Duduk Perkara Calon Siswa SMPN 6 Jogja Tak Lolos Zonasi Radius Meski Satu RW

Duduk Perkara Calon Siswa SMPN 6 Jogja Tak Lolos Zonasi Radius Meski Satu RW

Tim detikJogja - detikJogja
Jumat, 28 Jun 2024 10:33 WIB
Peta Zonasi Radius SMPN 6 Jogja yang menentukan lolosnya seleksi PPDB 2024/2025. Foto diunggah pada Kamis (27/6/2024).
Peta Zonasi Radius SMPN 6 Jogja pada PPDB 2024/2025. Foto diunggah pada Kamis (27/6/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Orang tua salah satu calon siswa sambat anaknya tidak lolos Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP Negeri (SMPN) 6 Kota Jogja jalur zonasi radius. Orang tua itu menyebut rumahnya dekat dengan sekolahan yang masih satu wilayah RW.

Pihak SMPN 6 Jogja dan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jogja pun angkat bicara. Begini duduk perkara polemik tersebut.

Curhat Orang Tua Calon Siswa

Orang tua calon siswa itu adalah Bekti Pranoto Wulan (47) warga Kalurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Jogja. Ia mengaku anaknya tak diterima PPDB SMPN 6 Jogja zonasi radius karena jarak rumahnya jauh meski satu RW.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tidak masuk jaraknya, padahal RW 04 itu belakang atau selatan sekolah. SMPN 6 Jogja sendiri juga masuk wilayah RW 04, tapi kenapa justru kami dihitungnya jarak lebih jauh dan akhirnya tidak lolos zonasi radius," kata Bekti saat ditemui di rumahnya, Rabu (26/6/2024).

Bekti menyebutkan, berdasarkan acuan lokasi RW, maka jarak radius RW 04 adalah 0,104 kilometer atau 104 meter. Sementara untuk rumah Bekti berjarak 149 meter. Ia pun menyinggung soal calon siswa dari RW 03 yang diterima PPDB zonasi radius, padahal jarak RW 03 tercatat 233 meter dari SMPN 6 Jogja.

ADVERTISEMENT

Sementara dalam sistem zonasi radius, RW 04 tertulis 0,246 kilometer. Angka ini terhitung untuk seluruh warga RW 04 yang mengikuti PPDB SMPN 6 Jogja sehingga beberapa anak RW 04 tak lolos seleksi zonasi radius.

"Tertulis 0,246 untuk seluruh RW 04, padahal kalau dihitung 0,104 km. Kalau yang mendaftar ada tadi sekitar tujuh orang tua. RW 03 yang berada di Jalan Pakuningratan malah masuk semua. Kita bingung yang jauh masuk, kami malah tidak," ujarnya.

Walau begitu, Bekti tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Bekti ingin melanjutkan PPDB melalui jalur afirmasi. Pendaftaran untuk jalur ini dibuka 1 Juli 2024.

"Anak saya tetap ingin masuk ke SMPN 6 Jogja. Besok coba lagi jalur afirmasi KMS, tanggal 1 Juli," ujarnya.

Salah seorang warga RW 04 lainnya, Sigit, juga mengaku heran. Berdasarkan lokasi, RW 03 berada di Jalan Pakuningratan. Jalur keberangkatan siswa ini lebih jauh dibandingkan RW 04.

"Komplain sekolah disuruh ke Dinas, guru juga bingung. SMPN 6 itu di RW 04, tapi warga 04 malah tidak masuk," kata Sigit.

Penjelasan SMPN 6 Jogja

Terpisah, pihak SMPN 6 Jogja mengaku tidak bisa berbuat apa-apa terkait sistem seleksi ini.

"Sekolah hanya memverifikasi data saja, sementara untuk keputusannya sekolah sama sekali tidak bisa campur tangan," ujar Kepala SMPN 6 Jogja, Dwi Isnawati saat dimintai konfirmasi, Rabu (26/6).

Isnawati menjelaskan sistem seleksi PPDB sudah diatur pusat. Pihaknya hanya bisa membantu melaporkan temuan di lapangan maupun keluhan dari orang tua calon siswa.

Dia lalu menjelaskan tentang petunjuk teknis PPDB SMP Kota Jogja. Berdasarkan data itu, urutan RW terdekat diawali RW 008 sejauh 117 meter, RW 03 sejauh 233 meter, RW 09 sejauh 244 meter, dan RW 04 sejauh 246 meter.

Oleh karena itu, RW 04 menjadi yang terjauh jika dibandingkan dengan dua RW lainnya. Dia menduga hal inilah yang menjadi penyebab RW 04 dinilai terjauh dalam zonasi radius.

Berdasarkan petunjuk teknis PPDB SMP Kota Jogja, acuan zonasi radius adalah titik RW. Bukan mengacu pada jarak dari sekolah ke rumah, sehingga untuk penghitungan tidak bisa mengacu pada titik kediaman.

"Untuk acuan jarak zonasi radius itu titik tengah RW ke sekolah," jelasnya.

Di sisi lain, kuota zonasi radius di SMPN 6 Jogja telah terpenuhi. Kuotanya sejumlah 33 siswa untuk PPDB jalur zonasi radius.

Disdikpora Jelaskan Zonasi Radius

Sementara itu, Kabid Pendidik Tenaga Kependidikan Data dan Sistem Informasi Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Jogja, Mannarima menjelaskan jalur zonasi radius berpatokan pada titik tengah RW. Diketahui calon siswa itu beralamat di RW 04, Kalurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis. Meski rumahnya dekat dengan lokasi SMPN 6 Jogja, namun titik tengah terukur jauh, yakni 0,246 kilometer berdasarkan peta zonasi.

"SMPN 6 itu kalau dari sisi regulasi tidak ada masalah sudah sesuai. Hanya memang apa, posisi orang tua yang berada di belakang sekolah SMPN 6 itu malah jarak titik tengah RW-nya tuh jauh di tengah," kata Mannarima saat ditemui di kantornya, Kamis (27/6).

Kondisi inilah yang membuat sejumlah anak di RW 04 terlempar dari seleksi PPDB SMPN 6 Jogja jalur zonasi radius. Meskipun secara fakta letak rumah berada di belakang tembok SMPN 6 Jogja namun berdasarkan aturan penentuan zonasi radius bukan letak rumah calon siswa.

"Sehingga kelihatannya rumahnya bersebelahan dengan sekolah tapi titik RW-nya itu sebenarnya masih jauh. Terhitung 0,246, masih lebih jauh daripada yang lain sehingga anak-anak yang beli RW 04 itu semuanya tidak diterima," jelasnya.

Jadi Bahan Evaluasi

Walau begitu, kondisi ini akan menjadi bahan evaluasi bagi Disdikpora Jogja. Terutama untuk peletakan titik tengah RW 04 yang ternyata jauh dari SMPN 6 Jogja.

Mannarima menuturkan permasalahan ini baru muncul tahun ini. Padahal skema zonasi radius serupa sudah berjalan pada penyelenggaraan PPDB sebelum-sebelumnya. Pihaknya juga akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk data penduduk di wilayah RW 04.

"Nah ini kemudian ke depan akan kita evaluasi. Titik tengah RW-nya itu jauh di utaranya SMKN 2 dan SMKN 3 malahan. Sementara SMPN 6 ini berada di pinggir RW 04 sisi selatan. Memang rumah calon siswa dekat tapi jarak dari titik tengah RW ke sekolah jauh," ujarnya.

Di sisi lain, Mannarima mendorong agar para calon siswa di RW 04 mengikuti seleksi PPDB jalur lainnya. Sarannya adalah melalui jalur afirmasi KMS dan jalur zonasi daerah. Dia berharap para calon siswa ini dapat diterima pada jalur seleksi berikutnya.

"Ada delapan anak tadi, mudah-mudahan dapat diterima di dua pilihan itu sehingga apa namanya kekurangan kita ini tidak kemudian menjadikan beban bagi semuanya," imbuhnya.




(rih/dil)

Hide Ads