Awal Mei 2024, penduduk bumi akan disuguhi puncak fenomena hujan meteor yang memukau, yaitu Eta Aquarid. Hujan meteor kali ini menjadi salah satu yang terbaik sepanjang tahun 2024 karena intensitas meteornya yang cukup tinggi hingga kondisi langit yang mendukung.
Dikutip dari laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hujan meteor terjadi ketika meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Meteor-meteor ini berasal dari sisa komet atau asteroid yang mengorbit matahari.
Sepanjang tahun 2024, diprediksi terjadi 11 kali hujan meteor, salah satunya Hujan Meteor Eta Aquarid yang menjadi hujan meteor ketiga tahun ini. Lantas, bagaimana penjelasan dan kapan terjadinya hujan meteor ini? Berikut informasi lengkapnya.
Penjelasan Hujan Meteor Eta Aquarid
Mengutip situs nasa.gov, Hujan Meteor Eta Aquarid disebabkan oleh sisa komet fenomenal 1P/Halley yang debu atau pecahannya terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Komet ini memakan waktu 76 tahun untuk sekali mengorbit matahari dan terakhir kali terlihat oleh pengamat pada tahun 1986.
Hujan Meteor Eta Aquarid dikenal karena kecepatan meteornya yang tinggi, yaitu sekitar 148.000 mph atau setara 66 km per detik. Lesatan meteor tersebut seringkali meninggalkan bekas jalur di langit yang bisa bertahan selama beberapa detik hingga menit.
Waktu Terjadi Hujan Meteor Eta Aquarid
BRIN dalam rilisnya menyebut puncak Hujan Meteor Eta Aquarid terjadi pada 6 Mei 2024 dengan malam terbaik melakukan pengamatannya pada 5-6 Mei 2024. Saat puncaknya, Hujan Meteor Eta Aquarid dapat mencapai intensitas 50 lesatan meteor per jam.
Meteor akan melesat dari konstelasi atau rasi bintang aquarius dengan arah menyebar. Rasi ini akan terbit pada pukul 1 dini hari tepat di arah timur, sehingga waktu terbaik untuk mengamatinya bisa dilakukan mulai tengah malam sampai menjelang matahari terbit.
Cara Mengamati Hujan Meteor Eta Aquarid
Tidak ada perlengkapan khusus yang perlu disiapkan untuk mengamati hujan meteor. Pengamat hanya perlu mencari tempat yang terbuka dan bersih tanpa awan agar bisa menikmati lesatan-lesatan meteor dengan baik. Pengamatan bisa dilakukan di atas gedung atau di halaman yang terbuka tanpa halangan pepohonan.
Selain cuaca, tantangan terbesar dalam mengamati hujan meteor adalah polusi cahaya. Beruntungnya, bulan saat puncak Hujan Meteor Eta Aquarids berada pada fase sabit tua dan baru terbit pada pagi hari, sehingga cahayanya tidak akan mengganggu pengamatan. Agar lebih maksimal, pengamat disarankan mencari tempat yang jauh dari perkotaan untuk menghindari cahaya lampu yang bisa mengganggu ketampakan meteor.
Jika kondisi langit sudah mendukung, pengamat hanya perlu menengadahkan kepala ke langit menunggu lesatan meteor. Lesatannya dapat terlihat di sisi mana pun dalam kubah langit dengan ekor mengarah ke rasi Aquarius di langit timur.
Artikel ini ditulis oleh Ridwan Luhur Pambudi, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(aku/rih)
Komentar Terbanyak
Komcad SPPI Itu Apa? Ini Penjelasan Tugas, Pangkat, dan Gajinya
Ternyata Ini Sumber Suara Tak Senonoh yang Viral Keluar dari Speaker di GBK
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa