Dalam mata pelajaran informatika, para pelajar diajarkan mengenai cara berpikir komputasional. Apakah detikers sudah paham? Atau justru terasa asing? Di bawah ini pengertian dan contohnya.
Dikutip dari buku Explore Informatika untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Gunawan Trieko Wicaksono, berpikir komputasional biasa dikenal sebagai computational thinking (CT). Tujuan cara berpikir ini adalah mengembangkan sistem berpikir logis untuk mengatasi masalah.
Untuk dapat menerapkan cara berpikir komputasional dalam kehidupan sehari-hari, detikers harus paham mengenai pengertian dan komponen-komponennya. Mari, simak penjelasan lengkap mengenai cara berpikir komputasional dan contohnya dalam uraian berikut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengertian Cara Berpikir Komputasional
Dalam buku Informatika karangan Mushthofa dkk, tertulis bahwa berpikir komputasional akan melatih seseorang untuk berpikir layaknya seorang ilmuwan informatika. Kegiatan utama dalam cara berpikir ini adalah menyelesaikan masalah untuk menemukan solusi yang efisien, efektif, dan optimal sehingga bisa dijalankan manusia atau mesin.
Disadur dari bahan ajar Perangkat Pembelajaran Informatika oleh Deta Aditya Putra, berpikir komputasional adalah sebuah proses pemikiran, yang terlepas dari teknologi. Cara berpikir ini memang penting dalam pengembangan aplikasi komputer, tetapi ia juga bisa diterapkan dalam semua disiplin ilmu.
Secara ringkas, berpikir komputasional adalah metode pemecahan masalah yang sistematis dan logis, yang bertujuan untuk menemukan solusi optimal. Solusi ini dapat diterapkan oleh manusia maupun mesin, serta relevan untuk berbagai bidang ilmu.
Komponen Cara Berpikir Komputasional
Kembali dirangkum dari buku Explore Informatika untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Gunawan Trieko Wicaksono, terdapat empat komponen atau metode cara berpikir komputasional, yakni dekomposisi, pengenalan pola, abstraksi, dan desain algoritma.
1. Dekomposisi
Dekomposisi adalah kegiatan memecah suatu data, masalah, atau proses menjadi bagian-bagian kecil sehingga mudah dikelola. Dekomposisi dapat dibagi menjadi dua, yakni analisis dan sintesis. Analisis adalah fokus pada pemecahan masalah menjadi beberapa bagian, sedangkan sintesis adalah proses menyatukan kembali bagian-bagian kecil tersebut.
Contoh mudahnya, saat tugas pentas seni diberikan, para siswa akan berdiskusi untuk membagi tugas. Umpamanya, si A bertugas menyiapkan panggung, si B bertugas menjadi aktor, si C berperan mencari dana, dan lain sebagainya. Pemecahan masalah ini disebut dekomposisi paralel.
2. Pengenalan Pola
Komponen ini merupakan kegiatan mengamati suatu pola, kecenderungan, atau tren yang muncul. Dalam kata lain, kemampuan untuk mengenal kesamaan atau perbedaan umum yang berguna dalam membuat prediksi.
Umpamanya, Bambang merupakan seorang pemain saham. Ketika saham menunjukkan kecenderungan untuk turun harga, dengan segera, ia membelinya. Namun, di saat terlihat gejala kenaikan harga, Bambang akan menjual sahamnya dan meraup keuntungan.
3. Abstraksi
Metode berpikir komputasional berikutnya adalah abstraksi. Abstraksi adalah kemampuan menyingkirkan bagian-bagian tidak penting dan berfokus pada bagian penting dalam suatu masalah saja.
4. Desain Algoritma
Desain algoritma berarti membangun langkah demi langkah instruksi untuk menyelesaikan suatu masalah. Biasanya, metode ini berkaitan dengan dekomposisi dari masalah dan identifikasi pola.
Singkat kata, desain algoritma bisa diibaratkan langkah-langkah membuat mie instan. Langkah-langkah ini perlu dikerjakan secara berurutan agar mie instan tersaji dengan baik. Umpamanya, pertama-tama siapkan mie dan piring. Lalu, masak mie dan tunggu 5 menit. Terakhir, angkat, tiriskan, lalu sajikan.
Karakteristik Cara Berpikir Komputasional
Diringkas dari buku Riset dan Seminar Sumber Daya Manusia oleh Edison Siregar, terdapat 8 karakteristik berpikir komputasional, yakni:
- Mendasar, Bukan Menghafal
- Sesuai dengan Konsep, Bukan Pemrograman
- Ide, Bukan Benda
- Saling Melengkapi
- Harus Bisa Mengoperasikan Komputer
- Fleksibel
- Menerapkan Cara Berpikir Manusia, Bukan Komputer
- Bersifat Menantang
Contoh Penerapan Cara Berpikir Komputasional
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, berpikir komputasional dapat digunakan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika diterapkan untuk merencanakan pernikahan, cara berpikir komputasionalnya adalah sebagai berikut:
Pada tahap pertama alias dekomposisi, detikers bisa memecah masalah besar (pernikahan) menjadi tugas-tugas kecil. Misalnya, menentukan tanggal dan waktu pernikahan, membuat daftar tamu, memesan makanan dan minuman, serta mengatur dekorasi.
Dalam tahap pengenalan pola, kamu bisa mengidentifikasi tren dari acara-acara pernikahan yang pernah dihadiri. Contoh, pada hari libur, tamu undangan cenderung memiliki waktu luang saat siang tiba. Berbekal pola itu, pernikahan bisa digelar siang hari agar tamu undangan yang datang maksimal.
Pada tahap abstraksi, abaikan hal-hal kecil yang tidak berkaitan dengan pernikahan yang kamu rencanakan. Misalnya, detikers bisa fokus terhadap tipe makanan dan minuman suguhan terlebih dahulu alih-alih langsung memikirkan merk atau catering yang akan dipakai.
Terakhir, pada tahap desain algoritma, susun setiap langkah untuk menyiapkan pernikahan sesuai yang semestinya. Nantinya, urut-urutan ini dikerjakan secara runtut agar pernikahan berlangsung lancar. Misal, urut-urutannya menjadi:
- Fiksasi tanggal dan tempat pernikahan
- Memilih catering dan wedding organizer
- Menyewa fotografer dan videografer
- Membuat daftar tamu undangan
- Menyebarkan surat undangan pernikahan
- Eksekusi pernikahan
Demikian penjelasan lengkap mengenai cara berpikir komputasional. Semoga bermanfaat, detikers!
(par/rih)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM