Kenapa Bulu Kucing Rontok? Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya

Kenapa Bulu Kucing Rontok? Pahami Penyebab dan Cara Mengatasinya

Nur Umar Akashi - detikJogja
Senin, 12 Agu 2024 16:26 WIB
gambar kucing realistis
Ilustrasi kucing. Foto: Haruki Kudo/Bored Panda
Jogja -

Kucing sebagai hewan peliharaan menggemaskan kadang membuat pemiliknya khawatir, seperti ketika bulu-bulunya mendadak rontok. Kenapa bulu kucing rontok? Simak pembahasan penyebab dan cara mengatasinya berikut ini.

Dirujuk dari Zooplus Magazine, kucing memiliki sekitar 25.000 helai rambut per sentimeter persegi. Sebagai perbandingan, anjing memiliki kepadatan bulu dengan jumlah 1.000 hingga 9.000 helai per sentimeter persegi. Sementara itu, manusia hanya 175 hingga 350 helai saja.

Pada dasarnya, kucing merawat bulu-bulunya sendiri secara teratur. Namun, pemilik kucing tetap dianjurkan untuk membantu merawat bulu hewan peliharaannya tersebut. Tujuannya adalah agar bulu si kucing tetap sehat dan bebas penyakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada kalanya bulu kucing tiba-tiba rontok dalam jumlah yang tidak lazim. Hal ini tentu menjadikan si pemilik khawatir. Apa sebabnya? Di bawah ini beberapa penyebab bulu kucing rontok dan cara mengatasinya.

Penyebab Bulu Kucing Rontok

Dirangkum dari laman Palos Animal Hospital, The Cat Doctor, VCA Animal Hospitals, dan North Kenny Veterinary Hospital, terdapat sejumlah penyebab bulu kucing rontok. Uraian ringkas masing-masingnya adalah sebagai berikut:

ADVERTISEMENT

1. Pola Makan yang Buruk

Kucing membutuhkan berbagai vitamin dan mineral agar bulunya berkilau dan panjang. Bila makanan yang dikonsumsinya sehari-hari tidak mengandung cukup nutrisi, bulu kucing bisa rontok. Untungnya, kerontokan bulu kucing tidak bersifat permanen.

Oleh karena itu, bila detikers mulai menjumpai rontoknya bulu kucing dalam jumlah tidak wajar, evaluasi makanan harian piaraanmu tersebut. Segera ubah pola makannya dengan sajian-sajian kaya nutrisi agar bulu rontok dapat teratasi.

2. Alergi Makanan

Sama seperti manusia, kucing juga bisa memiliki alergi terhadap makanan dalam usia berapa pun. Reaksinya bisa berupa ruam yang muncul di kulit dan menyebabkan gatal. Selain ruam, reaksi lainnya adalah mata merah, keluarnya cairan dari hidung, serta radang telinga.

Untuk mengatasi alergi makanan yang berimplikasi dengan rontoknya bulu, detikers dapat mengoleskan salep (tentunya dengan resep dokter). Di samping itu, pantauan intensif tentang makanan yang berpotensi memicu alergi harus dilakukan.

3. Kutu dan Caplak

Penyebab ketiga bulu kucing rontok adalah gigitan kutu dan caplak. Setelah kucing tergigit, kutu atau caplak akan memulai menghisap darah sembari terkadang membawa penyakit. Kendati jarang terjadi penularan penyakit, gigitan kutu atau caplak bisa menyebabkan ruam parah.

Bila tidak segera ditangani, ruam parah ini akan berkembang menjadi kerontokan bulu. Untuk mencegah bulu kucing diinvasi kutu, detikers dapat memeriksa kulit setiap hari, utamanya setelah hewan ini bermain di luar rumah.

4. Stres dan Cemas

Kucing yang mengalami stres atau cemas berat akan menyebabkan bulunya rontok. Untuk mengidentifikasi stres atau tidaknya si kucing, dapat dilihat dari seberapa sering kucing tampak 'merawat dirinya'.

Jika berlebihan, besar kemungkinan ia sedang stres atau merasa cemas. Bila tidak segera diatasi, kondisi ini akan menyebabkan alopecia psikogenik. Biasanya, jenis alopecia ini hanya terjadi di tempat-tempat yang mudah dijangkau lidah kucing, seperti belakang perut dan area selangkangan.

5. Kulit Kering

Sama seperti manusia yang terkena iritasi dan pecah kulit bila kondisi kulit terlalu kering, kulit kering kucing mengakibatkan bulu-bulunya rontok. Dalam konteks kucing, kulit kering menyebabkan terjadinya ruam merah dan gatal.

Ketika kucing merasa terlalu gatal, ia akan menggaruk atau menjilat area tersebut secara berlebihan. Akibatnya, kerontokan bulu bisa terjadi. Penyebab kulit kering sendiri bermacam-macam, mulai dari kekurangan nutrisi, dehidrasi, alergi, atau dermatitis.

6. Hipotiroidisme

Penyebab selanjutnya bulu kucing rontok adalah hipotiroidisme. Kelenjar tiroid yang dimiliki kucing bertanggung jawab terhadap banyak hormon, termasuk hormon pertumbuhan. Jika kelenjar ini rusak, folikel rambut dapat mengalami penurunan.

Singkat kata, hipotiroidisme adalah kondisi ketika kelenjar tiroid kucing bekerja lambat. Dengan lambatnya kerja kelenjar tiroid, hormon tidak terproduksi dalam jumlah yang cukup. Akibatnya efek samping seperti bulu rontok dapat terjadi.

7. Masalah Saluran Kemih (Urinary Tract Issues)

Masalah saluran kemih sering kali disalah artikan sebagai problem perilaku alih-alih masalah medis. Gejala Urinary Tract Issues di antaranya adalah buang air di luar kotak pasir, darah dalam urin, mengeong saat buang air kecil,dan jarang buang air kecil.

Sejatinya, masalah ini memang tidak secara langsung memengaruhi rontoknya bulu kucing. Namun, ia berpotensi membuat kucing stres, menurunkan kondisi fisik, dan infeksi sekunder. Nah, hal-hal inilah yang bisa menyebabkan rontoknya bulu kucing.

8. Kurap (Ringworm)

Kurap alias ringworm adalah istilah umum yang merujuk infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku. Penyakit ini bersifat menular dan dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan hewan atau orang lain yang terinfeksi.

Beberapa kucing akan memiliki bercak kulit yang menebal dan membulat disertai kerontokan rambut. Namun, beberapa jenis kucing, utamanya yang memiliki bulu panjang, bisa terkena kurap tanpa rontoknya rambut atau gejala klinis lainnya.

Cara Mengatasi Bulu Kucing Rontok

Disarikan dari laman Best Friends, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membawanya ke dokter hewan. Di sana, kucing kesayanganmu akan mendapat pemeriksaan lengkap. Mulai dari tes darah, pemeriksaan fungsi tiroid, hingga urinalisis.

Bila hasil tes tidak menunjukkan tanda-tanda aneh alias semuanya normal saja, kemungkinan besar, kucingmu sedang stres. Lalu, apa yang bisa dilakukan? Berikut ini beberapa hal yang bisa dilakukan:

  1. Kurangi stres kucing dengan cara menyediakan tempat bertengger dan tiang panjat.
  2. Beri kucing privasi lebih dengan cara menyiapkan kardus atau rumah-rumahan.
  3. Ajak kucing bermain dengan mainan interaktif seperti tongkat bulu.
  4. Gunakan suplemen anti-kecemasan seperti Anxitane atau Composure.
  5. Bila tidak mempan, pakai obat antikecemasan seperti Fluoxetine atau Paroxetine.

Perlu dicatat, pemakaian suplemen dan obat anti kecemasan ini harus melalui tahap konsultasi dokter hewan terlebih dahulu. Jika salah menerapkannya, bulu rontok pada kucing justru bertambah parah dan tak terkendali.

Demikian penjelasan lengkap mengenai penyebab bulu kucing rontok dan cara mengatasinya. Semoga bermanfaat!




(par/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads