Arif Dwi Pangestu merupakan atlet Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang akan mewakili Indonesia di ajang Olimpiade Paris 2024. Jelang berlaga di Paris, Arif membidik hasil maksimal di Kejuaraan Dunia Panahan 2024.
Diketahui, Arif berhasil memastikan tiket ke Olimpiade Paris 2024 usai keluar sebagai semifinalis di nomor recurve putra kategori individu pada Kejuaraan Dunia Panahan 2023 di Jerman.
Namun, pemanah kelahiran Bantul itu kembali berambisi untuk tampil maksimal di Kejuaraan Dunia Panahan 2024 untuk membidik tiket Olimpiade Paris di nomor beregu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejuaraan Dunia Panahan 2024 sendiri dibagi menjadi tiga stage yakni di Shanghai China dilanjutkan di Yocheon Korea Selatan, dan diakhiri di Antalya Turki, yang bakal menjadi final kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
"Sebelum ke Olimpiade kita Juni ikut kejuaraan dunia dulu. Jadi kita April kemarin ke Shanghai dulu di Kejuaraan Dunia Stage Pertama terus Mei ke Korea, terus Juni ke Turki. Saya turun di kejuaraan itu," ujar Arif saat dihubungi wartawan, Rabu (2/5/2024).
Arif yang baru berusia 20 tahun itu berharap bisa kembali mengharumkan nama Indonesia. Ia membidik tiket Olimpiade Paris 2024 di nomor beregu di Kejuaraan Dunia Panahan kali ini.
"Di Turki kita perebutan tiket ke Olimpiade, kalau saya untuk beregu. Jadi di Turki nanti untuk siapapun dari negara mana pun yang belum dapat tiket beregu boleh ikut. Kebetulan masih banyak negara yang belum dapet di beregu," sambungnya.
Hasil positif di Kejuaraan Dunia 2023 lalu yang membawanya lolos Olimpiade Paris 2024 di kategori individu, membuat Arif lebih percaya diri menatap Kejuaraan Dunia 2023.
Arif pun mengaku sudah adaptasi dengan baik di beberapa venue Kejuaraan Dunia 2024. Ia berharap bisa tampil maksimal dan bisa kembali mengamankan tiket ke Olimpiade Paris 2024 di nomor beregu.
"Kejuaraan Dunia tiap tahun ada, stage satu dan stage dua. Saya punya pengalaman sebelum ini jadi kalau sekarang lebih pede saya. Karena ya tempatnya sama seperti sebelum-sebelumnya," ungkapnya.
"Untuk adaptasi cuaca kami antisipasi dengan seminggu sudah di sana. Karena di panahan itu cuaca dan perbedaan suhu sangat berpengaruh. Kami tidak ada persiapan khusus, tapi kami yakin bisa meraih hasil maksimal," pungkas Arif.
(apl/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan