Weling dan welang adalah nama dua spesies ular berbisa yang sekilas tampak sama. Biarpun begitu, keduanya tetap memiliki perbedaan. Lalu, apa saja perbedaan antara ular weling dan welang?
Dikutip dari situs resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo, nama latin ular weling adalah Bungarus candidus, sedangkan ular welang Bungarus fasciatus. Keduanya sama-sama berasal dari genus Bungarus dalam famili Elapidae.
Termasuk ular endemik Asia Tenggara, kedua ular ini bisa ditemui di Indonesia. Habitatnya tersebar luas mulai dari hutan, mangrove, sampai perkebunan. Tak jarang juga ular weling dan welang dijumpai dekat wilayah pemukiman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berhubung ada kemungkinan detikers bertemu salah satunya, tidak ada salahnya untuk mempelajari perbedaan ular weling dan welang. Di bawah ini penjelasan lengkapnya yang telah detikJogja siapkan.
Perbedaan Ular Weling dan Welang
Disarikan dari jurnal bertajuk Ular Welang, Bungarus fasciatus (Schneider, 1801), di Lereng Selatan Gunung Merapi, Daerah Istimewa Yogyakarta oleh Donan Satria Yudha dkk, perbedaan kedua spesies ular tersebut bisa ditinjau dari beberapa segi:
1. Perbedaan Kepala dan Leher
Perbedaan pertama bisa dilihat dari jelas tidaknya kepala terpisah dengan leher. Ular weling kepalanya tidak terpisah jelas dari leher, sedangkan ular welang justru sebaliknya. Ketika diperhatikan dengan saksama, kepala ular weling yang lonjong tampak menyatu. Sementara itu, kepala ular welang tampak berbeda dengan lehernya berkat adanya motif segitiga.
2. Ujung Ekor
Kedua, ujung ekor ular weling dan welang juga berbeda. Ular weling memiliki ujung ekor runcing dengan panjang 16 sentimeter, sedangkan ular welang memiliki ujung tumpul sepanjang 13 cm.
3. Pola Warna Belang Tubuh
Untuk mendeteksi perbedaan ular weling dan welang maupun spesies lain dari genus Bungarus, pola warna adalah karakter identifikasi paling mudah untuk dilihat. Pada ular weling, terdapat pola lingkaran hitam dan putih berseling, dari dorsal sampai lateral tubuh. Adapun warna ventral tubuhnya putih.
Di sisi lain, ular welang memiliki pola lingkaran hitam dan putih berseling yang melingkar utuh sampai ventral. Di samping itu, selain hitam putih, pola warna ular welang juga bisa berwarna hitam kuning.
4. Bentuk Sisik Vertebral
Sisik vertebral adalah sisik yang terletak di sepanjang garis tengah punggung ular alias di atas tulang belakang (vertebra). Biasanya, sisik ini membentuk barisan mencolok dan sering dipakai untuk mengidentifikasi jenis ular. Ular weling memiliki sisik vertebral dengan bentuk tidak melebar, sedangkan ular welang justru sebaliknya, yakni sangat melebar.
Persamaan Ular Weling dan Welang
Di samping sejumlah perbedaan yang dimiliki ular weling dan welang, ada juga beberapa persamaan, yakni:
- Jumlah sisik labial atas: 7 buah
- Sisik labial atas menempel orbit: sisik ke-3 dan 4
- Sisik labial bawah: 7 buah
- Sisik labial bawah menyentuh anterior chin shield: 3 buah (welang) dan 3 & 4 buah (weling)
- Chin shield: 2 pasang
- Sisik tengah tubuh: 15 buah (welang) serta 15/17 buah (weling)
- Sisik pre-ocular: 1 buah
- Sisik post-ocular: 2 buah
- Anal shield: utuh
- Sisik sub-caudal: single
- Jumlah sisik ventral: 200-236 (welang) dan 194-237 (weling)
Ular Weling dan Welang, Mana yang Tidak Boleh Dibunuh?
Di tengah masyarakat Jawa, sebagian orang percaya bahwasanya ular weling tidak boleh dibunuh. Alasannya, orang yang membunuh ditakutkan akan terkena pembalasan dendam. Namun, tentu saja tidak ada alasan ilmiah yang bisa mendukungnya.
Bagaimana bila ditinjau dari segi hukum? Pemerintah telah menetapkan sejumlah spesies hewan dan tumbuhan yang dilindungi melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018.
Dalam dokumen tersebut, pencarian dengan kata kunci 'ular weling', 'ular welang', maupun 'bungarus' tidak membuahkan hasil. Artinya, kedua jenis ular ini tidak termasuk daftar satwa yang dilindungi.
Kendati ular weling dan welang tidak termasuk, sebanyak empat spesies ular Indonesia masuk dalam daftar satwa dilindungi. Keempatnya adalah sanca timor (Malayopython timoriensis), sanca hijau (Morelia viridis), sanca bodo (Python bivittatus), dan sanca bulan (Simalia boeleni).
Untuk semakin memperkuat bukti tidak terlindunginya ular weling dan welang, hasil asesmen IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List bisa dilihat. Dari hasil penelusuran, ular welang dan weling tidak termasuk satwa terancam punah.
Bahkan, dari asesmen yang dilakukan pada 2011 silam, Bungarus candidus (ular weling) dan Bungarus fasciatus (ular welang) dikategorikan sebagai Least Concern. Status ini menunjukkan ular weling dan welang masih memiliki populasi yang aman di alam liar sehingga tidak masuk kategori punah atau terancam.
Demikian penjelasan lengkap mengenai perbedaan ular weling dan welang. Semoga menambah pengetahuan detikers, ya!
(sto/cln)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM