11 Kapanewon di DIY Alami Hari Tanpa Hujan Hampir Sebulan, Mana Saja?

11 Kapanewon di DIY Alami Hari Tanpa Hujan Hampir Sebulan, Mana Saja?

Dwi Agus - detikJogja
Jumat, 31 Mei 2024 20:41 WIB
Cuaca di kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Kota Jogja, Jumat sore (31/5/2024).
Cuaca di kawasan simpang empat Tugu Pal Putih Kota Jogja, Jumat sore (31/5/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul, Gunungkidul dan Kulon Progo mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori sangat panjang. Detailnya tak terjadi hujan dalam rentang waktu 21 hingga 30 hari. Penyebabnya adalah karena Daerah Istimewa Yogyakarta telah memasuki musim kemarau.

Detail HTH di Kabupaten Bantul meliputi Kapanewon Pundong, Bambanglipuro, Kretek, Kasihan, Jetis dan Kapanewon Imogiri. Sementara HTH di Kabupaten Gunungkidul meliputi Kapanewon Girisubo dan Rongkop. Adapun di Kabupaten Kulon Progo meliputi Kapanewon Pengasih, Galur, dan Sentolo.

"HTH kategori sangat panjang ada di wilayah Bantul, Gunungkidul, dan Kulon Progo karena saat ini wilayah DIY sudah memasuki musim kemarau. HTH ini adalah kondisi iklim di suatu wilayah, apabila belum terjadi hujan berturut-turut dalam harian," jelas Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogja, Reni Kraningtyas saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (31/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi ini tentu berdampak signifikan terhadap wilayah terdampak. Terutama dengan kategori HTH kategori sangat panjang. Paling utama adalah berkurangnya ketersediaan air dalam jangka waktu lama.

Atas kondisi ini, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan stakoholder terkait. Kaitannya adalah ketersediaan air bersih untuk kebutuhan hidup harian. Ada pula pola tanam yang diterapkan petani pasca minimnya stok air.

ADVERTISEMENT

"Dengan demikian potensi terjadinya kekeringan dan kekurangan air bersih di wilayah tersebut bisa terjadi," katanya.

Staklim BMKG Jogja juga memantau adanya HTH sangat pendek. Berupa kategori tanpa hujan antara 1 hingga 5 hari. Kondisi ini terjadi hanya di Kapanewon Pleret di Kabupaten Bantul. Merupakan data pemantauan dasarian III dari 21 hingga 31 Mei 2024.

Adapun HTH kategori pendek 6 hingga 10 hara terjadi di seluruh Kabupaten Kota. Untuk Kabupaten Bantul meliputi 8 Kapanewon, Kota Jogja meliputi 3 Kemantren, Kabupaten Gunungkidul terjadi di 12 Kapanewon. Sementara Kabupaten Kulon Progo di 8 Kapanewon dan merata di seluruh Kabupaten Sleman.

"Adapun HH kategori menengah dengan rentang waktu 11 hingga 20 hari terjadi di Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul," ujarnya.

Di satu sisi Reni mengingatkan potensi terjadinya hujan. Ini karena adanya pertumbuhan awanawan hujan karena adanya Madden Julian oscillation (MJO). Berimbas masih adanya HTH kategori sangat pendek di sejumah wilayah.

Penyebab lainnya adalah tanda-tanda kemunculan La Nina. Sehingga diprakirakan kondisi iklim lebih basah daripada normalnya musim kemarau. Kemunculan hujan ini dengan intensitas hujan rendah hingga lebat. Selain itu berpotensi disertai angin kencang.

"Puncak kemarau untuk wilayah DIY diprediksikan pada bulan Juli 2024. Namun perlu diketahui untuk masyarakat umum, bahwa saat ini ada indikasi tanda terjadinya La Nina. Sehingga ada potensi terjadi hujan pula pada saat musim kemarau," katanya.




(apu/aku)

Hide Ads