Sebut Ricuh Pelajar di Jogja Bukan Tawuran, Polisi: Hanya Aksi Provokasi

Sebut Ricuh Pelajar di Jogja Bukan Tawuran, Polisi: Hanya Aksi Provokasi

Dwi Agus - detikJogja
Senin, 13 Mei 2024 18:33 WIB
Kapolresta Jogja Kombes Pol Aditya Surya Dharma saat ditemui di Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024).
Kapolresta Jogja Kombes Pol Aditya Surya Dharma saat ditemui di Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024). Foto: Dwi Agus/detikJogja
Jogja -

Polisi memberikan penjelasan mengenai kericuhan yang terjadi di sejumlah kawasan di Kota Jogja siang tadi. Mereka menyebut bahwa ricuh yang terjadi belum bisa dikategorikan sebagai tawuran.

Kapolresta Jogja, Kombes Aditya Surya Dharma berujar aksi tersebut hanya provokasi sepihak. Selain itu, pihak pelajar sekolah lain juga tidak melakukan aksi balasan.

Aditya menjelaskan bahwa kelompok konvoi kelulusan mengakui adanya provokasi. Berupa menggoyangkan pagar sekolah hingga melempari dengan petasan. Tujuannya agar pelajar sekolah tersebut terpancing untuk melakukan hal serupa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau mau disebut tawuran monggo, kalau kami sih belum menyebut tawuran hanya aksi provokasi. Belum sempat terjadi tawuran sudah bisa kita netralisir, kita pengamanan dan kita bubarkan dan beberapa tadi kita amankan," jelasnya saat ditemui di Mapolresta Jogja, Senin (13/5/2024).

Dari pemeriksaan awal terungkap aksi kericuhan telah disiapkan. Berupa janjian melalui aplikasi WhatsApp. Setelahnya disebarkan sebagai pesan berantai ke pelajar sekolah pelaku aksi kericuhan.

ADVERTISEMENT

Aditya menuturkan pesan berantai tersebut berisikan ajakan konvoi kelulusan. Tepatnya siswa kelas XII salah satu sekolah setingkat SMA di Kota Jogja. Pesan berantai ini juga tersedia hingga grup WhatsApp siswa kelas XI.

"Sementara pengakuan tadi ajakan konvoi, tapi masih kita coba lihat di handphone-nya apakah ada ajakan ricuh juga," katanya.

Atas kejadian ini pihaknya akan meningkatkan intensitas patroli siber. Guna mengantisipasi kericuhan serupa di kemudian harinya. Terutama ajakan bertindak ricuh dari kelompok pelajar tertentu.

"Kita mengimbau ke sekolah-sekolah untuk lebih menjaga siswanya, dan kita juga adakan patroli siber maupun secara terbuka untuk mengantisipasi aksi tandingan dari sekolah-sekolah lain," ujarnya.

Pihaknya juga telah memanggil para orang tua pelajar dan pihak sekolah. Guna mendapatkan penjelasan atas aksi kericuhan. Termasuk tindakan pendampingan dari polisi pasca kejadian tersebut.

"Ya tentu saja, kita komunikasi dengan sekolah, orang tua maupun kepala lingkungan setempat," katanya.




(apu/ahr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads