Dispar Bantul Cari Win Win Solution Restorasi Gumuk Pasir-Pelaku Wisata

Dispar Bantul Cari Win Win Solution Restorasi Gumuk Pasir-Pelaku Wisata

Pradito Rida Pertana - detikJogja
Selasa, 23 Jul 2024 17:41 WIB
Kepala Dispar Bantul Saryadi. Foto diunggah Selasa (23/7/2024).
Kepala Dispar Bantul Saryadi. (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJogja)
Bantul -

Lahan gumuk pasir di Pantai Parangtritis semakin menyusut dan tersisa 17 hektare. Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul angkat bicara soal salah satu penyebab menyusutnya lahan gumuk pasir Parangtritis akibat aktivitas wisata.

Kepala Dispar Bantul, Saryadi, mengatakan permasalahan gumuk pasir Parangtritis melibatkan banyak pihak dan multi stakeholder. Sedangkan Dispar hanya memiliki wewenang terhadap pelaku wisata dalam hal ini wisata jip dan ATV.

"Terkait dengan Dispar sebenarnya wisata jip dan ATV. Sama yang di sisi selatan pantai itu, Parangkusumo ke barat sebenarnya sudah mulai tumbuh kawasan-kawasan daya tarik wisata baru yang dikembangkan oleh masyarakat," kata Saryadi kepada wartawan, Selasa (23/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, Dispar Bantul telah melakukan koordinasi dengan para pelaku wisata di gumuk pasir. Hasilnya mereka mendukung restorasi gumuk tersebut.

"Tapi terkait dengan Pemda DIY mengajukan gumuk pasir sebagai geopark nasional, sebelumnya kita sudah berkoordinasi dengan pelaku wisata dan teman-teman sudah kooperatif, siap mendukung restorasi gumuk pasir dan pengajuan gumuk pasir sebagai geopark nasional," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Namun, kembali lagi harus ada diskusi lanjutan karena restorasi tersebut berhubungan dengan mata pencaharian para pelaku wisata di gumuk pasir Parangtritis.

"Ke depan kita akan terus berdiskusi dengan teman-teman pelaku wisata gumuk pasir agar ada titik temu dengan pengelola geopark gumuk pasir agar kehidupan pelaku wisata di sana tidak mati. Mungkin dicari alternatif lokasi atau rute lain yang tidak mengganggu restorasi gumuk pasir," ujarnya.

"Ya win win solution, restorasi gumuk pasir berjalan teman-teman pelaku wisata tetap bisa mencari penghidupan," lanjut Saryadi.

Sebagian Gumuk Pasir Tertutup Vegetasi

Di sisi lain, Saryadi bercerita salah satu faktor utama berhentinya pertumbuhan gumuk pasir kemungkinan karena kesalahan kebijakan sekitar 30-40 tahun yang lalu. Di mana kebijakan untuk mengatasi pergerakan pasir itu dengan reboisasi atau penghijauan sehingga dampaknya sekarang hampir seluruh gumuk pasir tertutup vegetasi reboisasi.

"Awalnya dulu sebenarnya tidak salah mengambil kebijakan itu, karena pasir gumuk barchan itu kan terus bergerak pada 30-40 tahun lalu ke arah utara. Nah, pergerakan gumuk pasir itu menutup lahan-lahan pertanian milik warga," ujarnya.

Oleh karena itu, saat ini tidak heran jika di pinggir-pinggir utara gumuk pasir itu merupakan tanah leter C milik masyarakat. Sebab, dulu memang sawah-sawah hak milik masyarakat yang tertutup pergerakan gumuk pasir.

"Kemudian pemerintah mengambil kebijakan reboisasi dan akhirnya setelah 30-40 tahun berhasil dan hari ini pergerakan pasir yang menutup sawah berhenti. Tapi dampaknya ya tidak hidup gumuk barchannya karena tidak ada angin yang bisa menerbangkan pasir," katanya.

Perkembangan berikutnya, karena mungkin kebutuhan ekonomi masyarakat. Apalagi hari ini beragam aktivitas sudah dilakukan masyarakat.

"Salah satunya aktivitas wisata jip dan ATV, meski belum lama. Kalau yang lama itu justru aktivitas pertanian hingga penghunian masyarakat. Padahal yang menghuni di sana ada yang asal membangun saja di gumuk pasir itu, dan itu bukan ranahnya Dispar," ucapnya.

Sebelumnya, General Manager Badan Pengelola Geopark Jogja, Dihin Abrijanto, menyebut Gumuk Pasir Parangtritis terancam punah karena terus mengalami penyusutan. Dihin menyebut dari data awal pada 1976 tercatat seluas 417 hektare, gumuk pasir itu kini tersisa 17 hektare.

Menyusutnya lahan gumuk pasir ini disebabkan oleh sejumlah faktor. Mulai dari keberadaan jip wisata dan kendaraan ATV, permukiman, dan los usaha hingga salahnya kebijakan pengelolaan pada era dahulu berupa mengubah kawasan gumuk pasir menjadi kawasan hijau.




(ams/apu)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads