5 Fakta Dosen UNY Dituding Cekik Mahasiswa Saat Orasi di Kampus

Round-Up

5 Fakta Dosen UNY Dituding Cekik Mahasiswa Saat Orasi di Kampus

Tim detikJogja - detikJogja
Kamis, 08 Agu 2024 07:04 WIB
Kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Ilustrasi oknum dosen disebut mencekik mahasiswa saat orasi. Foto: dok. detikJogja
Jogja -

Seorang oknum dosen di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) bernama Arwan Nur Ramadhan menjadi sorotan. Pasalnya, ia dituding berusaha menyerang salah satu mahasiswa yang sedang berorasi di kampus.

Insiden ini terekam dan tersebar di media sosial, salah satunya akun X @rg**as. Video tersebut awalnya memperlihatkan seorang mahasiswi yang sedang berdemo. Beberapa saat kemudian terlihat pria yang mengenakan jas dan berkacamata hitam menyerang salah satu mahasiswa.

Kemudian, video tersebut juga merekam aksi dua pria yang sedang menindih mahasiswa di lantai. Salah satunya mengenakan pakaian petugas keamanan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan informasi yang terhimpun, berikut fakta-fakta dugaan penyerangan itu seperti dirangkum detikJogja.

Terjadi Saat PKKMB

Ketua BEM KM UNY, Farras Raihan saat dimintai konfirmasi mengatakan insiden itu terjadi Selasa (6/8). Saat itu, mereka berniat menggelar orasi kebangsaan dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).

ADVERTISEMENT

Namun, rencana tersebut tidak mendapat izin dari kampus. Padahal, selama ini orasi selalu digelar dalam setiap acara PKKMB di kampusnya.

"Unsur orasi kebangsaan oleh ketua-ketua BEM ini dihilangkan sehingga atas keresahan kemarin dan juga problematika UNY yang ada mungkin juga masalah-masalah seperti PTNBH, fasilitas, itu jadi kita mengumpulkan masalah itu, kita ingin sampaikan di orasi," kata Farras saat ditemui wartawan, Rabu (7/8/2024).

Farras mengungkapkan pihaknya ingin tetap menyampaikan orasi. Namun karena tidak diberikan ruang, maka mereka ditolak untuk masuk.

"Penyampaiannya kita tetap ingin masuk di GOR tapi karena kita nggak dapat ruang atau di dalam susunan acara itu tidak ada jadi kita masuk ketika acara itu ditutup, kita pengen masuk untuk menyampaikan," ucapnya.

Upaya mereka untuk masuk dan menyampaikan orasi direspons hadangan. Bahkan salah satu temannya disebut menerima perlakuan sangat keras.

"Mereka memberikan respons yang sangat keras bahkan ada satu orang kawan kita yang ditindih oleh beberapa orang," ucapnya.

Dicekik Oknum Dosen Saat di Luar GOR

Karena menerima perlakuan seperti itu, Farras dan kawan-kawannya memutuskan mundur demi menghindari gesekan. Mereka memutuskan berorasi di halaman GOR dan berlanjut ke gerbang.

"Karena tujuan kami itu bukan mencari keributan, kita mundur kita jalan, di halaman. Itu kita masih menyampaikan orasi itu bertepatan mahasiswa turun dan keluar menuju fakultas masing-masing," tuturnya.

Di gerbang, mereka melanjutkan orasi tanpa menutup jalur mahasiswa baru yang hendak keluar GOR. Farras berujar ada dosen dan satpam yang mengawasi. Namun, tiba-tiba ada oknum dosen yang mencekiknya.

"Itu kondisinya kondusif. Berjalan beberapa menit tiba-tiba dari belakang ada oknum dosen yang meringkus kita, dengan memegang leher atau mencekik," ucapnya.

Keributan pecah sesaat setelah insiden tersebut. Farras dan kawan-kawan lantas keluar dari gerbang dan berjalan ke jalan raya menghindari keributan.

"(Oknum dosen) Satu. Inisial A dari FEB," katanya.

Bantahan Arwan

Dimintai konfirmasi terpisah, Arwan yang berstatus Ketua Panitia PKKMB membantah melakukan kekerasan maupun intimidasi.

"Tidak ada pencekikan, tidak ada intimidasi dari dosen. Malah sebetulnya sebaliknya," ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNY itu saat ditemui di kampus, Rabu (7/8).

Arwan mengklaim kegiatan PKKMB yang awalnya berjalan berubah saat segerombolan mahasiswa menyusup.

"Ada gerombolan mahasiswa yang itu menyamar menggunakan almamater kemudian seolah-olah terdeteksi sebagai maba dan berpencar," bebernya.

Sebut Video yang Beredar Dipotong

Arwan menyebut video yang beredar di media sosial tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Dia berdalih ada bagian-bagian yang dipotong.

"Video yang beredar itu kan sepihak, terpotong, terlihat terintimidasi atau diintimidasi," ucapnya.

Dalam klaimnya, mahasiswa itu memaksa masuk melakukan orasi. Namun dari panitia tidak mengelurkan izin.

"Terjadi saling dorong-mendorong. Itu antar mahasiswa dengan panitia," ucapnya.

"Kesannya terlihat di potongan video kita yang mengondisikan, yang mengintimidasi mahasiswa," imbuhnya.

Klaim Ingin Ambil Pengeras Suara Mahasiswa

Ia juga membantah telah memiting mahasiswa seperti yang terekam di video. Dia berkata kejadian sebenarnya adalah dirinya berusaha mengambil pengeras suara yang dibawa mahasiswa.

"Saya seolah-olah mungkin miting, atau di satu sisi angle nyerang mahasiswa itu sebenarnya kami ingin mengambil megaphone," ucapnya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads