Pemkab dan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Gunungkidul meyakini Jenderal Sudirman bergerilya melewati Padukuhan Kadisobo menuju Waru di Kapanewon Panggang. Warga pun menuturkan kisah Jenderal Sudirman pernah singgah di dua tempat itu.
Mantan Dukuh Waru periode 1985-2015, Wardi Sukamto (74), mengatakan Jenderal Sudirman melewati jalan di Waru saat bergerilya. Saat melewati Waru, Jenderal Sudirman mampir ke rumah salah seorang warga, Noto Wiharjo.
"Ya lewat Waru, dulu itu kata pakde saya, itu pernah singgah di sini (rumah Noto)," jelas Wardi kepada detikJogja saat ditemui di rumah Noto, Jumat (28/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu Noto menjabat sebagai Jagabaya atau bagian keamanan kalurahan. Wardi mengatakan kemungkinan prajurit Sudirman saat itu kelelahan, mereka mampir ke rumah Noto.
"Mungkin yang membawa payah, sebagai pamong, ditempatkan di sini," katanya.
Saksi hidup, istri Noto, Rubiyem (97) membenarkan cerita tersebut. Hanya saja, Rubiyem tidak bertemu langsung dengan Jenderal Sudirman. Sebab dalam tradisi saat itu istri tidak diperbolehkan menemui tamu, maka Rubiyem melihat Jenderal Sudirman dari sela-sela lubang di pintu ruang tamu rumahnya.
"Kalau dulu istri itu sebagai orang belakang, tidak boleh menemui. Itu hanya mengintai di situ si Mbah ini (Rubiyem)," jelas Wardi.
Rubiyem mengatakan saat itu Jenderal Sudirman ditandu hingga ke rumahnya dan beristirahat sejenak di ruang tamunya pada sore hari. Dia membenarkan dirinya tidak bisa menemui Jenderal Sudirman dan hanya melihat dari sela-sela pintu.
"(Sudirman) Digotong (ditandu). Mengerti (saat melihat Sudirman dari sela-sela pintu rumahnya). Bertemu tidak boleh," kata Rubiyem.
"Tidak menginap di sini," lanjutnya.
Saat itu, Rubiyem hanya menyajikan teh kepada Jenderal Sudirman. Rubiyem mengatakan dirinya juga menyajikan ubi rebus. Namun begitu, dia lupa berapa gelas teh dan piring ubi yang disajikan.
"Bawakan teh. Mboten (bukan makan), telo (ubi rebu)," jelasnya.
Rubiyem mengatakan Sudirman duduk di atas tikar. Sebab lantai di rumahnya masih berupa tanah. Kini rumah Rubiyem berlantaikan keramik berwarna putih.
"Masih tanah. Pakai tikar," ucapnya.
Setelah beristirahat sebentar di rumahnya, Rubiyem mengatakan Sudirman melanjutkan perjalanan.
Sama halnya yang disampaikan warga Padukuhan Kadisobo, Kalurahan Girimulyo, Sunoto (74). Sunoto menuturkan seperti yang dikisahkan ayahnya, Sastro Suwandi, Jenderal Sudirman pernah berhenti sejenak untuk beristirahat di sebuah gubuk di dekat Balai Padukuhan Kadisobo. Saat itu Sunoto masih berusia sekitar 8 tahun.
"Setahu saya, wong saya masih kecil, saya dikasih tahu sama bapak Pak Dirman (Jenderal Sudirman) ditandu sampai sana (depan Balai Padukuhan Kadisobo). Kemudian istirahat di sini (sebuah gubuk di depan Balai Padukuhan Kadisobo)," jelas Sunoto kepada detikJogja saat ditemui di rumahnya, Jumat (28/6).
Saat beristirahat bersama pasukannya, Sunoto mengatakan, ayahnya membawakan minuman. Minuman tersebut disajikan menggunakan sebuah teko yang terbuat dari gerabah, tiga cangkir kecil dari keramik, dan sebuah nampan dari besi kuningan.
"Waktu itu dijamu dengan minuman. Minuman itu dibuat di teko dan cangkir kecil-kecil itu," katanya.
Setelah beristirahat sejenak, Sudirman dan pasukannya melanjutkan perjalanan menuju ke Padukuhan Waru, Kalurahan Girisekar.
"Setelah istirahat sejenak lantas berjalan lagi lewat (depan rumahnya) sini ke sana (Waru)," katanya.
Kondisi jalan awal yang menjadi Rute Panglima Sudirman (RPS), Sunoto mengatakan, masih berlapis bebatuan atau jalan makadam. Pantauan detikJogja di lokasi sebagian jalan tersebut kini sudah dicor blok dan lainnya masih berbentuk tanah dengan bebatuan di atasnya.
"Masih jalan lama, jalan diuruk dengan batu-batu. Kalau dulu ada mobil itu sudah bisa (mengakses jalan tersebut)," jelas Sunoto.
Anggota TACB Gunungkidul, Ari Kristin, mengatakan Jenderal Sudirman tidak sempat mampir ke rumah Sunoto karena terburu-buru melanjutkan perjalanan. Istirahatnya Jenderal Sudirman, kata Ari, biasanya untuk menentukan jalur yang akan ditempuh selanjutnya.
"Biasanya berhenti karena untuk istirahat sambil menunggu jalur di depannya ke mana," kata Ari kepada detikJogja saat ditemui di rumah Sunoto, Jumat (28/6).
Saat ini, teko, cangkir, dan nampan yang digunakan untuk menyuguhkan minuman ke Jenderal Sudirman sudah diambil oleh pihak koramil setempat. Saat itu Sunoto sudah menjadi perangkat kapanewon.
"Waktu tekonya, cangkir, bintang (nampan) itu diminta ke Koramil itu saya sudah bekerja di kecamatan (kapanewon)," ungkapnya.
(apl/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Direktur Mie Gacoan Bali Ditetapkan Tersangka, Begini Penjelasan Polisi