Para pedagang Teras Malioboro 2 Jogja yang tergabung dalam Paguyuban Koperasi Tri Dharma berunjuk rasa di kantor DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Aksi ini guna menyampaikan unek-unek sepinya omzet usai relokasi dan menolak rencana relokasi jilid 2.
Ketua Paguyuban Koperasi Tri Dharma, Arif Usman menuturkan aksi ini melibatkan 90 persen pedagang Teras Malioboro 2. Tuntutannya agar pemerintah memperhatikan nasib para pedagang. Selain itu juga melibatkan secara langsung relokasi jilid 2.
"Omzet berdagang setelah relokasi dari selasar ini sangatlah sepi, hanya segelintir saja yang lahir. Dari awalnya bisa membeli sesuatu, sekarang justru menjual sesuatu," jelas Arif saat ditemui di Kantor DPRD DIY, Kota Jogja, Jumat (5/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arif menuturkan jumlah pedagang di Teras Malioboro 2 berjumlah 1.041 pedagang. Dari total tersebut sebanyak 923 pedagang bergabung dalam Paguyuban Koperasi Tri Dharma. Adapun sisanya berasal dari dua paguyuban pedagang Titik Nol Kilometer dan Pedagang Lesehan.
Untuk relokasi jilid 2, para pedagang mengaku tidak dilibatkan. Terutama dalam menentukan lokasi dan juga pembagian los berjualan. Sehingga kebijakan pemerintah dirasa tidak bijak karena tak ada unsur pedagang.
"Nggak pernah melibatkan sama sekali, sehingga kami mempertanyakan terkait relokasi," katanya.
![]() |
Pantauan di lokasi, aksi diawali dengan orasi singkat di halaman Teras Malioboro 2. Selanjutnya para pedagang berjalan kaki menuju Kantor DPRD DIY yang berada di sisi selatannya. Selama perjalanan singkat ini para pedagang meneriakkan orasi terkait keluhan mereka.
Para pedagang juga melengkapi diri dengan beragam spanduk. Mulai dari keluhan omzet, sepinya pembeli hingga wacana relokasi jilid 2. Adapula mempertanyakan peran pemerintah atas kebijakan relokasi 2.
"Tulisan-tulisan ini adalah kondisi yang dialami pedagang saat ini. Fasilitas tidak layak hingga omzet yang turun drastis dan kesulitan untuk pemenuhan kebutuhan," ujarnya.
Selama menggelar aksi, Teras Malioboro tidak sepenuhnya beroperasi. Ini karena mayoritas mengikuti aksi unjuk rasa di DPRD DIY. Sementara yang tetap berjualan adalah para pegawai atau pedagang di los tertentu.
Unjuk rasa berlangsung di halaman DPRD DIY. Beragam orasi disampaikan oleh para pedagang secara bergantian. Sementara untuk perwakilan melakukan audiensi oleh sejumlah anggota DPRD DIY.
"Pedagang ada yang tetap buka dan berjualan meski tidak semua, yang ikut aksi sekitar 90 persen," imbuh Arif.
(rih/aku)
Komentar Terbanyak
Heboh Penangkapan 5 Pemain Judol Rugikan Bandar, Polda DIY Angkat Bicara
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja
Penegasan Polda DIY soal Penangkapan Pembobol Situs Judol Bukan Titipan Bandar