Video tumpukan sampah di depo Mandala Krida, Kota Jogja, kembali beredar di media sosial. Pedagang di dekat depo sampah itu menyebut tumpukan sampah yang terlihat dalam video tersebut terjadi pada Jumat kemarin.
"Benar, itu kemarin membeludak sampai ke tengah jalan. Kemarin diangkut sampai 11 truk, tapi tidak pakai backhoe, cuma manual. Kalau pakai backhoe, wah baunya bisa luar biasa," kata Painem (64), pedagang nasi kuning di sisi timur depo sampah Mandala Krida, Sabtu (22/6/2024).
Menurut Painem, imbas tumpukan sampah itu dirasakan langsung oleh para pedagang makanan di sisi barat Stadion Mandala Krida. Dia bilang bau busuk sampah itu membuat sebagian pelanggannya ogah jajan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Mulai terasa setengah tahun ini, omzetnya drop dari 7 kilogram beras per hari, sekarang kadang 2 kilogram saja tidak habis. Sampai saya tombok uang Rp 2 juta untuk seminggu," ujar dia.
Pedagang lontong sayur di dekat lapak Painem, Lahuri (33) menyebut penumpukan sampah di depo Mandala Krida mulai terjadi sejak Idul Fitri 2024.
"Mulai parah habis lebaran, dulu separah-parahnya masih diambil sampahnya. Paling parah beberapa hari ini sampai membludak separuh jalan. Bau terus lalatnya kalau pagi, waduh banyak banget," kata dia.
DLH Sebut Sampah Membeludak hingga 1.500 Ton
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja, Ahmad Haryoko juga mengonfirmasi adanya tumpukan sampah di depo sampah Mandala Krida seperti dalam video yang beredar di media sosial.
"Kita menggerus dan memindah ke lokasi-lokasi depo yang masih longgar. Kemarin sore sudah kami lakukan pembersihan," kata Ahmad saat dihubungi wartawan, Sabtu (22/6/2024).
Ahmad mengatakan, depo Mandala Krida bisa menampung hingga 1.000 ton sampah. Dia menduga saat ini ada sekitar 1.500 ton sampah yang menumpuk di sana, sehingga meluber ke sebagian badan jalan.
"Kapasitas 1.000 ton, tapi terisi 1.500 ton sampah. Kalau pengosongan masih belum dibahas itu, jadi belum bisa jelaskan detailnya," ujarnya.
Soal membeludaknya depo Mandala Krida, Haryoko menuturkan ada beberapa penyebab. Pertama, ada peningkatan produksi sampah di Masyarakat, terutama setelah melewati sejumlah hari libur panjang.
Penyebab lain adalah belum optimalnya TPST 3R milik Pemkot Jogja. Saat ini baru TPST 3R Nitikan yang sudah beroperasi secara optimal. Adapun TPSR 3R di Kranon dan Karangmiri masih dalam proses pembangunan.
"Betul masih berproses pembangunan TPST 3R. Kalau sekarang masih angka 100 ton yang bisa diolah, dari 3 lokasi tersebut di Kranon, Karangmiri, dan Nitikan," pungkasnya.
(dil/dil)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu