini jadi atensi kita," kata Davis.




(irb/hil)


Hide Ads