Jadi Praktik Perdukunan, Makam 'Keramat' di Sukabumi Dibongkar

Regional

Jadi Praktik Perdukunan, Makam 'Keramat' di Sukabumi Dibongkar

Syahdan Alamsyah - detikJogja
Jumat, 23 Agu 2024 11:47 WIB
Makam keramat palsu di Sukabumi.
Penampakan makam 'keramat' di Sukabumi. (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Jogja -

Puluhan makam keramat abal-abal di Sukabumi, Jawa Barat, dibongkar. Puluhan makam keramat palsu itu diduga menjadi tempat praktik perdukunan dan penyimpangan oknum tak bertanggung jawab.

Dilansir detikJabar, Jumat (23/8/2024), pembongkaran makam dilakukan Paguyuban Padjajaran Anyar di Desa Citepus, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kemarin.

"Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Keberadaan makam-makam palsu ini bukan hanya meresahkan masyarakat, tapi juga berpotensi dimanfaatkan untuk praktik-praktik yang menyimpang," ujar Firman Nirwan Boestoemi, Ketua Paguyuban Padjajaran Anyar, kepada detikJabar, Jumat (23/8).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Firman menyebut tindakan pembongkaran makam palsu ini dilakukan karena dinilai meresahkan warga. Warga melaporkan makam keramat abal-abal itu sengaja dibuat mirip makam tua sehingga dicurigai digunakan untuk hal-hal negatif.

"Kami bergerak berdasarkan keresahan yang dirasakan masyarakat. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai bagian dari komunitas yang peduli terhadap budaya dan kearifan lokal, tadi ada beberapa yang kami hancurkan," jelas Firman.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, makam keramat abal-abal itu tersebar di Desa Citepus. Tak hanya itu, makam-makam itu tak terisi jenazah atau batu nisan yang jelas. Diduga batu nisan itu sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu, seperti praktik perdukunan.

Setelah pembongkaran tersebut, Paguyuban Padjajaran Anyar berencana untuk melanjutkan pemantauan di lokasi pada hari ini atau Jumat (23/8). Pemantauan ini akan melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk Koramil, pemerintah desa, dan aparat keamanan lainnya.

"Kami akan terus memantau area ini bersama pihak-pihak terkait, agar tidak ada lagi penyalahgunaan atau kejadian serupa di masa depan. Ini adalah bagian dari upaya kami menjaga kearifan lokal dan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang kita junjung," tegas Firman.

Pihaknya pun mengimbau masyarakat segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan yang berhubungan dengan keberadaan makam-makam palsu. Hal ini diharapkan bisa menjaga ketentraman dan keamanan lingkungan di Desa Citepus, dan sekitarnya.

Padepokan Dihancurkan

Tak hanya itu, warga setempat juga menggeruduk padepokan di Kampung Cibolang, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Massa geram dengan keberadaan makam-makam 'keramat' yang digunakan untuk praktik perdukunan.

Tampak sejumlah warga yang datang membawa palu, kapak hingga balincong. Mereka merangsek ke dalam bangunan kayu yang diduga dipakai sebagai padepokan oleh pelaku.

"Tadi kami kesal, si pemilik makam-makam palsu ini ngotot dan seolah-olah menantang. Padahal dia datang ke sini juga tidak ada izin ke pihak desa dan masyarakat setempat," kata Asep, warga setempat.

Tampak asbes yang digunakan sebagai pelapis dinding pun dihancurkan. Warga juga membongkar sekat-sekat kayu yang menjadi penyangga dinding.

Di lokasi terlihat Kepala Desa Citepus Koswara, Babinsa Koramil Palabuhanratu Peltu Amad, dan sejumlah tokoh masyarakat.

"Kami mendapat informasi dari masyarakat, soal adanya makam-makam yang katanya palsu. Tadi memang sempat ada bersitegang namun berhasil diredam oleh anggota Babinsa setempat," kata Koswara.

Koswara menyebut ada 41 makam yang diduga palsu. Koswara menyebut dia sudah 5 bulan di lokasi dan tidak ada izin kepada pihak desa.

"Sesuai dengan yang ditemukan rekan-rekan Paguyuban Padjajaran Anyar ada 41 makam, dia ini sudah 5 bulan berada di sini tidak ada izin ke pihak desa. Hanya ke penggarap lahan di sini," pungkas Koswara.




(ams/apl)

Hide Ads