Puluhan makam keramat palsu yang diduga dijadikan tempat praktik perdukunan dan penyimpangan oleh oknum tak bertanggung jawab ditemukan dan dibongkar oleh Paguyuban Padjajaran Anyar di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Pemantauan keberadaan makam tersebut dilakukan pada Kamis (22/8/2024) setelah Paguyuban menerima informasi dan keresahan dari masyarakat setempat.
"Kami sangat prihatin dengan temuan ini. Keberadaan makam-makam palsu ini bukan hanya meresahkan masyarakat, tapi juga berpotensi dimanfaatkan untuk praktik-praktik yang menyimpang," ujar Firman Nirwan Boestoemi, Ketua Paguyuban Padjajaran Anyar, kepada detikJabar, Jumat (23/8/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Firman menjelaskan bahwa tindakan Paguyuban untuk menyikapi keberadaan makam-makam palsu ini berawal dari banyaknya keluhan warga yang merasa terganggu dengan makam-makam tersebut.
Warga melaporkan bahwa makam-makam ini sengaja dibuat dan dibentuk seperti makam-makam tua, yang membuat mereka khawatir terhadap kemungkinan adanya praktik tidak wajar di balik keberadaan makam-makam tersebut.
"Kami bergerak berdasarkan keresahan yang dirasakan masyarakat. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kami sebagai bagian dari komunitas yang peduli terhadap budaya dan kearifan lokal, tadi ada beberapa yang kami hancurkan," jelas Firman.
Puluhan makam palsu tersebut ditemukan tersebar di area yang cukup luas di Desa Citepus. Menurut Firman, makam-makam itu tidak memiliki jenazah atau batu nisan yang jelas, serta letaknya mencurigakan dan tidak lazim.
Paguyuban menduga makam-makam ini sengaja dibuat oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk kepentingan tertentu, seperti praktik perdukunan atau bahkan hal-hal lain yang menyimpang dari norma masyarakat.
Setelah pembongkaran tersebut, Paguyuban Padjajaran Anyar berencana untuk melanjutkan pemantauan di lokasi pada hari ini atau Jumat (23/8/2024). Pemantauan ini akan melibatkan pihak-pihak terkait, termasuk Koramil, pemerintah desa, dan aparat keamanan lainnya.
"Kami akan terus memantau area ini bersama pihak-pihak terkait, agar tidak ada lagi penyalahgunaan atau kejadian serupa di masa depan. Ini adalah bagian dari upaya kami menjaga kearifan lokal dan budaya yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang kita junjung," tegas Firman.
Pihak Paguyuban juga mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan jika menemukan aktivitas mencurigakan yang berhubungan dengan keberadaan makam-makam palsu atau hal serupa. Upaya ini diharapkan dapat menjaga ketenteraman dan keamanan lingkungan di Desa Citepus dan sekitarnya.
Padepokan Juga Dihancurkan
Sementara itu, ratusan orang yang merupakan warga setempat juga mendatangi lokasi Kampung Cibolang, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Mereka geram dengan adanya makam-makam palsu yang konon digunakan untuk praktik perdukunan.
Pantauan detikJabar, menggunakan palu, kapak, hingga balincong, warga merangsek ke dalam bangunan kayu yang diduga dipakai sebagai padepokan oleh pelaku.
"Tadi kami kesal, si pemilik makam-makam palsu ini ngotot dan seolah-olah menantang. Padahal dia datang ke sini juga tidak ada izin ke pihak desa dan masyarakat setempat," kata Asep, warga setempat.
Asbes yang digunakan sebagai pelapis dinding terlihat dihancurkan, warga juga membongkar sekat-sekat kayu yang menjadi penyangga dinding.
Di lokasi terlihat Kepala Desa Citepus Koswara, Babinsa Koramil Palabuhanratu Peltu Amad, dan sejumlah tokoh masyarakat.
"Kami mendapat informasi dari masyarakat, soal adanya makam-makam yang katanya palsu. Tadi memang sempat ada bersitegang namun berhasil diredam oleh anggota Babinsa setempat," kata Koswara.
Koswara mengungkap ada 41 makam yang diduga palsu. Menurut pengakuan si pemilik, Koswara menyebut dia sudah selama 5 bulan di lokasi dan tidak ada izin kepada pihak desa.
"Sesuai dengan yang ditemukan rekan-rekan Paguyuban Padjajaran Anyar ada 41 makam, dia ini sudah 5 bulan berada di sini tidak ada izin ke pihak desa. Hanya ke penggarap lahan di sini," pungkas Koswara.
(sya/orb)